hey guys uda 2017 aja ni, udah lama ternyata ngak ngepost di blog. oke langsung aja ya ke pokok pembahasan, bagi kalian yang sering nonton film di bioskop kalian pasti punya tempat duduk favorit untuk menikmati film, bukan untuk mojok lho ya wes ra jaman mojok ne bioskop bro. untuk menikmati sebuah film di bioskop selain jalan cerita dari film tersebut, tempat duduk juga menjadikan salah satu faktor untuk menikmati film dengan khimad. tentu tak terbayang bukan jika kita nonton film komedi favorit, namun karna saking penuhnya kursi dan kita kebagian duduk di kursi paling pojok di depan sendiri pula, saya jamin keluar dari bioskop leher dan kepala anda akan tengeng setengah modyar.
Dengan posisi yang demikian tentu saja akan mengurangi ke khusyukan anda dalam menikmati film favorit anda, seperti pengalaman yang pernah saya rasakan ketika booming film AADC 2 kemarin, karna waktu itu juga dadakan alhasil asal antri aja, dan dapet kursinya juga di depan, baris kedua dari depan kalau ngak salah waktu itu, alhasil kepala ndangak terus sepanjang film di putar. tak ingin kejadian itu terjadi lagi maka sejak saat itu saya putuskan untuk top up kartu member di salah satu bioskop di kota Jogja ini, secara sekarang di Jogja banyak tumbuh mall baru bak jamur lethong di musim hujan jadi ngak usah bingung untuk milih dimana kamu mau nonton, dengan harga yang bervariatif pula, ngak kayak dulu bioskop cuma di pegang oleh kelompok selikuran.
duh malah merembet kemana-mana ini, ayo kembali ke topik utama yaitu tempat duduk favorit. oke saya jelaskan dalam menikmati sebuah film selain posisi mata yang pas, posisi telinga juga harus pas untuk mendapatkan suara stereo yang pas di telingga. dan untuk mendapatkan sensasi seperti itu saya sarankan anda untuk memilih kursi di baris C-F di rentang baris tersebut anda akan mendapatkan kenyamanan dan kekhusyukan dalam menikmati sebuah film baik dari sisi visual ataupun audio, seperti yang pernah saya rasakan saking khusyuknya saya sampai tertidur saat nonton film dan akhirnya keliwatan jalan ceritanya.
Sunday, 26 February 2017
Wednesday, 20 July 2016
Melihat Panorama Rawa Pening dari Eling Bening
Salah satu tempat wisata yang lagi
ngehitz di daerah Ambarawa yaitu Kawasan Wisata Eling Bening, terletak didaerah
pegunungan sehingga memiliki hawa udara yang cukup sejuk dan view pemandangan
yang bagus antara rawa pening dan gunung Telomoyo. Tempat ini dapat ditempuh
dalam waktu kurang lebih 2 Jam dari Jogja akses jalan untuk menuju ke tempat
ini juga cukup mudah, sudah banyak papan petunjuk arah untuk sampai ke tempat
ini. Biaya restribusi untuk masuk ke Kawasan ini Rp. 15.000 biaya yang cukup
murah andai saja kita bisa sekalian berenang disana, tapi kemarin kolam renang
yang bagian bawah masih dalam proses pembangunan.
view rawa pening dari salah satu sudut di Eling Bening |
Kawasan wisata Eling Bening ini selain
menyajikan pemandangan yang memanjakan mata juga menyediakan berbagai fasilitas
lainnya, seperti camping ground, out bond, gathering dll. Sepertinya konsepnya
hampir sama dengan kawasan Umbul Sido Mukti yang view nya juga hampir sama,
Cuma lebih tinggi lagi tempatnya kalau di umbul sido mukti. Jika kalian sedang
melewati Ambarawa entah perjalanan dari Jogja menuju semarang atau sebaliknya
bisa meluangkan waktu untuk berkunjung ke tempat ini. Karena banyak tempat
wisata menarik di Ambarawa yang layak kalian jadikan destinasi wisata.
