Friday, 24 July 2015

Rumah Kamera Magelang

   Perjalanan ini bermula ketika salah satu teman saya Tata mengejak saya ke kebun strowbery didaerah Ketep, karena saya pernah cerita kalau didaerah ketep ada kebun strowbery yang bisa memetik sendiri buahnya, saya tau kalau didaerah situ ada kebun strowbery juga pas kebetulan lewat sepulang dari mendaki Gunung Andong beberapa bulan yang lalu, nah pertengahan bulan puasa kemarin tata ngajak buat main kesana, namun karena waktu itu saya pas ada kegiatan jadi saya ngak bisa, menjelang lebaran ganian saya yang ngajak dan tata yang ngak bisa dan kita  pending sampai setelah lebaran. Dan akhirnya kemarin Rabu 22 Juni 2015 saya berangkat ke ketep untuk mengunjungi kebun strowbery tersebut, namun sebelum ke ketep kami berkunjung ke daerah selatan candi Borobudur, tepatnya di Desa Majaksingi, kecamatan Borobudur. Didaerah tersebut terdapat berupa bangunan yang berbentuk kamera DSLR, ya karena penasaran dengan bangunan tersebut, dan sebelum kesana juga sempet browsing dan membaca dari berbagai blog akhirnya ketemu juga tempat tersebut.
pose apalah ini hahaha
   Perjalanan kesana dari Jogja saya mengambil rute lewat daerah sayegan, terus kearah jembatan gantung kali progo, dan sempet bingung di daerah sayegan hahaha saya memang bukan penghafal jalan yang baik. Kemarin juga sengaja ngak lewat jl utama Jogja – Magelang selain menghindari macet juga jarak tempuh juga lebih jauh, setelah menyeberangi kali progo dan ketemu Jl. Nanggulan – Mendut, ikuti aja jalan tersebut hingga ketemu pertigaan sebelum jembatan Progo ambil arah kiri dikit dan pertigaan kanan lagi, itu merupakan Jalan alternatif Nanggulan-Borobudur, saya juga baru pertama kali melewati jalan tersebut, pemandangannya cukup keren karena jalan berada disisi barat kali progo dan sepertinya cukup oke sebagai rute gowes. Ngak berapa lama sudah sampai aja di deket kawasan Candi Borobudur. Sampai di kawasan Candi Borobudur sudah terdapat papan kecil sebagai petunjuk ke arah Camera House, kami pun mengikuti arah tersebut walaupun sempet agak binggun dan ada pengendara sepeda motor yang berbaik hati memberikan petunjuk ke arah Camera House tersebut.
  Sampai Camera House ternyata cukup ramai juga pengunjungnya, setelah memarkir motor saya menuju ke tempat penjualan tiket masuk, di tempat yang menurut saya tidak terlalu besar tersebut ternyata ada 4 macam tiket vroh dan karena penasaran sayapun membeli ke 4 tiket tersebut atau 1 paket dengan harga 50.000 rupiah, yang pertama tiket seharga 5000 rupiah untuk masuk ke galeri dan naik ke roof top atau ujung dari Lensa kamera, dari atas tempat tersebut kita bisa memandang barisan bukit Menoreh di sisi selatan, dan area persawahan, di bagian bawh atau gallery tersebut terpajang beberapa lukisan namun saya tidak sempat mengamati detail lukisan tersebut karena memang waktu yang terbatas dan memang tujuan utama saya bukan ketempat tersebut. Turun dari roof top, kita beralih ke ruang Trick Art Photo 3 Dimensi dengan tiket seharga 15.000 rupiah untuk lantai dasar, dan setelah masuk saya Cuma ketawa-ketawa sendiri apalah ini, mau foto juga malah geli sendiri, namun karena sudah bayar akhirnya saya foto dengan background foto ala presiden RI kali aja besok bisa jadi presiden RI yang ke-10 amin hahaha.
    Dari lantai dasar kita naik ke lantai 2 dengan harga tiket yang sama 15.000 rupiah, konsepnya masih sama dengan lantai dasar tadi yaitu Trick Art Photo 3 Dimensi, ya sepertinya hampir sama kayak yang di Xt-Square gitu karena saya juga belum pernah masuk yang di Xt-Square, dilantai 2 ini ada beberapa view untuk foto, seperti foto di depan lukisan Monalisa, foto melewati jembatan dengan background air terjun, terus ada juga tembok besar Cina, ada juga seolah kita terbang diatas kota dengan Sajadah, yup sajadah terbang vroh bukan karpet terbang hahaha. Masih dalam satu lantai dengan tempat ini namun beda lantai terdapat ruangan yang bernama Infinity Istana Kaca, dengan tiket masuk 15.000 rupiah dan harus antri karena ruanganya cukup kecil macam kotak foto box gitu, kemarin cukup kesel juga udah buru-buru mau ketep, pas ngantri malah disrobot kata penjaganya sih yang nyrobot tersebut masih saudaranya ownernya. Ruangan yang penuh dengan kaca pada bagian, samping kiri, kanan, depan, belakang, atas, dan bawah ini saya rasa bagus buat merenung bukan buat selfie, eh buat selfie juga boleh juga ding hahaha dari dua ruang sebelumnya kalo menurut saya yang paling keren ya ruang kaca ini.
    Bangunan yang mulai beroperasi kurang lebih 2 bulan ini memang masih dalam proses pembangunan dan belum 100% jadi, so maklum aja kalau kalian kesana masih agak ngak nyaman, terus untuk ukuran harga tiket saya kira cukup mahal dan tak sebanding dengan fasilitas yang diberikan, misalnya saja tempat itu tujuan utamanya kan untuk berfoto ria, apalagi bentuk bangunannya juga berupa Kamera DSLR, dan nama tempatnya juga Camera House, harusnya pencahayaan dalam ruangan untuk berfoto ria tersebut lebih diperhatikan, masak iya sakelar lampu neon dengan lampu tembak jadi satu kan hasil fotonya jadi kurang maksimal hahaha. Ya smoga kedepannya menjadi lebih baik lagi dan bisa menjadi wisata alternatif setelah mengunjungi Candi Borobudur, dan sebelum pergi dari tempat tersebut, saya sempatkan foto di depan Camera House tersebut biar ikut kekinian hahaha

