Sunday, 27 September 2015

Affandi Alive!

Setelah selesai nonton Taher Ujian Tugas Akhir Karya Seni dan sebagian teman-teman yang datang juga sudah pada pulang, saya ngajak habib yang kebetulan tadi datangnya telat untuk melihat Gramedia book fair di Lippo Plaza Jogja sekalian liat-liat mall baru tersebut, karena memang belum pernah kesana,setelah membelah kemacetan demangan akhirnya sampai juga di Mall baru tersebut, ya bangunan ex. Saphir square tersebut kini telah berganti nama menjadi Lippo Plaza Jogja, setelah memarkir sepeda motor hal ini terulang lagi setiap kali datang mall baru, yups bingung mencari lift buat masuk, dan akhirnya saya naik lewat tangga darurat dan masuk lewat pintu sebelah barat, ketika masuk mall tersebut menurut saya interiornya cukup bagus, dan seingat saya memang berubah drastis dari bangunan interior jaman Saphir Square dulu. Oke sesuai tujuan saya tadi yaitu pengen liat-liat buku di gramedia maka langkah kaki saya tujukan ke area gramedia book fair tersebut, setelah cukup lama melihat-lihat buku dan belum ada yang membuat saya khilaf untuk membelinya maka saya putuskan untuk berkeliling mall terlebih dahulu sekalian meliha-lihat ada apa aja di dalam mall tersebut.
Setelah berkeliling dan sempat berhenti di depan bioskop untuk melihat-lihat karena teman saya habibi tersebut termasuk orang yang maniak film, setelah itu kami kembali turun dan baru teringat kalau di dalam mall tersebut ada suatu tempat untuk menaruh karya Affandi, karena binggung tempatnya disebelah mana maka saya suruh habibi untuk tanya ke security mall dan akhirnya mendapat penjelasan tentang dimana tempat itu berada, tempat tersebut bernama Affandi Alive! Karena ngak tau si habibi mau langsung masuk aja, ternyata masuknya pake tiket hehehe setelah tanya HTM nya yang ternyata hanya Rp. 10.000 cukup murah untuk melihat karya-karya salah satu Maestro seniman lukis di Indonesia, setelah mengisi nama dan alamat pada tiket dan saya juga sempat bertanya pada bapak yang menjual tiket tersebut apakah lukisan yang di dalam tersebut merupakan lukisan asli dari Affandi atau Cuma replika? Dan si bapak tersebutpun menjawab bahwa lukisan tersebut asli dan merupakan lukisan koleksi si pemilik Lippo bahkan lukisan tersebut ada yang di datangkan dari Brasil karena sudah dimiliki oleh kolektor di Brasil, karena saya kira lukisan-lukisan tersebut diambil dari koleksi museum Affandi yang berada di Jogja ternyata tidak.
Selesai mengisi biodata di tiket kami pun masuk, didalam museum tersebut terdapat karya Affandi dan juga istrinya Maryati, museum tersebut menyimpan karya lukisan Affandi sebanyak 26 buah lukisan yang terbagi menjadi 3 tema besar yaitu potret diri, topeng serta Affandi dan keluarga. Tata ruang museum tersebut juga cukup bagus dengan pencahayaan yang bagus juga, ya ngak perlu dipertanyakan yang punya mall merupakan grup pengusaha properti yang cukup kondang di Negeri ini dan juga kolektor seni maka dalam membuat suatu ruangan untuk menaruh koleksi yang harganya milyaran ya pastilah dibuatkan tempat yang well, namun cukup disayangkan untuk karya sekelas Affandi caption keterangan lukisan yang ada di dalam museum tersebut Cuma kertas HVS biasa yang diprint keterangan judul karya, ukuran, media dan tahun lukisan tersebut dibuat, untuk informasinya sih cukup oke, namun alangkah lebih bagusnya lagi kalo kertas nya ngak cuma HVS putih biasa, mbok di bikin yang lebih mewah sedikit, oh iya walaupun diluar ada tanda kamera disilang yang berarti tidak boleh memotret tapi ternyata kami kemarin diperbolehkan untuk foto didalam ruang museum tersebut, ya memang kadang dibeberapa museum ada yang tidak memperbolehkan pengunjung untuk mengambil gambar yang menjadi koleksi di museum tersebut. Dilobby museum tersebut juga terdapat beberapa kursi dan buku bacaan sepertinya untuk ruang tunggu pengunjung jika pengunjung terlalu banyak, namun saya juga kurang tau pasti berapa batasan maksimal orang yang ada didalam ruangan museum tersebut.

