Friday, 10 July 2015

Hal-Hal Ini Terjadi

Dimasa engkau terlahir hal-hal ini terjadi untuk mu aku bersaksi
Dimasa engkau terlahir orang-orang seakan berlarian terburu-buru kearah yang sama tapi bertabrak-tabrakan saling menginjak dan tidak menghiraukan arah yang tidak tertera dilambang mata angin arah yang juga tidak tertera di warisan kebijakan dan angin ingatan nasehat manapun arah yang ternyata tidak ada yang tau itu dimana, kau terlahir dimasa Maha Chaos.
Dimasa engkau terlahir orang-orang mempercayai Tuhan pencipta alam semesta sebagai mitos yang membuat orang menghentikan mesin-mesinnya, turun dari pelananya, tertegun, tersenyum, dan bahkan menangis ketika dongeng telah diceritakan. Ketika dongengnya usai mereka mulai lapar lagi, dan menyalakan mesin-mesinnya lagi, meloncat kepelananya lagi, lalu berputar gila dan mengerus rakus, kau terlahir dimasa Maha Tak Tau Malu.
Dimasa engkau terlahir orang-orang tidak bertegur sapa seperti manusia biasa, setiap mereka mempunyai wakil berupa angka atau kode yang dengannya setiap orang bisa menjadi siapa saja yang bukan dirinya, dan bertemu dengan siapa saja yang sebenarnya tidak ada, daging bertemu daging tidak lagi penting, hati bertemu hati tidak lagi menjadi, kau terlahir dimasa Maha Palsu.
Dimasa engkau terlahir orang-orang berlomba menuju masa depan yang cerah seakan berhak mengengam Dunianya yang luas tak berbatas dengan telapak tangan dan ujung-ujung jarinya, mereka kegirangan, yang lombanya “aaa Follower ku patangewu”, heran, lupa berkedip, lupa menoleh, lalu tidak sadar bahwa mereka hanya melihat satu titik kecil dan melupakan sisa luasnya semesta, melupakan sawah didepan selokan sana, melupakan bahwa mendorong motor ketika habis bensinnya itu menyenangkan, karena artinya kita tau kita berkeringat lagi, kau terlahir dimasa Maha Sempit.
Dimasa engkau terlahir orang-orang hidup dibawah matahari yang sama, matahari yang bersinar sempurna, sesempurna matahari mu sekarang, menerangi setiap himpit ruang yang kita jejaki, tapi tetap saja orang-orang itu menyampar dan menendang apa-apa yang mereka temui, sepertinya mereka sengaja memejamkan mata dan tidak mau terkaruniai dengan melihat lalu menghargai, kau terlahir dimasa Maha Gelap.
Dimasa engkau terlahir orang-orang dengan hidup sempurna tertata rapi dalam kotak diagonal ukuran dalam inchi, bercahaya dan bersuara, menangkap dan menyiarkan pesan-pesan yang beragam rupa dan cara yang pada akhrinya tersimpulkan beli, beli, beli, beli, beli, dan beli, jika tidak mampu mengikutinya maka terlemparlah kita diintimnya kasta yang berarti hina, kau terlahir dimasa Maha Beli.
Dimasa engkau terlahir orang-orang bersepakat ajaran terpopuler adalah ajaran membenci, ajaran ternorak adalah ajaran mencintai, batu, parang, peluru adalah jajanan yang laris manis, cium dan peluk adalah jualan yang tak laku lagi, semakin kau membenci semakin kau diakui, semakin kau mencintai semakin kau dijauhi, kau terlahir dimasa Maha Benci.
Dimasa engkau terlahir orang-orang tersediakan jalan dan jembatan yang dibangun panjang dan kokoh siap menghantarkan kemana saja, tapi ada satu jalan yang sangat diminati, berkumpulah orang-orang disitu, namanya jalan pintas, karena setapak demi setapak adalah buang-buang waktu bukan lagi proses, karena belokan dan tanjakan adalah kebingungan yang memutus asakan bukan lagi tantangan, kau terlahir dimasa Maha Pendek.
Dimasa engkau terlahir orang-orang berparas murung tapi berucap aku gembira, dimasa engkau terlahir menjadi bahagia sebegitu rumitnya, Dimasa engkau terlahir aku tertawa-tawa atas apa yang aku lihat, aku berjalan berlawanan arah, menantang arah orang-orang itu, dipersimpangan besar nan ramai yang slalu aku temui setiap beberapa meter langkah kaki ini aku bersengolan dengan orang-orang ini, dan kadang bahkan berjabat tangan, bahkan berpelukan dengan mereka, sesekali aku melihat orang lain yang aku jabat itu, yang aku peluk itu adalah aku sendiri, saya juga berada diantara kerumunan itu.
Anak ku kulihat diriku dijalan ramai diantara orang-orang itu
Anak ku pilihlah jalan sepi mu, sepi membuat mu punya waktu dan ruang cukup bagimu, tuk jadi bukan sepertiku.

     Sajak diatas merupakan sebuah lagu dari band FSTVLST yang liriknya ditulis oleh vokalisnya mas Farid Stevi Asta, sebuah lagu yang memberi makna cukup dalam, sebuah lagu yang meceritakan seorang bapak yang bercerita kepada anaknya tentang di masa anaknya tersebut terlahir, yang tak lain adalah saat ini, ya kalau kalian cermati lirik lagu tersebut ya memang menceritakan apa yang kita alami saat ini, dan saya sadar bahwa tidak dapat dipungkiri kalau saya terkadang juga berada diantara orang-orang tersebut. 

0 comments:

Post a Comment

statistics

dwitoro

sebagian kecil cerita hidup saya

Subscribe

Recent

Comment

Gallery

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Follow us on FaceBook

About

Powered by Blogger.

Popular Posts