Thursday, 2 June 2016

Green Canyon (Cukang Taneuh)

     
pintu masuk objek wisata Cukang Taneuh
Sudah dua kali saya mengunjungi Pantai Pangandaran namun belum sekalipun saya mampir ke Green Canyon baru dikunjungan yang ketiga kalinya ini saya berkesempatan mengunjungi Green Canyon atau masyarakat setempat menyebutnya Cukang Taneuh. Obejek wisata Green canyon lho kok Green Canyon? seperti nama tempat di Negaranya paman Sam sana ya? Tapi beda Green Canyon disini terletak di Desa Kertayaasa Kecamatan Cijulang dapat ditempuh kurang lebih 30 menit perjalanan dari Pantai Pangandaran. Green canyon merupakan Sebuah sungai yang mengalir dengan air kehijauan *jika anda beruntung tapi, karena kemarin saya pas kesana airnya pas keruh jadi terlihat seperti brown canyon hehehe. Objek wisata Cukang Taneuh atau Green Canyon ini menyajikan keindahan alam berupa air sungai yang kehijauan namun sekali lagi saya tegaskan kalau pas beruntung tapi, karena kemarin saya sempet tanya sama Aa pengemudi perahu yang saya tumpangi, “kira-kira bulan apa A’ kalau air nya pas kehijauan gitu?” si Aa’ pun menjawab “wah kita ngak berani menjamin, karena ini kan hubungannya dengan alam, bisa aja dari kemarin airnya hijau, tapi malamnya hujan trus paginya udah jadi keruh lagi.”
     Ya setau saya memang waktu yang tepat untuk berkunjung ke Cukang Taneuh ini pas musim kemarau, namun tau sendiri to sekarang ini musim begitu labil dan ngak tentu, susah diprediksi, walaupun musim kemaraupun hujan masih sering nonggol secara tiba-tiba tanpa kulon nuwun. Oke lanjut lagi ke pengalaman saya mengunjungi Green Canyon. Masuk keareah Green Canyon kita harus menyewa perahu untuk menyusuri sungai, harga tiket sewa satu perahu Rp. 150.000 untuk lima orang penumpang, terus tambah lagi Rp. 100.000 untuk tarif extra time maksimal 30 menit. Setelah membeli tiket masuk kita menunggu antrian dapat perahu no berapa gitu, beruntung kemarin datang masih pagi, dan pengunjung belum begitu ramai jadi tanpa antri lama kita bisa langsung naik ke perahu, karena kata si Aa’ kalau pas musim liburan loket penjualan tiket jam 9 pagi sudah tutup karena saking banyaknya pengunjung dan antrian bisa sampai sore.
     Dengan Bismillah saya menaiki perahu kecil lebih kecil dari perahu yang biasa dipakai buat melaut, mesinya juga Cuma kecil jadi laju kapalpun tidak bisa terlalu kencang karena posisinya juga melawan arus sungai, dari dermaga tempat saya naik perahu tadi kurang lebih berjarak 3 kilometer untuk sampai ke batu payung tempat para wisatawan bermain air. Sepanjang perjalanan kanan kiri sungai berupa hutan mirip kayak di sungai amazon halah kayak udah pernah ke Amazon aja, palingan juga ke Sungai Progo hahaha. Lama kelamaan pemandangan hutan di kanan kiri sungai itu berbah menjadi tebing batu yang menjulang tinggi dan sepertinya dari sinilah petualangan itu dimulai! Di depan ada aliran sungai yang menyempi dan disisi sebelah kiri ada gundukan tanah yang disitu terdapat seorang petugas yang bertugas mengatur lalu lintas perahu yang naik dan yang turun agar bergantian sehingga tidak terjadi tabrakan, untung aja petugas tersebut ngak sambil minta receh seperti yang marak terjadi saat ini di sela-sela trotoar jalanan.
     Terus masuk keatas kita seolah masuk kedalam goa, hingga akhirnya perahu harus berhenti karena memang sudah tidak bisa naik lagi karena terhalang batu, disini kita ditawari sama Aa’ nahkoda perahu mini, kalau pengen bermain aer sampai ke batu payung kita nambah Rp. 100.000, pikir saya ya ngak masalah udah jauh-jauh sampai sini masak ya ngak sekalian main air dan melihat batu payung secara langsung kan yo rugi bandar hahaha. Akhirnya dari kami berlima yang menaiki perahu mini tersebut hanya kita bertiga yang ikut nyebur, dua teman saya yang lain memilih menunggu di perahu.