Sunday, 19 June 2016
Puncak Gantolle Waduk Gajah Mungkur
Butuh waktu kurang lebih dua jam
perjalanan yang saya lakukan untuk mencapai tempat ini dari kota Jogja, bukit
gantole atau paralayang yang terletak di dekat Waduk Gajah Mungkur Wonogiri
Jawa Tengah. Sebenarnya kalau Cuma mau liat landasan gantole tidak perlu
jauh-jauh sampai Gajah Mungkur Wonogiri, di daerah Parangtritis juga ada. Berhubung
saya sudah pernah mengunjungi yang di Parangtritis maka saya mencoba mengunjungi
yang di Wonogiri, owh iya di Puncak gunung Telomoyo Magelang juga ada landasan
buat lepas landas Gantolle. Oke kembali kita bahas gantole yang saya kunjungi
kemarin yang ada di Wonogiri, kemarin saya berangkat dari Jogja sekitar pukul 2
siang sengaja berangkat siang hari biar pas dilokasi dapet momen menjelang
sunset dan cahaya matahari sudah cukup redup dan bagus buat foto-foto. Perjalanan
berangkat saya via jalan Jogja-Wonosari dan belok kiri di pertigaan sambipitu
mengikuti jalan arah ke Ngawen jalan relatif sepi dan cukup mulus hingga sampai
daerah Semin saya sempat kesasar, mengandalkan GPS di Hp ternyata susah sinyal
akhirnya pake GPS manual, Gunakan Penduduk Setempat akhirnya dapat pencerahan
dan kembali saya temukan jalan yang benar untuk menuju Waduk Gajah Mungkur.
Setelah kurang lebih dua jam perjalanan
dengan jarak tempuh sekitar 100 kilometeran dan membuat bokong dan pundak cukup
pegel akhirnya terlihat juga air waduk gajah mungkur, untuk mencapai puncak
landasan gantole tersebut kita tinggal mengikuti jalan di pinggir waduk
tersebut, dan melewati gerbang kawasan wisata waduk gajah mungkur hingga nanti
disebelah kiri jalan ada Gapura yang bertuliskan Menara Filter Gantolle, kita
tinggal masuk aja kejalan tersebut, sebelum kesana pastikan kondisi kendaraan
anda dalam kondisi prima jika tidak mau menanggung malu lantaran ngak kuat
nanjak dan pasangan anda dengan terpaksa harus turun dari kendaraan dan jalan
kaki atau bahkan mendorong kendaraan anda. Karena tanjakannya cukup curam saya
kira lebih dari 70 derajat tingkat kemiringannya, berbeda ketika kita menaiki
puncak gunung Telomoyo, kalau disana kan jalannya dibuat melingkari gunung jadi
tanjakannya tidak cukup curam, kalau disini jalannya bener-bener curam, kemarin
aja sebenarnya kondisi motor saya sudah tidak terlalu fit, karena dijalan
beberapa kali rantai motor saya sempet lompat-lompat untung aja ngak sampai
lepas.
Setelah melewati tanjakan yang cukup
biadab akhirnya sampai juga di area parkir, ternyata sampai sana sudah cukup
banyak motor ya walaupun saya kesana pas weekday mungkin kalau weekend bisa
lebih rame lagi. Setelah memarkir kendaraan saya berjalan menyusuri tangga
untuk mencapai landasan yang ternyata aset milik TNI AU ini, dari atas landasan
kita disuguhkan landscape yang cukup ciamik namun sayang agak sedikit mendung
namun bentang waduk gajah mungkur masih dapat terlihat jelas, saya kira kalau
pas cerah gunung lawu pun akan terlihat dari sini. Sebenarnya didaerah waduk
gajah mungkur ini ada dua tempat landasan Gantolle, dan tempatnya lebih keren
yang satunya, namun karena sudah sore kami ngak sempet mengunjungi tempat yang
satunya. Setelah puas menikmati pemandangan dari atas landasan dan foto sana
sini dengan berbagai sudut pandang sayapun kembali turun, karena memang aturan
kunjungan di landasan gantolle ini hanya sampai pukul enam petang dan benar
saja sampai parkiran saya sudah terdengar adzan maghrib, dan tukang parkir udah
triak-triak memberi isyarat agar para pengunjung untuk segera turun. Mengunjungi
landasan Gantolle ini kita tidak dimintai restribusi biaya masuk, Cuma parkir
motor doang dua ribu rupiah sangat murah bukan?