Secara keseluruhan hadirnya museum didalam mall ini merupakan terobosan yang bagus dan layak untuk di apresiasi, jadi kita ke mall bukan hanya untuk sekedar jalan-jalan atau nonton di bioskop namun juga dapat mengunjungi dan menyaksikan karya-karya dari salah satu seniman besar yang pernah ada di Indonesia yaitu Affandi, semoga juga keamanan museum tersebut juga terjamin aman, sehingga tidak ada lagi pencurian-pencurian karya seni. Oh iya alangkah lebih baiknya lagi kalau mall tersebut juga menyediakan ruang gallery sebagai tempat para seniman untuk berpameran kan keren tuh kita nonton pembukaan pameran di dalam mall hehehe.   
suasana di dalam museum Affandi Alive!

Salah satu karya Affandi yang ada di Affandi Alive

Wednesday, 23 September 2015

Street Art Jogja

     Pagi ini Kamis, 24 September 2015 yang juga bertepatan dengan libur Hari Raya Idul Adha 1436H yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, namun karena saya sholat Ied nya kemarin sesuai dengan Maklumat Muhammadiyah maka pagi ini tadi saya putuskan untuk Gowes, semalem sih rencananya pengen liat Grebeg Idul Adha di Alun-alun Utara, namun karena sampai alun-alun tadi pagi baru sekitar pukul 07.15 saya pikir terlalu lama jika harus nunggu sampai jam 10.00 pagidan nanti pulang juga sudah terlalu panas di jalan, maka tujuan sayapun bergeser untuk berburu grafiti yang ada di tembok-tembok di pinggir jalan kota Jogja ini. Dari alun-alun utara laju sepeda saya arahkan ke TBY, karena di gang depan TBY banyak terdapat Grafiti dan juga di sepanjang jalan Mayjend Suryotomo sampai jalan Mataram, begitu banyak grafiti dari berbagai boomber yang ada di Jogja ini.

Bagi sebagian orang gambar-gambar grafiti tersebut menganggu dan merusak sehingga disebut sebagai sebuah Vandalisme, ya kalau tidak ada ijin dari sipemilik tembok dan merusak vasilitas umum itu merupakan bentuk sebuah vandalisme kalau menurut saya, namaun kalau si pemilik tembok sudah mengijinkan makan gambar grafiti tersebut menjadi sebuah karya streetart yang enak dipandang, coba bayangkan jika tembok-tembok tersebut Cuma di cat dengan warna polos putih gitu aja pasti Cuma jadi biasa aja ngak ada seninya dan ngak ada orang yang mau sejenak berhenti untuk menatap tembok tersebut. Dari jalan Mataram laju sepeda saya arahkan ke seputaran Stadion Kridosono, karena tembok yang mengililingi stadion tersebut juga dihiasi oleh gambar grafiti dan selama ini kalo lewat jalan tersebut pengen berhenti dan berfoto dengan background gambar-gambar grafiti tersebut, namun setelah saya amati grafiti yang ada di stadion Kridosono ini merupakan grafiti hasil lomba, itu terlihat dari tulisan yang hampir sama dan sepertinya menjadi tema dalam lomba tersebut. Setelah mengitari stadion kridosono perjalanan kembali saya lanjutkan menuju jembatan kali code, ini juga untuk kali pertama saya mampir berhenti dan berfoto diatas jembatan kali code tersebut, setelah memotret kawasan kampung code yang di cat warna-warni oleh salah satu perusahan rokok perjalanan saya lanjutkan kembali dan tujuan selanjutnya adalah rumah karena matahari juga semakin terik dan memang sudah tidak ada tujuan lain lagi maka saya putuskan untuk kembali kerumah, dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam saya bisa menikmati gowes plus grafiti yang ngak bisa saya nikmati ketika saya membawa motor. Dibawah ini ada beberapa gambar grafiti dari jepretan kamera Hp saya, dan tentu saja masih banyak grafiti lain di kota Jogja ini yang ngak kalah bagusnya dari grafiti yang saya foto tersebut. 





statistics

dwitoro

sebagian kecil cerita hidup saya

Subscribe

Recent

Comment

Gallery

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Follow us on FaceBook

About

Powered by Blogger.

Popular Posts