    Perjalanan kami lanjutkan ketujuan utama kami yaitu kebun buah strowbery di daerah ketep pass, waktu sudah hampir jam 5 sore tanpa babibu langsung aja tancap gas ke arah ketep, sampai pertigaan museum Haji Widayat ternyata ngak boleh langsung belok kanan, akhirnya jalur yang ditempuh memutari kota mungkid, hingga tembus Jl. Magelang-jogja, terus ambil kiri pertigaan blabak. Sepanjang perjalanan naik keatas cuaca cukup cerah gunung merapi pun terlihat cukup jelas, namun sayang menjelang sampai ketep kabut sudah mulai turun dan Gunung kembar merapi dan merbabu pun tak tampak lagi. Walapun sudah sore namun parkiran kawasan Ketep Pass masih cukup ramai kendaraan wisatawan yang berkunjung kesana, namun kita ngak ngampir karena kebun buah strowbery nya bukan berada disitu namun berada didaerah timur laut kawasan ketep pass, perkebunan strowbery tersebut ada beberapa tempat di kiri-kanan jalan alternatif menuju ke Kopeng. Karena kemarin saya sempet tanya sama temen saya yang hampir tiap pekan lewat jalan tersebut, maka sayapun langsung menuju ke kebun strowbery yang telah direkomendasikan oleh temen saya tersebut, namun sayang ditempat tersebut buah yang masih di pohonnya sudah habis jadi ngak bisa memetik secara langsung, akhirnya kita coba cari tempat yang lain, namun sama saja kebanyakan sudah habis, ya maklum lah kita datang sudah terlalu sore, pas musim libur lebaran pula, pasti dari pagi sudah amat banyak pengunjung yang membeli dan memetik buah strowbery tersebut secara langsung, ya sebagai obat kecewa kita pun membeli buah strowbery yang sudah dipetik oleh petaninya, dan sempet juga jalan ke kebun nya untuk sekedar berfoto dan memang buahnya yang siap dimakan sudah ludes tak bersisa. Owh iya selama ini gambaran saya tentang rasa strowbery itu asem banget, karena dulu pernah makan dan memang asem, namun buah strowbery yang di ketep ini rasanya manis ya walaupun buahnya tidak terlalu besar tapi rasanya bener-bener manis, kalo ngak percaya silahkan buktikan, kata ibu penjualnya kalau sedang musim seperti sekarang ini, 2 hari sekali buah bisa di panen.
inilah yang tersisa...
      

4 comments:

statistics

dwitoro

sebagian kecil cerita hidup saya

Subscribe

Recent

Comment

Gallery

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Follow us on FaceBook

About

Powered by Blogger.

Popular Posts