Saturday, 4 April 2015

Sebuah Perjalanan Ke Gunung Andong 1726 Mdpl



            Secangkir kopi cappucino ala kafe dan lagu-lagu nya naif sebagai teman di akhir pekan yang selo ini, dari pada bengong, saya mau berbagi cerita tentang perjalanan saya ke Gunung Andong 1726 Mdpl kamis-jum’at 2-3 April 2015 kemarin. Alkisah perjalanan itu berawal dari keinginan saya untuk mendaki gunung setelah terakhir kemarin ke Gunung Api Purba Nglangeran Gunung Kidul pas acara muda mudi kampung, setelah beberapa bulan berlalu dan memang banyak basecamp pendakian yang tutup karena musim hujan dan juga buat pemulihan ekosistem di jalur pendakian kini gelora mendaki gunung itupun muncul kembali pas kemarin pak Anshori salah satu rekan kerja saya pasang DP di Bbm nya gambar gunung langsung saja saya ajak dia untuk mendaki gunung, dan ajakan saya ke Gunung Andong salah satu gunung yang lagi ngehits bagi kebanyakan pendaki pemula seperti saya ini hehehe…
Dari obrolan singkat tersebut beralih ke grup chat yang berisi rekan kerja semua ada pak Dwi. S, Pak Heri, Pak Ansori dan Pak Seta yang kini pindah kerja di Solo saya pun mengajak mereka untuk ikut naik ke Gunung Andong, kebetulan minggu ini ada libur di hari Jum’at atau biasa dikatakan Long Weekend, saya sebenarnya pengen ngajak naik hari jum’at atau malem sabtu namun ternyata sabtu teman2 saya tersebut ada jadwal jadi ngak bisa, oke daripada ngak jadi naik akhirnya saya yang ngalah dan kami sepakati kita naik hari kamis tgl 2 April 2015 tanggal enom sangune okeh bagi sik wes bayaran hehehe… lewat grup ini kita berbagi tentang kesiapan dan perlengkapan yang perlu dibawa saat naik nanti selain itu kita juga membujuk pak Seta untuk bisa ikut naik namun bujuk rayu kami gagal dan pak seta tetap keukeuh pada pendirian tidak mau pulang ke magelang dengan berjuta alasannya
H-1 keberangkatan persiapan yang saya siapkan sudah hampir fix, kompor saya pinjam dari Giri, tenda juga sudah pesan tinggal diambil besok sekalian berangkat, perlengkapan pribadi sudah siap, tinggal memasukan ke Tas. Hari keberangkatan itupun datang kami janjian kumpul dirumah Pak Dwi S yang masih satu kampung dengan saya sehabis ashar atau jam 15.30an, pak Heri yang rumahnya cukup jauh justru dia datang yang paling awal setelah itu saya menyusul dan kumpul sekitar jam 16.00, karena kita yang mau berangkat berempat, maka kita masih menunggu Pak Ansori yang belum datang, jam 16.15 saya telp dia katanya sudah siap-siap dan mau berangkat, oke kita tunggu..lima belas menit kemudian..kita masih menunggu…pak Heri dan Pak Dwi S mulai gelisah akupun juga demikian. Jam sudah menunjukan pukul 17.00 dan belum juga muncul tanda-tanda kehadiran pak Ansori, rasanya seperti menunggu gebetan yang ngak peka walaupun kita sudah berjuang untuk meluluhkan hatinya #halah #opoh mah curhat..
Tiba-tiba hape saya ada sms dari nomer yang ngak ada namanya, isi sms tersebut begini: “ Aq neng kmpus sek, tnggu” owh ternyata pak ansori masih ada acara dikampus, kenapa ngak bilang dari kemarin, kan kita bisa kangsengan habis maghrib jadi kita ngak kelamaan nunggu, sekitar pukul 17.30an pak ansori datang dan baru pulang dari kampus, sama sekali belum membawa perlengkapan, oke mungkin dari kami dialah yang sudah melalang buana keberbagai puncak gunung di pulau Jawa ini, tapi ya ngak mungkin juga to kalo berangkat ngak bawa apa-apa, trus pak ansori pulang dulu sekalian sama pak heri yang memboncengkannya dan saya sama pak dwi s mengambil dulu tenda dome yang kita sewa di dekat UMY dan kita janjian ketemu sama mereka berdua di Gamping. Dengan molornya waktu yang cukup lama ini kacau juga jadwal yang sudah diangan-angan dengan rencana berangkat habis ashar atau sekitar jam 15.30 atau paling molor jam 16.00 dengan etimasi waktu tempuh dari rumah menuju basecamp Gunung Andong sekitar 1.5 -2 jam kan bisa sampai sana menjelang maghrib dan selepas maghrib bisa mulai naik selain itu karena kita belum pernah ada yang pernah ke basecamp pendakian Gunung Andong otomatis kita belum tau jalan menuju kesana, kita hanya berbekal dari keterangan yang ada di blognya Taruna Jayagiri pengelola pendakian Gunung Andong.