view dari atas landasan Gantolle |
Setelah meninggalkan tempat parkir saya
baru sadar kalau jalan yang saya lalui itu gelap gulita dan kebetulan ndak ada
barengan waktu turun horotoyoh nek yo horror to, apalagi pas turunan tajam
tersebut ternyata ada kuburan juga, partner saya Novi udah ketakutan pengen
buruan sampai bawah, saya sebenernya juga takut, tapi saya mencoba tenang dan
tidak panik, saya lihat dari belakang juga ngak ada motor sama sekali, dan
akhirnya ketemu juga pemukiman warga dan membat hati cukup lega. Perjalanan pulang
saya tidak lewat Gunung Kidul, dan mencoba lewat Klaten dan kembali saya
dihadapkan dengan jalanan yang belum saya kenali bahkan hampir saja saya
menabrak tugu ditengah jalan, karena memang penerangan jalan yang cukup
terbatas, hingga akhirnya didaerah Klaten saya ketemu jalan yang dulu waktu
pulang dari Gedangsari Village melewati jalan tersebut. Akhirnya kita kembali
sampai Jogja dengan selamat kesimpulannya lewat Klaten sepertinya lebih dekat
dan lebih cepat, main disore hari memang lebih menyenangkan, namun perlu
diinggat jika kita mainnya kedaerah yang belum kita kenali medannya dan juga
jaraknya yang cukup jauh harus lebih berhati-hati lagi so tempat ini bisa kamu
jadikan untuk menghabiskan waktu sambil menunggu buka puasa atau agenda liburan
setelah libur lebaran nanti. salam aspal gronjal lur hehehe
Monday, 6 June 2016
Masjid Gede Mataram Kota Gede
Masjid Gede Mataram Kota Gede |
Marhaban Yaa Ramadhan tak terasa kita
telah kembali dengan bulan suci, bulan yang penuh rahmat, berkah dan ampunan
ini. Tahun ini puasa Ramadhan 1437H jatuh pada tanggal 6 Juni 2016. Kemarin ahad
5 Juni 2016 saya berkesempatan gowes ke daerah kota gede bersama partner gowes
sekaligus guiede si Atun karna rumah nya kota gede. Seperti yang kita ketahui
bersama bahwa Kota gede merupakan bekas ibu kota Kerajaan Mataram Islam dan
tentu saja saat itu turut andil dalam menyebarkan Agama Islam di tanah Jawa dan
hingga kini menjadi Agama Mayoritas. Beberapa bangunan peninggalan kerajaan
Mataram Islam ini masih bisa kita lihat sampai sekarang seperti Masjid Gede
Mataram, Makam Raja-raja, Komplek Watu Gilang dan Pasar Gede. Menyusuri gang-gang
kecil di kampung Kota gede, membawa kita seperti menjelajah kembali ke masa
kejayaan Kerajaan Mataram Islam bangunan jaman dulu masih banyak dan kokoh
berdiri sampai saat ini, salah satunya yaitu Masjid Gede Mataram yang saya
kunjungi kemarin, Masjid in didirikan pada masa pemerintahan Raja Panembahan
Senopati pada tahun 1589 M, dan pernah terbakar pada tahun 1919 M, dan selesai
diperbaiki pada tahun 1923 M.
Bangunan Masjid Gede Mataram Kota gede
ini mengunakan atap berbentuk Tajug bertumpang tiga pada bangunan utama, dan
limasan pada bangunan serambi masjid. Disebelah selatan masjid terdapat Makam
Raja-raja Mataram, namyn sayang kemarin saya tidak sempat mengunjungi tempat
tersebut. Sebenernya sudah sejak bulan puasa tahun kemarin saya pengen
merasakan solat taraweh di Masjid Gede Mataram Kota gede ini namun belum
kesampaian, smoga tahun ini bisa menyempatkan untuk merasakan sholat disana. Setelah
selesai melihat masjid dari luar saya kembali lanjutkan gowes saya, tujuan
selanjutnya yaitu petilasan watu Gilang, watu gilang tersebut konon sebagai
tempat singgasana Raja Mataram Panembahan Senopati. Situs watu gilang ini
terletak disebelah selatan komplek Masjid dan Makam, batu tersebut terletak
didalam sebuah cungkup yang berukuran kurang lebih 3x4 meter, jadi tidak bisa
dilihat dari luar, kalau pengen melihat masuk kita harus mengundang juru kuncinya.
Cungkup watu gilang ini terletak ditengah jalan, dan dikelilingi oleh 4 pohon
beringin yang cukup besar yang melambangkan usia yang cukup tua.
Setelah dari watu gilang saya
melanjutkan gowes saya kembali, kali ini kembali ke utara menuju Pasar Gede
atau Pasar Legi karena hari pasarannya Legi dalam hari Jawa, kebetulan hari
ahad kemarin pas Ahad Legi, jadi pas pasaran, pasar terlihat lebih ramai dari
hari biasanya, banyak pendagang yang mengelar dagangannya dipinggir jalan di
seputaran pasar gede ini, bahkan kemarin film AADC 2 juga sempet mengambil salah
satu adegan dalam shotting di pasar kota gede ini. Namun sayang kemarin saya
ngak sempet jajan di pasar kota gede ini, sebenarnya ada beberapa makanan khas dari
jaman kerajaan Mataram Islam dulu yang hanya di jual di pasar ini salah satu
nya kipo. Setelah melewati kemacetan pasar legi kota gede gowes saya
selanjutnya mengitari jalanan kota Jogja, dan meninggalkan daerah Kota gede. Demikian
sedikit cerita saya tentang Kota gede, selamat menjalakan ibadah puasa di bulan
Ramadhan salam nunggu bedhug maghrib...dug..dug..dug...
