Secangkir kopi cappucino ala kafe
dan lagu-lagu nya naif sebagai teman di akhir pekan yang selo ini, dari pada
bengong, saya mau berbagi cerita tentang perjalanan saya ke Gunung Andong 1726
Mdpl kamis-jum’at 2-3 April 2015 kemarin. Alkisah perjalanan itu berawal dari
keinginan saya untuk mendaki gunung setelah terakhir kemarin ke Gunung Api
Purba Nglangeran Gunung Kidul pas acara muda mudi kampung, setelah beberapa
bulan berlalu dan memang banyak basecamp pendakian yang tutup karena musim
hujan dan juga buat pemulihan ekosistem di jalur pendakian kini gelora mendaki
gunung itupun muncul kembali pas kemarin pak Anshori salah satu rekan kerja
saya pasang DP di Bbm nya gambar gunung langsung saja saya ajak dia untuk
mendaki gunung, dan ajakan saya ke Gunung Andong salah satu gunung yang lagi
ngehits bagi kebanyakan pendaki pemula seperti saya ini hehehe…
Dari
obrolan singkat tersebut beralih ke grup chat yang berisi rekan kerja semua ada
pak Dwi. S, Pak Heri, Pak Ansori dan Pak Seta yang kini pindah kerja di Solo
saya pun mengajak mereka untuk ikut naik ke Gunung Andong, kebetulan minggu ini
ada libur di hari Jum’at atau biasa dikatakan Long Weekend, saya sebenarnya
pengen ngajak naik hari jum’at atau malem sabtu namun ternyata sabtu teman2
saya tersebut ada jadwal jadi ngak bisa, oke daripada ngak jadi naik akhirnya
saya yang ngalah dan kami sepakati kita naik hari kamis tgl 2 April 2015
tanggal enom sangune okeh bagi sik wes bayaran hehehe… lewat grup ini kita
berbagi tentang kesiapan dan perlengkapan yang perlu dibawa saat naik nanti
selain itu kita juga membujuk pak Seta untuk bisa ikut naik namun bujuk rayu
kami gagal dan pak seta tetap keukeuh pada pendirian tidak mau pulang ke
magelang dengan berjuta alasannya
H-1
keberangkatan persiapan yang saya siapkan sudah hampir fix, kompor saya pinjam
dari Giri, tenda juga sudah pesan tinggal diambil besok sekalian berangkat,
perlengkapan pribadi sudah siap, tinggal memasukan ke Tas. Hari keberangkatan
itupun datang kami janjian kumpul dirumah Pak Dwi S yang masih satu kampung
dengan saya sehabis ashar atau jam 15.30an, pak Heri yang rumahnya cukup jauh
justru dia datang yang paling awal setelah itu saya menyusul dan kumpul sekitar
jam 16.00, karena kita yang mau berangkat berempat, maka kita masih menunggu
Pak Ansori yang belum datang, jam 16.15 saya telp dia katanya sudah siap-siap
dan mau berangkat, oke kita tunggu..lima belas menit kemudian..kita masih
menunggu…pak Heri dan Pak Dwi S mulai gelisah akupun juga demikian. Jam sudah
menunjukan pukul 17.00 dan belum juga muncul tanda-tanda kehadiran pak Ansori,
rasanya seperti menunggu gebetan yang ngak peka walaupun kita sudah berjuang
untuk meluluhkan hatinya #halah #opoh mah curhat..