Adzan maghrib sudah berkumandang saya dan pak Dwi S masih menunggu pak ansori dan pak heri di depan BSI Gamping, bulan masih terlihat sinarnya walaupun terkedang tertutup mega mendung, saya berharap malam ini tidak hujan dan keesokan pagi nya cerah. Sambil menunggu pak ansori, saya buka bekal kopi yang saya bikin dari rumah, setelah beberapa saat pak heri dan pak ansori pun datang, kitapun melanjutkan perjalanan ke magelang namun karena saya belum sholat maghrib kami mampir di POM bensin didaerah sidomoyo Godean untuk sholat maghrib sekalian isi bensin motor saya.
Setelah selesai sholat dan isi bensin kita lanjutkan perjalanan, baru beberap meter dari pom, air mulai menetes dari langit, dan setelah perempatan pasar Cebongan air semakin banyak yang menetes kami pun menepi untuk memakai mantrol, dan benar saja hujan turun dengan deras walaupun sudah memakai mantrol kita putuskan untuk menepi mencari tempat untuk berteduh karena hujan cukup deras, visibilitas pandangan juga sangat terbatas dan jalan berubah menjadi seperti sungai, akhirnya kita berteduh di emperan sebuah kios, sambil menunggu hujan cukup reda kita makan roti dan peyek dari pak ansori, hingga akhirnya hujan sudah mulai reda kita lanjutkan perjalanan sampai di kota Magelang ternyata jalanan kering, kita kemarin mengikuti rute seperti yang dishare di Blognya Taruna Jayagiri yaitu melalui pertigaan Canguk ambil kanan terus mengikuti jalan arah kopeng sampai ketemu pasar Ngablak belok kiri di Gapura warna biru, namun setelah sampai daerah pakis kami berhenti untuk melepas Mantol dan sambil tanya karena kami kurang paham pasar Ngablak itu mana, walaupun belum lama kemarin sepulang saya dari Ambarawa saya lewati jalan itu tapi ngak begitu memperhatikan dimana letak pasar Ngablak, sambil menunggu teman saya melepas mantol saya coba tracking pake GPS di Hp saya, namun karena sinyal internet tidak begitu bagus alhasil kami gunakan GPS manual yaitu (Gunakan Penduduk Setempat) untuk bertanya, kebetulan diseberang jalan ada dua anak kecil yang sedang berjalan, dan kata kedua anak tersebut pasar Ngablak masih terus keatas sambil menunjuk dengan tangan kanannya, setelah itu kami tancap gas kembali ke arah pasar Ngablak, langit mulai cerah dan Bulan juga sudah mulai tampak.
Dan setelah menempuh perjalanan panjang akhirnya kami pun sampai di Basecamp Taruna Jayagiri Gunung Andong, setelah memarkir motor, kami pun bergegas menuju masjid yang tak jauh dari basecamp untuk sholat Isya sekalian melepas lelah sebelum melakukan pendakian, sehabis sholat dan prepare kami menuju basecamp lagi untuk membayar tiket restribusi sebesar Rp. 3000 dan parkir motor dengan tarif yang sama, tarif yang cukup terjangkau lebih murah dari semangkok baksonya pak nDuth. Owh iya tadi waktu sampai diparkiran kita juga cukup kaget dengan banyaknya motor yang ada di basecamp, wah mesti sudah rame sekali ini dipuncak, namun ternyata kata mas yang jaga parkir ini belum rame, kalo pas malem minggu motornya bisa mengular sampai jalan2 di kampung tersebut hemm bisa dibayangkan gimana ramenya bukan…
