Perjalanan ini berawal dari keisengan saya
mengikuti kuis di Facebook Bantul Radio sekitar akhir bulan puasa kemarin, dan
tak disangka keberuntungan kembali saya dapat, ya rejeki anak yang tidak begitu
sholeh kali ya, saya berhasil menang di acara kuis tersebut dan mendapat voucer
rental mobil dari Aselia sebuah perusahaan rental mobil di Bantul. Entah ini
keberuntungan saya yang keberapa kalinya dalam mengikuti kuis, nanti coba saya
bahas tentang beberapa hadiah kuis yang pernah saya dapat di cerita selanjutnya.
Oke singkat cerita voucer tersebut saya ambil setelah lebaran kemarin di kantor
Bantul Radio di Jl. Parangtritis depan Pasar Seni Gabusan, setelah voucer saya
ambil saya pun mulai berkoordinasi dengan teman-teman dikampung saya untuk
memanfaatkan mobil gratisan tersebut, kalau saya sih dari awal pengennya ke
Puncak Sikunir kawasan Dieng Plateau, dan ternyata teman saya juga pada mau,
oke sekarang tinggal menentukan jadwal teman saya yang bisa bawa mobil, karena
saya juga belum bisa bawa mobil.
Rabu 12 agustus 2015, setelah sebelumnya
saya telpon dulu rental mobil tersebut untuk menanyakan persyaratan apa saja
untuk menukar voucer tersebut, setelah paham dengan persyaratan yang saya kira
tidak begitu ribet saya dan badrun ke Aselia untuk mengambil mobil, setelah
kunci mobil kita dapat, dan motor saya sebagai jaminan untuk rental mobil
tersebut, kita kembali pulang karena Badrun juga harus masuk kerja terlebih
dahulu. Rabu malam sekitar pukul 22.00 wib kita mulai persiapan untuk
berangkat, awalnya kita mau berangkat berlima, saya, badrun, gotrek, godok dan
dwik, namun sayang juga sisa kursinya kalau ngak di isi, akhirnya tambah 3
orang lagi yaitu gembur, mbah wong dan mbombob dan kami semua adalah para pekerja, oleh karena Buruh juga butuh piknik maka mbolos adalah pilihan hehehe eh kalau saya emang pas jadwal libur ding. Sekitar pukul 22.30 kami
berangkat dengan mengambil rute lewat temanggung karena saya rasa jalur
tersebut lebih nyaman dari pada lewat jalur kepil, ya walaupun lebih jauh
jaraknya. Dari rumah sampai temanggung mobil dibawa oleh badrun yang baru
pulang dari kerja, setelah mampir di alf*mart di daerah Temanggung kursi kemudi
diambil alih oleh godod, sampai Temanggung sekitar jam 1 dini hari, dengan
kondisi jalan yang berkelok dan naik turun di tambah kabut yang cukup
menghalangi jarak pandang di daerah kaki gunung Sindoro dan Sumbing dan juga
jam terbang godod yang belum setinggi badrun dalam membawa mobil jadi agak
sedikit horor dan itu justru yang membuat kami tidak ngantuk. Pelan tapi pasti
akhirnya kami memasuki kota Wonosobo setelah melewati alun-alun Wonosobo kita
mengikuti jalan ke arah Dieng karena dini hari dan juga ngak pas akhir pekan
atau liburan jadi jalan sangat sepi.