Thursday, 2 June 2016
Green Canyon (Cukang Taneuh)
pintu masuk objek wisata Cukang Taneuh |
Ya
setau saya memang waktu yang tepat untuk berkunjung ke Cukang Taneuh ini pas musim
kemarau, namun tau sendiri to sekarang ini musim begitu labil dan ngak tentu,
susah diprediksi, walaupun musim kemaraupun hujan masih sering nonggol secara
tiba-tiba tanpa kulon nuwun. Oke lanjut lagi ke pengalaman saya mengunjungi
Green Canyon. Masuk keareah Green Canyon kita harus menyewa perahu untuk
menyusuri sungai, harga tiket sewa satu perahu Rp. 150.000 untuk lima orang
penumpang, terus tambah lagi Rp. 100.000 untuk tarif extra time maksimal 30 menit.
Setelah membeli tiket masuk kita menunggu antrian dapat perahu no berapa gitu,
beruntung kemarin datang masih pagi, dan pengunjung belum begitu ramai jadi
tanpa antri lama kita bisa langsung naik ke perahu, karena kata si Aa’ kalau
pas musim liburan loket penjualan tiket jam 9 pagi sudah tutup karena saking
banyaknya pengunjung dan antrian bisa sampai sore.
Dengan
Bismillah saya menaiki perahu kecil lebih kecil dari perahu yang biasa dipakai
buat melaut, mesinya juga Cuma kecil jadi laju kapalpun tidak bisa terlalu
kencang karena posisinya juga melawan arus sungai, dari dermaga tempat saya
naik perahu tadi kurang lebih berjarak 3 kilometer untuk sampai ke batu payung
tempat para wisatawan bermain air. Sepanjang perjalanan kanan kiri sungai
berupa hutan mirip kayak di sungai amazon halah kayak udah pernah ke Amazon
aja, palingan juga ke Sungai Progo hahaha. Lama kelamaan pemandangan hutan di
kanan kiri sungai itu berbah menjadi tebing batu yang menjulang tinggi dan
sepertinya dari sinilah petualangan itu dimulai! Di depan ada aliran sungai
yang menyempi dan disisi sebelah kiri ada gundukan tanah yang disitu terdapat
seorang petugas yang bertugas mengatur lalu lintas perahu yang naik dan yang
turun agar bergantian sehingga tidak terjadi tabrakan, untung aja petugas
tersebut ngak sambil minta receh seperti yang marak terjadi saat ini di
sela-sela trotoar jalanan.
Terus
masuk keatas kita seolah masuk kedalam goa, hingga akhirnya perahu harus
berhenti karena memang sudah tidak bisa naik lagi karena terhalang batu, disini
kita ditawari sama Aa’ nahkoda perahu mini, kalau pengen bermain aer sampai ke
batu payung kita nambah Rp. 100.000, pikir saya ya ngak masalah udah jauh-jauh
sampai sini masak ya ngak sekalian main air dan melihat batu payung secara
langsung kan yo rugi bandar hahaha. Akhirnya dari kami berlima yang menaiki
perahu mini tersebut hanya kita bertiga yang ikut nyebur, dua teman saya yang
lain memilih menunggu di perahu.
Aliran
air Cukang Taneuh ini cukup deras, namun tidak usah kawatir, karena kita sudah
memakai pelampung, dan juga ada Aa’ yang selalu siaga mengawal kita selain itu
juga sudah ada tali yang dipake buat peganggan menuju lokasi batu payung. Namun
walaupun demikian butuh perjuangan lebih untuk bisa sampai ke batu payung,
apalagi yang ngak bisa berenang dan juga phobia air hahaha saya sendiri juga
sempet panik karena waterproof actioncam saya rembes, selain itu saya juga
takur kalau ada bagian dari tubuh saya yang kram karena sebelumnya tidak
melakukan pemanasan sama sekali sebelum berenang menyusuri aliran sungai yang
arusnya cukup deras, dan saya juga sempat terbawa arus, namun dengan segala
upaya yang saya lakukan saya berhasil menepi dan naik ke atas batu seperti
teman-teman yang lain.