     Aliran air Cukang Taneuh ini cukup deras, namun tidak usah kawatir, karena kita sudah memakai pelampung, dan juga ada Aa’ yang selalu siaga mengawal kita selain itu juga sudah ada tali yang dipake buat peganggan menuju lokasi batu payung. Namun walaupun demikian butuh perjuangan lebih untuk bisa sampai ke batu payung, apalagi yang ngak bisa berenang dan juga phobia air hahaha saya sendiri juga sempet panik karena waterproof actioncam saya rembes, selain itu saya juga takur kalau ada bagian dari tubuh saya yang kram karena sebelumnya tidak melakukan pemanasan sama sekali sebelum berenang menyusuri aliran sungai yang arusnya cukup deras, dan saya juga sempat terbawa arus, namun dengan segala upaya yang saya lakukan saya berhasil menepi dan naik ke atas batu seperti teman-teman yang lain.
     Melihat beberapa teman saya pada loncat dari atas batu payung, saya pun juga tertarik untuk ikut merasakan sensasinya loncat dari atas batu payung tersebut, untuk naik keatas batu payung dari tempat saya berdiri saya harus melompat keseberang sungai terlebih dahulu, segeralah saya melopat dan mengikuti arus terus menepi, namun tak disangka dari belakang teman saya ada yang menyusul saya, dan sialnya dia ngak bisa berenang dan panik memegangi saya dan kami terbawa arus, sampai di susul sama si Aa’ pengawal, teman saya disuruh melepas peganggan dari tubuh saya, untungnya saya tidak ikut panik karena saya tau kalau teman saya ini pasti lagi panik, akhirnya dia melepaskan peganggan dari tubuh saya, namun sial bagi saya, batu payung jauh didepan sana, dan saya harus melawan arus deras lagi. Namun karena saya tidak mau capek-capek melawan arus akhirnya saya merambat didinding batu untuk sampe ke batu payung namun ya cukup ngeri boss...
Dengan segala perjuangan saya tadi akhirnya saya berhasil juga berdiri diatas batu payung, namun untuk langsung loncat nyali saya cukup ciut, akhirnya saya minta teman saya yang lain untuk nyusul keatas batu payung lagi, setelah mereka sampai atas trus saya beranikan diri untuk loncatttt sebenarnya sensasi seperti ini serin saya rasakan waktu masa kecil saya dulu waktu sering mandi di kali, byurrrr....beberapa detik kemudia badan ini kembali kepermukaan dan derasnya air membawa saya kehulu, sebenarnya masih pengen loncat lagi, namun si Aa’ sudah ngode untuk ngajak kembali ke perahu, padal saya liat jam tangan saya belum ada 30 menit, dan teman-teman saya yang datang duluan juga masih pada assik disana, sial nih si Aa’ dalam hati saya bergumam.
     Akhirnya saya kembali naik perahu untuk kembali ke dermaga dimana tadi saya naik perahu tersebut, badan terasa capek terutama tangan saya pegel-pegel karena dipaksa buat berenang melawan arus tadi, diperjalan menuju dermaga saya ngobrol lagi sama si Aa’ untuk mengali informasi, Cukang Taneuh ini sebenarnya sudah ada yang mengunjungi sejak tahun 1980an namun mulai rame sekitar tahun 1990an ketika mulai ada stasiun Tv yang liputan di Green Canyon ini, dan semakin kesini semakin rame karena bertambahnya informasi tentang Cukang Taneuh. Semoga besok kalau ada kesempatan mengunjungi tempat tersebut pas airnya kehijauan biar tambah yahuddd. Salam yahuddd.

      

2 comments:

  1. sayang sekali ya pas kesana airnya keruh, kalau pas hijau pasti keren banget tuh bro

    ReplyDelete
  2. seru nih naik perahu dan main air disana jadi pengen nyoba

    ReplyDelete

statistics

dwitoro

sebagian kecil cerita hidup saya

Subscribe

Recent

Comment

Gallery

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Follow us on FaceBook

About

Powered by Blogger.

Popular Posts