Setelah melewati jalan yang berliku-liku
dan tanjakan yang cukup terjal akhirnya kami sampai di kawasan dieng plateau
sekitar pukul 2 dini hari, dan merasakan udara yang cukup dingin dari kawasan
telaga warna untuk menuju Desa Sembungan yang merupakan Desa tertinggi di Pulau
Jawa dan menjadi pintu masuk untuk menuju puncak sikunir ini masih cukup jauh
dan jalannya cukup gronjal-ngronjal. Setelah melewati Gapura Desa Sembungan
nanti ada TPR dengan biaya masuk Rp. 10.000/orang, setalah membayar kita
melanjutkan perjalanan menuju parkiran di tepi telaga Cebong, jalan untuk
menuju telaga Cebong ini cukup sempit, tidak bisa dibayangkan kalau pas akhir
pekan pasti jalannya penuh sesak dan cukup sulit untuk dua mobil yang
berpapasan. Sampai di parkiran memang tidak terlalu banyak mobil yang parkir
tidak lebih dari 20 kayaknya, motor pun juga tidak terlalu banyak, setelah
memarkir mobil sayapun langsung menuju ke toilet karena daritadi memang sudah
ngampet.
Menjelang pagi pengunjung terus bertambah,
ada rombongan yang naik 3 micro bus, dan juga beberapa mobil dan motor. Sekitar
pukul 4 pagi saya dan teman-teman mulai pendakian, track untuk naik kepuncak
Sikunir ini lumayan buat ngos-ngosan bagi orang yang jarang berolah raga
seperti saya, ditambah debu yang berterbangan membuat nafas tambas sesek kalau
ngak pake masker, untung saya pake buff. Tidak sampai 1 jam perjalanan akhirnya
sampai juga di puncak Sikunir, dan dipuncak tersebut sudah cukup banyak manusia
lain yang menunggu munculnya sang fajar.
Semburat
ungu mulai nampak di ufuk timur, dan para manusia tersebut mulai berpose dengan
berbagai gaya di depan kameranya seolah tidak mau ketinggalan moment latar
belakang warna lagit lagit yang menawan, tak terkecuali bagi saya yang turut
melakukan hal serupa hahaha. Menjelang 6 pagi sang surya yang dinanti
kedatangannya pun mulai nampak di ufuk timur dengan sinar yang orange kemerahan
yang memanjakan mata untuk memandangnya, namun sayang samudera awan yang
biasanya turut menemani kehadiran sang fajar tersebut tidak ikut hadir, mungkin
dia sedang lelah hehehe. Setelah hari semakin terang saya dan teman-teman pun
pindak ke sisi puncak yang lain untuk melihat keindahan ciptaan Tuhan dari sisi
lain.
Buruh Juga Butuh Piknik! |
Setelah
puas menikmati bentang keindahan alam ciptaan sang Maha kuasa kamipun turun
kembali, perjalanan turun lebih cepat daripada saat naik tadi, sampai bawah
kita duduk sebentar sambil berjemur di tepi telaga Cebong yang airnya mulai
surut karena banyak petani yang menyedot air dari telaga tersebut untuk
menyirami tanamannya. Di tepi telaga ada beberapa tenda yang didirikan oleh
wisatawan yang ngecamp sebelum naik ke puncak sikunir, karena memang diatas
tidak diperbolehkan untuk ngecamp. Setelah beberapa saat akhirnya kamipun
berkemas untuk kembali pulang, namun sebelum pulang kami membeli gorengan
mendoan untuk ganjel perut. Perjalanan pulang cukup santai dan juga sambil menahan
kantuk yang mulai melanda. Sampai kota Wonosobo kami mampir disalah satu toko
oleh-oleh untuk membeli manisan Carica, ya carica merupakan buah khas dieng,
yang bentuk buah dan pohon nya mirip dengan pepaya namun buah nya lebih kecil
rasa dan tekstur daging buahnya pun berbeda.
Lewat tengah hari akhirnya kami sampai
rumah juga, setelah tadi perjalanan pulang lewat jalur kepil dan tembus daerah
Borobudur, dan dari Borobudur lewat jalur alternatif lagi tembus daerah sebelum
sendangsono, jadi lebih cepat. Sampai rumah setelah teman-teman saya turun dari
mobil saya dan badrun langsung menuju Aselia untuk mengembalikan mobil, sebuah
perjalanan yang cukup menyenangkan dan melelahkan. Terimakasih teman-teman,
terimakasih bantul radio dan juga Rental Mobil Aselia.
0 comments:
Post a Comment