Melihat
beberapa teman saya pada loncat dari atas batu payung, saya pun juga tertarik
untuk ikut merasakan sensasinya loncat dari atas batu payung tersebut, untuk
naik keatas batu payung dari tempat saya berdiri saya harus melompat keseberang
sungai terlebih dahulu, segeralah saya melopat dan mengikuti arus terus menepi,
namun tak disangka dari belakang teman saya ada yang menyusul saya, dan sialnya
dia ngak bisa berenang dan panik memegangi saya dan kami terbawa arus, sampai
di susul sama si Aa’ pengawal, teman saya disuruh melepas peganggan dari tubuh
saya, untungnya saya tidak ikut panik karena saya tau kalau teman saya ini
pasti lagi panik, akhirnya dia melepaskan peganggan dari tubuh saya, namun sial
bagi saya, batu payung jauh didepan sana, dan saya harus melawan arus deras
lagi. Namun karena saya tidak mau capek-capek melawan arus akhirnya saya
merambat didinding batu untuk sampe ke batu payung namun ya cukup ngeri boss...
Dengan segala perjuangan saya tadi akhirnya
saya berhasil juga berdiri diatas batu payung, namun untuk langsung loncat
nyali saya cukup ciut, akhirnya saya minta teman saya yang lain untuk nyusul
keatas batu payung lagi, setelah mereka sampai atas trus saya beranikan diri
untuk loncatttt sebenarnya sensasi seperti ini serin saya rasakan waktu masa
kecil saya dulu waktu sering mandi di kali, byurrrr....beberapa detik kemudia badan
ini kembali kepermukaan dan derasnya air membawa saya kehulu, sebenarnya masih
pengen loncat lagi, namun si Aa’ sudah ngode untuk ngajak kembali ke perahu,
padal saya liat jam tangan saya belum ada 30 menit, dan teman-teman saya yang
datang duluan juga masih pada assik disana, sial nih si Aa’ dalam hati saya
bergumam.
Akhirnya
saya kembali naik perahu untuk kembali ke dermaga dimana tadi saya naik perahu
tersebut, badan terasa capek terutama tangan saya pegel-pegel karena dipaksa
buat berenang melawan arus tadi, diperjalan menuju dermaga saya ngobrol lagi
sama si Aa’ untuk mengali informasi, Cukang Taneuh ini sebenarnya sudah ada
yang mengunjungi sejak tahun 1980an namun mulai rame sekitar tahun 1990an
ketika mulai ada stasiun Tv yang liputan di Green Canyon ini, dan semakin
kesini semakin rame karena bertambahnya informasi tentang Cukang Taneuh. Semoga
besok kalau ada kesempatan mengunjungi tempat tersebut pas airnya kehijauan
biar tambah yahuddd. Salam yahuddd.
Friday, 27 May 2016
27 Mei 2006
27 Mei 2006 mungkin akan menjadi salah
satu sejarah kelam bagi Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah,
khusus nya bagi warga Bantul, sebuah Kabupaten di wilayah selatan Kota Jogja. Pagi
itu kurang lebih pukul 05.53 menit kota Geplak ini diguncang gempa dengan
kekuatan 5,9 SR yang meluluh lantahkan sebagian rumah warga Bantul, kurang dari
1 menit goncangan gempa tersebut, namun efek yang ditimbulkan cukup besar. Lebih
dari 4000 nyawa melayang, dan ribuan masyarakat yang rumahnya runtuh akibat
gempa, belum lagi korban yang harus kehilangan bagian dari tubuhnya yang harus
diamputasi.
05.53 pagi bagi sebagian orang mungkin belum
terbangun kala itu, persis seperti saya, sabtu pagi itu saya terbagun karena
merasakan getaran dari dalam bumi yang cukup kencang, yang membuat saya lari
meninggalkan tempat tidur saya dan keluar dari rumah saya, walaupun saya orang
Bantul, tapi mungkin goncangan gempa yang dirasakan didaerah saya berbeda
dengan daerah yang berada di seputaran pusat gempa sana, saya bersyukur karena
saya masih bisa berlari keluar rumah, saya bersyukur karena rumah simbah saya
yang selama ini saya tinggali juga tida runtuh. Sampai diluar rumah saya masih
bisa merasakan goncangan tanah tersebut, pikir saya gempa tersebut berasal dari
gunung Merapi yang ketika itu memang sedang bergejolak yang hampir setiap malam
mengeluarkan lava pijar. Namun setelah mendengar siaran berita di Radio saya
baru tahu kalau gempa bukan berasal dari Gunung Merapi, setelah gempa mereda
dan melihat kerusakan rumah dan juga tetangga kemudian saya mandi, terus masuk
sekolah, karena itu hari sabtu dan juga melihat kerusakan yang tidak begitu parah
di kampung saya maka saya putuskan untuk tetap sekolah. Sampai disekolah
keganjilan tersebut mulai nampak, sekolah cukup lengang, dan beberapa bangunan
sekolah runtuh. Kemudian saya putar balik kendaraan saya dan pulang lagi
kerumah, sampai rumah mulailah terjadi ssedikit kecemasan, mendapat kabar kalau
Pasar Niten juga rusak parah akibat gempa saya langsung kepikiran simbah saya
yang jualan di Pasar Niten, belum lagi pak lik saya yang di Kalimantan juga
telp kalau rumah mertua nya di daerah Jetis Bantul juga runtuh dan saya disuruh
menengok kesana, akhirnya saya sama salah satu bu lik saya yang dirumah mencoba
menengok kesana sekalian ngecek simbah saya.