Tiba-tiba
hape saya ada sms dari nomer yang ngak ada namanya, isi sms tersebut begini: “
Aq neng kmpus sek, tnggu” owh ternyata pak ansori masih ada acara dikampus,
kenapa ngak bilang dari kemarin, kan kita bisa kangsengan habis maghrib jadi
kita ngak kelamaan nunggu, sekitar pukul 17.30an pak ansori datang dan baru
pulang dari kampus, sama sekali belum membawa perlengkapan, oke mungkin dari
kami dialah yang sudah melalang buana keberbagai puncak gunung di pulau Jawa
ini, tapi ya ngak mungkin juga to kalo berangkat ngak bawa apa-apa, trus pak
ansori pulang dulu sekalian sama pak heri yang memboncengkannya dan saya sama
pak dwi s mengambil dulu tenda dome yang kita sewa di dekat UMY dan kita
janjian ketemu sama mereka berdua di Gamping. Dengan molornya waktu yang cukup
lama ini kacau juga jadwal yang sudah diangan-angan dengan rencana berangkat
habis ashar atau sekitar jam 15.30 atau paling molor jam 16.00 dengan etimasi
waktu tempuh dari rumah menuju basecamp Gunung Andong sekitar 1.5 -2 jam kan
bisa sampai sana menjelang maghrib dan selepas maghrib bisa mulai naik selain
itu karena kita belum pernah ada yang pernah ke basecamp pendakian Gunung
Andong otomatis kita belum tau jalan menuju kesana, kita hanya berbekal dari
keterangan yang ada di blognya Taruna Jayagiri pengelola pendakian Gunung
Andong.
Adzan
maghrib sudah berkumandang saya dan pak Dwi S masih menunggu pak ansori dan pak
heri di depan BSI Gamping, bulan masih terlihat sinarnya walaupun terkedang
tertutup mega mendung, saya berharap malam ini tidak hujan dan keesokan pagi
nya cerah. Sambil menunggu pak ansori, saya buka bekal kopi yang saya bikin
dari rumah, setelah beberapa saat pak heri dan pak ansori pun datang, kitapun
melanjutkan perjalanan ke magelang namun karena saya belum sholat maghrib kami
mampir di POM bensin didaerah sidomoyo Godean untuk sholat maghrib sekalian isi
bensin motor saya.
Setelah
selesai sholat dan isi bensin kita lanjutkan perjalanan, baru beberap meter
dari pom, air mulai menetes dari langit, dan setelah perempatan pasar Cebongan
air semakin banyak yang menetes kami pun menepi untuk memakai mantrol, dan benar
saja hujan turun dengan deras walaupun sudah memakai mantrol kita putuskan
untuk menepi mencari tempat untuk berteduh karena hujan cukup deras,
visibilitas pandangan juga sangat terbatas dan jalan berubah menjadi seperti
sungai, akhirnya kita berteduh di emperan sebuah kios, sambil menunggu hujan
cukup reda kita makan roti dan peyek dari pak ansori, hingga akhirnya hujan
sudah mulai reda kita lanjutkan perjalanan sampai di kota Magelang ternyata
jalanan kering, kita kemarin mengikuti rute seperti yang dishare di Blognya
Taruna Jayagiri yaitu melalui pertigaan Canguk ambil kanan terus mengikuti
jalan arah kopeng sampai ketemu pasar Ngablak belok kiri di Gapura warna biru,
namun setelah sampai daerah pakis kami berhenti untuk melepas Mantol dan sambil
tanya karena kami kurang paham pasar Ngablak itu mana, walaupun belum lama
kemarin sepulang saya dari Ambarawa saya lewati jalan itu tapi ngak begitu
memperhatikan dimana letak pasar Ngablak, sambil menunggu teman saya melepas
mantol saya coba tracking pake GPS di Hp saya, namun karena sinyal internet
tidak begitu bagus alhasil kami gunakan GPS manual yaitu (Gunakan Penduduk
Setempat) untuk bertanya, kebetulan diseberang jalan ada dua anak kecil yang
sedang berjalan, dan kata kedua anak tersebut pasar Ngablak masih terus keatas
sambil menunjuk dengan tangan kanannya, setelah itu kami tancap gas kembali ke
arah pasar Ngablak, langit mulai cerah dan Bulan juga sudah mulai tampak.
