Thursday, 27 August 2015

Jembatan Cinta Kali Progo

Karena dari kemarin kepengen gowes dan ngak ada teman yang mau saya ajak gowes, maka tadi pagi kamis, 27 Agustus 2015 saya berangkat sendiri sekalian untuk melampiaskan rasa kecewa saya setelah hari minggu kemarin gagal mengikuti event Nglanggeran Mountain Bike karena ahsudahlah… Berangkat dari rumah sekitar pukul 07.00 wib dengan mengambil rute melewati desa wisata Krebet terus keselatan perempatan Beji keselatan dan melewati turunan yang cukup curam namun mengasikan sampai ketemu jalur alternatif Sedayu-Pandak, terus belok kanan karena tujuan saya ingin mengunjungi sesek atau jembatan dari bambu yang membentang diatas aliran kali Progo di daerah Mangir, Pajangan. Karena cuma sendiri maka kayuhan sepeda saya juga Cuma sante sak tekane, toh hari ini juga selo.
setelah melewati polsek Pajangan saya ambil kiri masuk jalan kampung menuju Desa Mangir, saya sudah cukup hafal dengan jalur ini karena dulu sudah pernah gowes sampai daerah sini, kalau dulu tujuannya ke Ngancar yaitu tempuran antara kali Bedog dengan kali Progo, selain itu juga mengunjungi petilasan Ki Ageng Mangir Wonoboyo. Oke setelah melewati lika liku jalan kampung yang cukup ngronjal akhirnya sampai juga di jembatan penyeberangan yang terbuat dari bambu tersebut, untuk menemukan jembatan tersebut juga cukup mudah karena ada papan petunjuk untuk menuju Kulon Progo, niat awalnya sih Cuma pengen motret terus putar balik lagi, namun setelah bertanya pada bapak yang menjaga sesek tersebut untuk menuju sesek yang tembus didaerah dekat lapangan sendangsari jauh tidak, dan kata bapaknya tidak jauh maka kuputuskan untuk menyeberangi jembatan tersebut dan melanjutkan gowes di daerah Kulon Progo, dengan membayar Rp.2000 untuk sekali lewat, saya sebrangi jembatan tersebut, namun karena tidak ingin melewatkan moment, dan kebetulan ditengah jembatan juga ada tempat yang sepertinya dipake buat transit kalo berpapasan di atas jembatan, maka saya berhenti sejenak disitu untuk sekedar berfoto, kebetulan juga ada seorang bapak yang sedang merapikan potongan-potongan bambu yang disusun menjadi jembatan tersebut, sambil basa-basi dengan bapak tersebut saya minta tolong untuk difotoin oleh bapak tersebut hehehe, dan dari hasil basa-basi tersebut saya juga jadi tau kalau ternyata jembatan sesek tersebut ternyata milik pribadi, bisa dibayangkan to berapa penghasilan yang di dapat setiap harinya karena orang yang lewat juga cukup banyak.
Seorang ibu yang sedang menyeberangi Jembatan Sesek Mangir
Setelah menyeberangi kali Progo saya sudah berada di Kabupaten Kulon Progo ini, dengan melewati jalanan kampung yang cukup teduh dan juga aktifitas warga di pagi hari cukup membuat pikiran ini tenang, setelah melewati jalanan kampung, akhirnya ketemu juga jalan aspal walaupun dulu pernah main bola di daerah sini, namun saya lupa jalan untuk menuju jembatan sesek nya sebelah mana? Akhirnya saya bertanya pada bapak-bapak paruh baya yang sedang nongkrong dipinggir jalan, dan setelah mendapat info dari GPS (Gunakan Penduduk Setempat) tersebut saya lanjutkan perjalanan, dan sampailah ke jembatan sesek yang kedua, oh iya sekedar info jadi jembatan sesek di wilayah Pajangan ini terletak di beberapa titik, setau saya ada 3 yang pertama di daerah Ngantru, atau belakang Gereja Pajangan / Selatan Sabo Dam Pajangan, yang kedua ada di selatan Lapangan Kamijoro ini, dan yang ketiga ada di Desa Mangir tadi. Jembatan ini sangat vital bagi warga yang tinggal di daerah Kulon Progo ataupun Bantul, dengan adanya jembatan sesek ini warga tidak perlu menempuh jarak yang cukup jauh yakni menuju Jembatan Srandakan ataupun Jembatan Bantar yang ada di Jalan Wates. Di jembatan sesek sendangsari ini lalulintasnya relatif lebih ramai dibanding jembatan sesek yang di mangir tadi, kanan kiri jembatan juga banyak penambang pasir yang beraktivitas, terus akses menuju jalan aspal juga tidak sejauh yang di mangir tadi.
sebagai jalan alternatif, jembatan sesek Sendangsari ini cukup penting keberadaannya

Setelah memotret aktivitas di jembatan dan disekitar jembatan saya melanjutkan perjalanan kali ini saya memilih utuk melewati tanjakan Kamijoro, walaupun panjang, namun saya kira lebih manusiawi dibanding lewat jalur makam sewu tadi, setelah kurang lebih 2jam perjalanan akhirnya sampai rumah kembali, sebuah perjalanan yang menyenangkan, dan membuat ketagihan untuk kembali menyusuri pinggir kali Progo. Salam Gowes!        

0 comments:

Post a Comment

statistics

dwitoro

sebagian kecil cerita hidup saya

Subscribe

Recent

Comment

Gallery

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Follow us on FaceBook

About

Powered by Blogger.

Popular Posts