Namun ketika baru keluar sampai jalan
depan rumah Alhamdulillah simbah saya sudah sampai rumah, akhirnya saya
lanjutkan perjalanan, baru jalan sekitar 2 kilometer dari rumah terdengar isu
Tsunami lak yo mak njengirat bulu kuduk saya langsung kembali putar balik motor
saya dan tancap gas kembali, sampai rumah juga cukup panik, mau mengungsi
kemana pikir saya, karena rumah saya juga sudah termasuk dataran tinggi, banyak
warga yang mengungsi sampai daerah saya bahkan terus kebarat ketempat yang
lebih tinggi kepanikan benar-benar mencapai puncaknya! Ditengah kepanikan tersebut
salah satu teman saya ada yang nekad memanjat tower telekomunikasi yang
kebetulan baru selesai dibangun dan belum di fungsikan namun setelah sampai
atas hasilnya nihil, katanya dari atas gelap kayak ketutup kabut, kemungkinan
itu debu sisa robohnya bangunan akibat gempa tadi pagi. Isu baru mereda setelah
ada salah satu warga dengan alat komunikasi HT bisa mendapat informasi dari tim
SAR pantai Parangtritis bahwa disana aman-aman saja tidak ada yang namanya
Tsunami Alhamdulillah perasaan pun menjadi lega. Setelah isu mereda saya diajak
teman saya berkeliling saya lewat daerah Kasongan, Jln Bantul, hingga daerah
Kauman barat alun-alun Utara.
Sepanjang perjalanan saya melihat
pemandangan yang memilukan, rumah roboh, ada juga korban yang dievakuasi dari
dalam reruntuhan, orang-orang dengan luka dikepala duduk bergerombol dipinggir
jalan, dan juga suara sirene ambulance yang sering terdengar. Terlepas dari
bencana alam tersebut, kini Bantul sudah bangkit kembali sebagai Kabupaten yang
berbatasan langsung dengan Samudera Hindia ini rumah-rumah warga yang dahulu
runtuh terkena gempa kini sudah kokoh berdiri kembali lewat program
rekonstruksi pasca gempa yang di programkan oleh pemerintah. Gempa 27 Mei 2006
merupakan pelajaran yang berharga bagi warga Bantul yang tak akan terlupakan,
banyak pengalaman berharga dari peristiwa tersebut. Salam Bantul Bangkittt!
Tuesday, 24 May 2016
Pesona Pantai Batu Karas
Bagi pecinta olah raga surfing mungkin sudah
tidak asing lagi dengan yang namanya Pantai Batu Karas,pantai yang terletak di
Desa Batu Karas, Kecamatan Cijulang, ini dapat ditempuh dengan jarak kurang
lebih 34 kilometer dari Pantai Pangandaran atau sekitar 30 menit perjalanan. Selain
asik buat bermain surfing pantai ini juga cocok untuk melihat keindahan Sunrise
atau matahari terbit, ada dua spot yang cukup nyaman untuk menanti kemunculan
sang surya dari ufuk timur, yang pertama dari bibir pantai, kita dapat
menikmati keindahan sang surya yang perlahan memancarkan sinarnya sambil
bermain air dengan ombak yang tidak terlalu besar dipagi hari, pantai batu
karas ini cukup landai, namun kita juga harus tetap berhati-hati karena juga
ada tanda bendera area berbahaya untuk bermain air. Selain dari bibir pantai
untuk menikmati kemunculan sang fajar juga dapat dilihat dari atas bukit, dari
sini sepertinya lebih menarik karena kita dihadapkan langsung dengan laut lepas
samudera hindia.
kilau keemasan memantul di atas air pantai Batu Karas |
Selain
kita dapat menikmati keindahan alam, di pantai Batu Karas ini kita juga dapat
bermain berbagai permainan air mulai dari surfing, banana boat, donat boat,
pelampung, mini papan surfing yang disewakan disepangjang bibir pantai. Namun sayang
kemarin pas kesana saya sama sekali tidak mencoba dari berbagai permainan
tersebut, karena masih terlalu pagi dan waktu saya disitu juga tidak
banyak,karena sebenarnya kepantai Batu Karas hanya buat transit karena tujuan saya
ke Green Canyon, sedangkan Green Canyon sendiri mulai beroperasi pukul 08.00
pagi sedangkan saya sampai daerah pangandaran kurang lebih pukul 04.00 pagi
jadi sebelum ke Green Canyon kita mampir dulu ke Batu karas sekalian melihat
matahari terbit.
