Monday, 17 August 2015

Puncak Sikunir Dieng Plateau

     Perjalanan ini berawal dari keisengan saya mengikuti kuis di Facebook Bantul Radio sekitar akhir bulan puasa kemarin, dan tak disangka keberuntungan kembali saya dapat, ya rejeki anak yang tidak begitu sholeh kali ya, saya berhasil menang di acara kuis tersebut dan mendapat voucer rental mobil dari Aselia sebuah perusahaan rental mobil di Bantul. Entah ini keberuntungan saya yang keberapa kalinya dalam mengikuti kuis, nanti coba saya bahas tentang beberapa hadiah kuis yang pernah saya dapat di cerita selanjutnya. Oke singkat cerita voucer tersebut saya ambil setelah lebaran kemarin di kantor Bantul Radio di Jl. Parangtritis depan Pasar Seni Gabusan, setelah voucer saya ambil saya pun mulai berkoordinasi dengan teman-teman dikampung saya untuk memanfaatkan mobil gratisan tersebut, kalau saya sih dari awal pengennya ke Puncak Sikunir kawasan Dieng Plateau, dan ternyata teman saya juga pada mau, oke sekarang tinggal menentukan jadwal teman saya yang bisa bawa mobil, karena saya juga belum bisa bawa mobil.
     Rabu 12 agustus 2015, setelah sebelumnya saya telpon dulu rental mobil tersebut untuk menanyakan persyaratan apa saja untuk menukar voucer tersebut, setelah paham dengan persyaratan yang saya kira tidak begitu ribet saya dan badrun ke Aselia untuk mengambil mobil, setelah kunci mobil kita dapat, dan motor saya sebagai jaminan untuk rental mobil tersebut, kita kembali pulang karena Badrun juga harus masuk kerja terlebih dahulu. Rabu malam sekitar pukul 22.00 wib kita mulai persiapan untuk berangkat, awalnya kita mau berangkat berlima, saya, badrun, gotrek, godok dan dwik, namun sayang juga sisa kursinya kalau ngak di isi, akhirnya tambah 3 orang lagi yaitu gembur, mbah wong dan mbombob dan kami semua adalah para pekerja, oleh karena Buruh juga butuh piknik maka mbolos adalah pilihan hehehe eh kalau saya emang pas jadwal libur ding. Sekitar pukul 22.30 kami berangkat dengan mengambil rute lewat temanggung karena saya rasa jalur tersebut lebih nyaman dari pada lewat jalur kepil, ya walaupun lebih jauh jaraknya. Dari rumah sampai temanggung mobil dibawa oleh badrun yang baru pulang dari kerja, setelah mampir di alf*mart di daerah Temanggung kursi kemudi diambil alih oleh godod, sampai Temanggung sekitar jam 1 dini hari, dengan kondisi jalan yang berkelok dan naik turun di tambah kabut yang cukup menghalangi jarak pandang di daerah kaki gunung Sindoro dan Sumbing dan juga jam terbang godod yang belum setinggi badrun dalam membawa mobil jadi agak sedikit horor dan itu justru yang membuat kami tidak ngantuk. Pelan tapi pasti akhirnya kami memasuki kota Wonosobo setelah melewati alun-alun Wonosobo kita mengikuti jalan ke arah Dieng karena dini hari dan juga ngak pas akhir pekan atau liburan jadi jalan sangat sepi.
     Setelah melewati jalan yang berliku-liku dan tanjakan yang cukup terjal akhirnya kami sampai di kawasan dieng plateau sekitar pukul 2 dini hari, dan merasakan udara yang cukup dingin dari kawasan telaga warna untuk menuju Desa Sembungan yang merupakan Desa tertinggi di Pulau Jawa dan menjadi pintu masuk untuk menuju puncak sikunir ini masih cukup jauh dan jalannya cukup gronjal-ngronjal. Setelah melewati Gapura Desa Sembungan nanti ada TPR dengan biaya masuk Rp. 10.000/orang, setalah membayar kita melanjutkan perjalanan menuju parkiran di tepi telaga Cebong, jalan untuk menuju telaga Cebong ini cukup sempit, tidak bisa dibayangkan kalau pas akhir pekan pasti jalannya penuh sesak dan cukup sulit untuk dua mobil yang berpapasan. Sampai di parkiran memang tidak terlalu banyak mobil yang parkir tidak lebih dari 20 kayaknya, motor pun juga tidak terlalu banyak, setelah memarkir mobil sayapun langsung menuju ke toilet karena daritadi memang sudah ngampet.