Dan
setelah menempuh perjalanan panjang akhirnya kami pun sampai di Basecamp Taruna
Jayagiri Gunung Andong, setelah memarkir motor, kami pun bergegas menuju masjid
yang tak jauh dari basecamp untuk sholat Isya sekalian melepas lelah sebelum
melakukan pendakian, sehabis sholat dan prepare kami menuju basecamp lagi untuk
membayar tiket restribusi sebesar Rp. 3000 dan parkir motor dengan tarif yang
sama, tarif yang cukup terjangkau lebih murah dari semangkok baksonya pak
nDuth. Owh iya tadi waktu sampai diparkiran kita juga cukup kaget dengan
banyaknya motor yang ada di basecamp, wah mesti sudah rame sekali ini dipuncak,
namun ternyata kata mas yang jaga parkir ini belum rame, kalo pas malem minggu
motornya bisa mengular sampai jalan2 di kampung tersebut hemm bisa dibayangkan
gimana ramenya bukan…
Setelah
membayar dan mengisi buku tamu di basecamp kita langkahkan kaki menuju gunung
Andong melalu jalan cor blok, sampai dipertigaan diujung jalan kita berdo’a
dulu agar dalam pendakian kali ini diberi keselamatan dan juga tidak ada
halangan suatu apapun, kemudian kami langkahkan kaki menuju jalur pendakian,
pada awalnya jalur berupa tangga tanah yang dikasih bambu, jalur seperti memang
dibuat untuk memudahkan pendaki, namun menurut saya justru membuat kaki cepat
lelah. Belum juga sampai di pos satu, salah satu teman saya Dwi S sudah mulai
terengah-engah dan merasakan tidak enak di perutnya, kamipun beberapa kali
berhenti untuk beristirahat, setelah merasa mendingan kami lanjut lagi
melangkah, hingga beberapa kali, saya suruh dia kasih minyak angin diperutnya
dan minum tol*ak ang*in, akhirnya dia bisa melanjutkan perjalanan dengan pelan2.
Selama perjalanan naik kita menjumpai bapak-bapak ibu-ibu bahkan ada yang
bersama anaknya yang masih kecil turun dari atas, mereka baru saja ziarah
karena diatas puncak terdapat makam yang sering dikunjungi oleh para peziarah.
Hampir
sampai puncak teman saya tersebut kembali beristirahat, kamipun sepakat membagi
dua, pak ansori menemani pak dwi s istirahat, sedangkan saya dan pak heri
melanjutkan perjalanan dan mendirikan tenda sekaligus masak air, sehingga nanti
kalo pak dwi s sampai atas bisa beristirahat dan bisa menyeduh mie yang telah
dibawa. Sampai diatas ternyata camping ground sudah penuh dengan tenda, kamipun
mencoba mencari tempat yang strategis untuk mendirikan tenda, setelah
muter-muter akhirnya dapet juga tempatnya, dengan kemampuan yang terbatas saya
sebagai pendaki pemula saya dan pak heri mencoba mendirikan tenda, walaupun
tendanya tinggal pasang tapi saya cukup binggung, untung ada bapak2 paruh baya
yang berbaik hati memegangkan senter yang saya bawa sambil memandu cara
mendirikan tenda, bapak bapak asal Jombor yang lupa ngak berkenalan dan ngak
tau namanya tersebut bercerita kalau dia sudah sejak muda dulu hobi naik gunung
hingga sekarang sudah punya anak istri juga masih suka naik, kali ini dia naik
mengantarkan keponakan nya yang pengen naik gunung sebelum Ujian Nasional
*keponkannya cantik lho…hehehe
Akhirnya
tenda sudah berdiri setalah barang bawaan masuk kedalam tenda saya menyalakan
kompor untuk masak air, sambil menunggu air mendidih saya dan pak heri mencoba
mengontek pak ansori dan pak dwi s, oh iya jadi di atas puncak Gunung Andong
ini masih ada sinyal Hp beruntunglah kita sebagai mahluk sosial media hehehe…