Setelah membayar dan mengisi buku tamu di basecamp kita langkahkan kaki menuju gunung Andong melalu jalan cor blok, sampai dipertigaan diujung jalan kita berdo’a dulu agar dalam pendakian kali ini diberi keselamatan dan juga tidak ada halangan suatu apapun, kemudian kami langkahkan kaki menuju jalur pendakian, pada awalnya jalur berupa tangga tanah yang dikasih bambu, jalur seperti memang dibuat untuk memudahkan pendaki, namun menurut saya justru membuat kaki cepat lelah. Belum juga sampai di pos satu, salah satu teman saya Dwi S sudah mulai terengah-engah dan merasakan tidak enak di perutnya, kamipun beberapa kali berhenti untuk beristirahat, setelah merasa mendingan kami lanjut lagi melangkah, hingga beberapa kali, saya suruh dia kasih minyak angin diperutnya dan minum tol*ak ang*in, akhirnya dia bisa melanjutkan perjalanan dengan pelan2. Selama perjalanan naik kita menjumpai bapak-bapak ibu-ibu bahkan ada yang bersama anaknya yang masih kecil turun dari atas, mereka baru saja ziarah karena diatas puncak terdapat makam yang sering dikunjungi oleh para peziarah.
Hampir sampai puncak teman saya tersebut kembali beristirahat, kamipun sepakat membagi dua, pak ansori menemani pak dwi s istirahat, sedangkan saya dan pak heri melanjutkan perjalanan dan mendirikan tenda sekaligus masak air, sehingga nanti kalo pak dwi s sampai atas bisa beristirahat dan bisa menyeduh mie yang telah dibawa. Sampai diatas ternyata camping ground sudah penuh dengan tenda, kamipun mencoba mencari tempat yang strategis untuk mendirikan tenda, setelah muter-muter akhirnya dapet juga tempatnya, dengan kemampuan yang terbatas saya sebagai pendaki pemula saya dan pak heri mencoba mendirikan tenda, walaupun tendanya tinggal pasang tapi saya cukup binggung, untung ada bapak2 paruh baya yang berbaik hati memegangkan senter yang saya bawa sambil memandu cara mendirikan tenda, bapak bapak asal Jombor yang lupa ngak berkenalan dan ngak tau namanya tersebut bercerita kalau dia sudah sejak muda dulu hobi naik gunung hingga sekarang sudah punya anak istri juga masih suka naik, kali ini dia naik mengantarkan keponakan nya yang pengen naik gunung sebelum Ujian Nasional *keponkannya cantik lho…hehehe
Akhirnya tenda sudah berdiri setalah barang bawaan masuk kedalam tenda saya menyalakan kompor untuk masak air, sambil menunggu air mendidih saya dan pak heri mencoba mengontek pak ansori dan pak dwi s, oh iya jadi di atas puncak Gunung Andong ini masih ada sinyal Hp beruntunglah kita sebagai mahluk sosial media hehehe… namun ketika saya dan pak heri mencoba mengontak pak ansori dan pak dwi s kok pending, trus saya keluar tenda coba liat kalo saja mereka sudah diluar, dan ketika saya mau balik ketenda mereka berdua datang dan pas air juga sudah mau mendidih. Singkat cerita setelah kita menikmati santap malam kamipun beristirahat karena waktu juga sudah sekitar setengah dua malan, oh iya tadi waktu berangkat mendaki dari bawah sekitar pukul 20.45 wib, dan saya sampai di camping ground pukul 12.30 ya kami membutuhkan waktu lebih dari 3 jam, ini perjalanan yang luar biasa, karena normalnya mendaki gunung Andong ini bisa ditempuh dalam waktu 1-2 jam saja. Menjelang pagi dingin mulai terasa ditambah hujan turun menambah dingin dan membuat badan terasa malas untuk keluar dari tenda, sekitar pukul 05.30 saya penasaran dengan suasana diluar akhirnya saya buka pintu tenda dan ternyata kabut tebal menyelimuti puncak Gunung Andong, harapan untuk melihat munculnya sang fajar dari ufuk timur pupus sudah, namun lama kelamaan kabut mulai menghilang dan keindahan alam dari Sang Pencipta pun mulai terlihat, di depan tenda kita dihadapkan dengan ke gagahan gunung Merbabu dan Merapi, sementara di sisi barat terlihat, Sindoro, Sumbing, dan Slamet, disisi Utara terlihat Gunung Ungaran, sedangkan didekat Gunung Andong terdapat Gunung Telomoyo yang pernah saya bahas di blog ini juga.
narsis dulu biar kayak anak kekinian :D