     Menjelang pagi pengunjung terus bertambah, ada rombongan yang naik 3 micro bus, dan juga beberapa mobil dan motor. Sekitar pukul 4 pagi saya dan teman-teman mulai pendakian, track untuk naik kepuncak Sikunir ini lumayan buat ngos-ngosan bagi orang yang jarang berolah raga seperti saya, ditambah debu yang berterbangan membuat nafas tambas sesek kalau ngak pake masker, untung saya pake buff. Tidak sampai 1 jam perjalanan akhirnya sampai juga di puncak Sikunir, dan dipuncak tersebut sudah cukup banyak manusia lain yang menunggu munculnya sang fajar.
Semburat ungu mulai nampak di ufuk timur, dan para manusia tersebut mulai berpose dengan berbagai gaya di depan kameranya seolah tidak mau ketinggalan moment latar belakang warna lagit lagit yang menawan, tak terkecuali bagi saya yang turut melakukan hal serupa hahaha. Menjelang 6 pagi sang surya yang dinanti kedatangannya pun mulai nampak di ufuk timur dengan sinar yang orange kemerahan yang memanjakan mata untuk memandangnya, namun sayang samudera awan yang biasanya turut menemani kehadiran sang fajar tersebut tidak ikut hadir, mungkin dia sedang lelah hehehe. Setelah hari semakin terang saya dan teman-teman pun pindak ke sisi puncak yang lain untuk melihat keindahan ciptaan Tuhan dari sisi lain.
Buruh Juga Butuh Piknik!
Setelah puas menikmati bentang keindahan alam ciptaan sang Maha kuasa kamipun turun kembali, perjalanan turun lebih cepat daripada saat naik tadi, sampai bawah kita duduk sebentar sambil berjemur di tepi telaga Cebong yang airnya mulai surut karena banyak petani yang menyedot air dari telaga tersebut untuk menyirami tanamannya. Di tepi telaga ada beberapa tenda yang didirikan oleh wisatawan yang ngecamp sebelum naik ke puncak sikunir, karena memang diatas tidak diperbolehkan untuk ngecamp. Setelah beberapa saat akhirnya kamipun berkemas untuk kembali pulang, namun sebelum pulang kami membeli gorengan mendoan untuk ganjel perut. Perjalanan pulang cukup santai dan juga sambil menahan kantuk yang mulai melanda. Sampai kota Wonosobo kami mampir disalah satu toko oleh-oleh untuk membeli manisan Carica, ya carica merupakan buah khas dieng, yang bentuk buah dan pohon nya mirip dengan pepaya namun buah nya lebih kecil rasa dan tekstur daging buahnya pun berbeda.
     Lewat tengah hari akhirnya kami sampai rumah juga, setelah tadi perjalanan pulang lewat jalur kepil dan tembus daerah Borobudur, dan dari Borobudur lewat jalur alternatif lagi tembus daerah sebelum sendangsono, jadi lebih cepat. Sampai rumah setelah teman-teman saya turun dari mobil saya dan badrun langsung menuju Aselia untuk mengembalikan mobil, sebuah perjalanan yang cukup menyenangkan dan melelahkan. Terimakasih teman-teman, terimakasih bantul radio dan juga Rental Mobil Aselia.

           

0 comments:

Post a Comment

statistics

dwitoro

sebagian kecil cerita hidup saya

Subscribe

Recent

Comment

Gallery

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Follow us on FaceBook

About

Powered by Blogger.

Popular Posts