namun ketika saya dan pak heri mencoba mengontak pak ansori dan pak dwi s kok
pending, trus saya keluar tenda coba liat kalo saja mereka sudah diluar, dan
ketika saya mau balik ketenda mereka berdua datang dan pas air juga sudah mau
mendidih. Singkat cerita setelah kita menikmati santap malam kamipun
beristirahat karena waktu juga sudah sekitar setengah dua malan, oh iya tadi
waktu berangkat mendaki dari bawah sekitar pukul 20.45 wib, dan saya sampai di
camping ground pukul 12.30 ya kami membutuhkan waktu lebih dari 3 jam, ini
perjalanan yang luar biasa, karena normalnya mendaki gunung Andong ini bisa
ditempuh dalam waktu 1-2 jam saja. Menjelang pagi dingin mulai terasa ditambah
hujan turun menambah dingin dan membuat badan terasa malas untuk keluar dari
tenda, sekitar pukul 05.30 saya penasaran dengan suasana diluar akhirnya saya
buka pintu tenda dan ternyata kabut tebal menyelimuti puncak Gunung Andong,
harapan untuk melihat munculnya sang fajar dari ufuk timur pupus sudah, namun
lama kelamaan kabut mulai menghilang dan keindahan alam dari Sang Pencipta pun
mulai terlihat, di depan tenda kita dihadapkan dengan ke gagahan gunung Merbabu
dan Merapi, sementara di sisi barat terlihat, Sindoro, Sumbing, dan Slamet,
disisi Utara terlihat Gunung Ungaran, sedangkan didekat Gunung Andong terdapat
Gunung Telomoyo yang pernah saya bahas di blog ini juga.
narsis dulu biar kayak anak kekinian :D |
Setelah
puas berfoto-foto dan menikmati kopi untuk menghangatkan badan kami pun segera
bergegas untuk packing dan kembali turun mengingat hari ini hari Jum’at dan
berharap sampai rumah sebelum sholat Jum’at sehingga bisa beribadah sholat Jum’at
di masjid dekat rumah. Perjalanan turun cukup lancar dan kita hanya membutuhkan
waktu kurang lebih 1 jam untuk sampai bawah, setelah sampai bawah kita
beristirahat sebentar sebelum tancap gas kembali ke Jogja.
Begitulah
sedikit cerita saya tentang perjalanan mendaki ke Gunung Andong, oh iya saya
mau kasih tips jika kalian ingin mendaki ke Gunung, berikut tips mendaki ala
pendaki pemula seperti saya:
1. Siapkan
waktu luang, iya waktu selo itu penting, kalo ngak selo gimana ada waktu buat
naik gunung iya to?
2. Siapkan
fisik, ini juga penting, ngak peduli seberapa tinggi dan rendahnya gunung yang
ingin kalian daki kesiapan fisik juga utama, apalagi kalo kalian ingin mendaki
gunung kembar hahaha
3. Siapkan
perlengkapan yang diperlukan, nah ini penting bin pokok, buatlah setlist untuk
perlengkapan yang ingin anda bawa, jangan sampai waktu berangkat ada barang
penting yang ketinggalan, seperti dompet dan barang-barang penting lainnya.
4. Bacalah
refrensi tentang gunung yang ingin anda kunjungi, niscaya itu akan membantu
anda, karena dengan membaca kita sedikit mengerti tentang kondisi gunung yang
akan kita daki.
5. Ijin
orang tua, sebelum mendaki ijin ke orang tua, baru ke pacar bagi yang punya
pacar, bukan kebalik ya, ijin sama pacar, tapi sama orang tua malah lupa hahaha
Mungkin itu
sedikit tips dari saya, kalau ada yang ingin menambahkan ya monggo wong itu
saya juga Cuma ngarang kok tapi semoga bisa bermanfaat bagi kalian yang ingin
mendaki selamat mencoba.
GPS.nya sangat membantu itu pak,, hehe
ReplyDeleteiya pak, Gunakan Penduduk Setempat, daripada tersesat dan tak tau arah jalan hehehe
Delete