 
Panorama dari puncak Gunung Andong
Setelah puas berfoto-foto dan menikmati kopi untuk menghangatkan badan kami pun segera bergegas untuk packing dan kembali turun mengingat hari ini hari Jum’at dan berharap sampai rumah sebelum sholat Jum’at sehingga bisa beribadah sholat Jum’at di masjid dekat rumah. Perjalanan turun cukup lancar dan kita hanya membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam untuk sampai bawah, setelah sampai bawah kita beristirahat sebentar sebelum tancap gas kembali ke Jogja.
Begitulah sedikit cerita saya tentang perjalanan mendaki ke Gunung Andong, oh iya saya mau kasih tips jika kalian ingin mendaki ke Gunung, berikut tips mendaki ala pendaki pemula seperti saya:
1.      Siapkan waktu luang, iya waktu selo itu penting, kalo ngak selo gimana ada waktu buat naik gunung iya to?
2.      Siapkan fisik, ini juga penting, ngak peduli seberapa tinggi dan rendahnya gunung yang ingin kalian daki kesiapan fisik juga utama, apalagi kalo kalian ingin mendaki gunung kembar hahaha
3.      Siapkan perlengkapan yang diperlukan, nah ini penting bin pokok, buatlah setlist untuk perlengkapan yang ingin anda bawa, jangan sampai waktu berangkat ada barang penting yang ketinggalan, seperti dompet dan barang-barang penting lainnya.
4.      Bacalah refrensi tentang gunung yang ingin anda kunjungi, niscaya itu akan membantu anda, karena dengan membaca kita sedikit mengerti tentang kondisi gunung yang akan kita daki.
5.      Ijin orang tua, sebelum mendaki ijin ke orang tua, baru ke pacar bagi yang punya pacar, bukan kebalik ya, ijin sama pacar, tapi sama orang tua malah lupa hahaha
Mungkin itu sedikit tips dari saya, kalau ada yang ingin menambahkan ya monggo wong itu saya juga Cuma ngarang kok tapi semoga bisa bermanfaat bagi kalian yang ingin mendaki selamat mencoba.     

2 comments:

  1. GPS.nya sangat membantu itu pak,, hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya pak, Gunakan Penduduk Setempat, daripada tersesat dan tak tau arah jalan hehehe

      Delete

statistics

dwitoro

sebagian kecil cerita hidup saya

Subscribe

Recent

Comment

Gallery

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Follow us on FaceBook

About

Powered by Blogger.

Popular Posts