statistics
dwitoro
sebagian kecil cerita hidup saya
Subscribe
Recent
Comment
Label
- #BatikKayu #Batik #Tradisional #Desawisata #Krebet #Topeng #Bantul #SMK #dwitoro
- #BatuKaras #Pantai #Pangandaran #Beach #Surfing #Beautiful #JawaBarat #Sunda #Pasundan #Piknik #dwitoro
- #Bioskop #Nonton #Film #Indonesia #Cinema #Cinemaxx #CGV #21 #XXI
- #Bola
- #CandiAbang #Temple #Hill #WisataJogja #Sleman
- #Curhat
- #ElingBening #RawaPening #Ambarawa #VisitAmbarawa #ExploreAmbarawa #Wisata #Alam #Semarang #AyoDolan #VisitJateng #Java #dwitoro
- #Gowes
- #GreenCanyon #CukangTaneuh #Pangandaran #River #Ciamis #VisitPangandaran #VisitJabar #Sunda #Piknik #Travelling #dwitoro
- #Kalibiru #Waduk #Sermo #Kulonprogo #WisataAlam #Puncak #Dipowono #Cantingmas
- #MasjidGede #Mataram #KotaGede #Mosque #Haritage #Kerajaan #Mataram #Islam #Ramadhan #MarhabanYaaRamadhan #kotalama #Jogja #VisitJogja #Gowees #dwitoro
- #mBolang
- #PantaiGreweng #Beach #VisitJogja #VisitGunungKidul #RWK #Holiday #Ngecamp #pantai #Wonosari #mBolang #dwitoro
- #Permainan #Tradisional #Festival #Dolanan #Anak #Game #Java
- #PuncakGantolle #Gantolle #Paralayang #Waduk #GajahMungkur #Wonogiri #JawaTengah #VisitJawatengah #ExploreWonogiri #Lawu #Piknik #ayoKeJawaTengah #Dolan #dwitoro
- #Seni
Tags 1
- #BatikKayu #Batik #Tradisional #Desawisata #Krebet #Topeng #Bantul #SMK #dwitoro
- #BatuKaras #Pantai #Pangandaran #Beach #Surfing #Beautiful #JawaBarat #Sunda #Pasundan #Piknik #dwitoro
- #Bioskop #Nonton #Film #Indonesia #Cinema #Cinemaxx #CGV #21 #XXI
- #Bola
- #CandiAbang #Temple #Hill #WisataJogja #Sleman
- #Curhat
- #ElingBening #RawaPening #Ambarawa #VisitAmbarawa #ExploreAmbarawa #Wisata #Alam #Semarang #AyoDolan #VisitJateng #Java #dwitoro
- #Gowes
- #GreenCanyon #CukangTaneuh #Pangandaran #River #Ciamis #VisitPangandaran #VisitJabar #Sunda #Piknik #Travelling #dwitoro
- #Kalibiru #Waduk #Sermo #Kulonprogo #WisataAlam #Puncak #Dipowono #Cantingmas
- #MasjidGede #Mataram #KotaGede #Mosque #Haritage #Kerajaan #Mataram #Islam #Ramadhan #MarhabanYaaRamadhan #kotalama #Jogja #VisitJogja #Gowees #dwitoro
- #mBolang
- #PantaiGreweng #Beach #VisitJogja #VisitGunungKidul #RWK #Holiday #Ngecamp #pantai #Wonosari #mBolang #dwitoro
- #Permainan #Tradisional #Festival #Dolanan #Anak #Game #Java
- #PuncakGantolle #Gantolle #Paralayang #Waduk #GajahMungkur #Wonogiri #JawaTengah #VisitJawatengah #ExploreWonogiri #Lawu #Piknik #ayoKeJawaTengah #Dolan #dwitoro
- #Seni
Gallery
Formulir Kontak
Follow us on FaceBook
About
Powered by Blogger.
Tags 3
- #BatikKayu #Batik #Tradisional #Desawisata #Krebet #Topeng #Bantul #SMK #dwitoro
- #BatuKaras #Pantai #Pangandaran #Beach #Surfing #Beautiful #JawaBarat #Sunda #Pasundan #Piknik #dwitoro
- #Bioskop #Nonton #Film #Indonesia #Cinema #Cinemaxx #CGV #21 #XXI
- #Bola
- #CandiAbang #Temple #Hill #WisataJogja #Sleman
- #Curhat
- #ElingBening #RawaPening #Ambarawa #VisitAmbarawa #ExploreAmbarawa #Wisata #Alam #Semarang #AyoDolan #VisitJateng #Java #dwitoro
- #Gowes
- #GreenCanyon #CukangTaneuh #Pangandaran #River #Ciamis #VisitPangandaran #VisitJabar #Sunda #Piknik #Travelling #dwitoro
- #Kalibiru #Waduk #Sermo #Kulonprogo #WisataAlam #Puncak #Dipowono #Cantingmas
- #MasjidGede #Mataram #KotaGede #Mosque #Haritage #Kerajaan #Mataram #Islam #Ramadhan #MarhabanYaaRamadhan #kotalama #Jogja #VisitJogja #Gowees #dwitoro
- #mBolang
- #PantaiGreweng #Beach #VisitJogja #VisitGunungKidul #RWK #Holiday #Ngecamp #pantai #Wonosari #mBolang #dwitoro
- #Permainan #Tradisional #Festival #Dolanan #Anak #Game #Java
- #PuncakGantolle #Gantolle #Paralayang #Waduk #GajahMungkur #Wonogiri #JawaTengah #VisitJawatengah #ExploreWonogiri #Lawu #Piknik #ayoKeJawaTengah #Dolan #dwitoro
- #Seni
Tags 4
- #BatikKayu #Batik #Tradisional #Desawisata #Krebet #Topeng #Bantul #SMK #dwitoro
- #BatuKaras #Pantai #Pangandaran #Beach #Surfing #Beautiful #JawaBarat #Sunda #Pasundan #Piknik #dwitoro
- #Bioskop #Nonton #Film #Indonesia #Cinema #Cinemaxx #CGV #21 #XXI
- #Bola
- #CandiAbang #Temple #Hill #WisataJogja #Sleman
- #Curhat
- #ElingBening #RawaPening #Ambarawa #VisitAmbarawa #ExploreAmbarawa #Wisata #Alam #Semarang #AyoDolan #VisitJateng #Java #dwitoro
- #Gowes
- #GreenCanyon #CukangTaneuh #Pangandaran #River #Ciamis #VisitPangandaran #VisitJabar #Sunda #Piknik #Travelling #dwitoro
- #Kalibiru #Waduk #Sermo #Kulonprogo #WisataAlam #Puncak #Dipowono #Cantingmas
- #MasjidGede #Mataram #KotaGede #Mosque #Haritage #Kerajaan #Mataram #Islam #Ramadhan #MarhabanYaaRamadhan #kotalama #Jogja #VisitJogja #Gowees #dwitoro
- #mBolang
- #PantaiGreweng #Beach #VisitJogja #VisitGunungKidul #RWK #Holiday #Ngecamp #pantai #Wonosari #mBolang #dwitoro
- #Permainan #Tradisional #Festival #Dolanan #Anak #Game #Java
- #PuncakGantolle #Gantolle #Paralayang #Waduk #GajahMungkur #Wonogiri #JawaTengah #VisitJawatengah #ExploreWonogiri #Lawu #Piknik #ayoKeJawaTengah #Dolan #dwitoro
- #Seni
Popular Posts
-
Salah Satu Adegan dalam Obrolan Angkring TVRI Jogja Sebuah program acara unggulan yang dimiliki oleh TVRI Jogja, sesuai den...
-
Halo sob gimana puasanya? Masih lancarkan to? Alhamdulillah kalau masih lancar, berhubung diawal puasa ini belum sempet mbolang...
-
Tiba di penghujung semester ditahun ini tak terasa satu semester udah ku leawti dengan berbagai tugas yang menguras tenaga, wa...
-
Dimasa engkau terlahir hal-hal ini terjadi untuk mu aku bersaksi Dimasa engkau terlahir orang-orang seakan berlarian terburu-buru kearah ...
-
Rasah Panik Wes Tau Piknik, membaca istilah itu pertama kali di akun Instagram salah satu teman saya yang mengupload sebuah gambar yang...
-
Karena dari kemarin kepengen gowes dan ngak ada teman yang mau saya ajak gowes, maka tadi pagi kamis, 27 Agustus 2015 saya berangkat sendir...
-
Butuh waktu kurang lebih dua jam perjalanan yang saya lakukan untuk mencapai tempat ini dari kota Jogja, bukit gantole atau paralayang yang...
-
Pagi ini Kamis, 24 September 2015 yang juga bertepatan dengan libur Hari Raya Idul Adha 1436H yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik...
-
Beberapa bulan terakhir ini Puncak Bibis menjadi salah satu tempat favorit para Goweser di Jogja dan sekitarnya, hampir setiap akhir p...
-
Salah satu tempat wisata yang lagi ngehitz di daerah Ambarawa yaitu Kawasan Wisata Eling Bening, terletak didaerah pegunungan sehingga memi...