Perjalanan ini bermula
ketika salah satu teman saya Tata mengejak saya ke kebun strowbery didaerah
Ketep, karena saya pernah cerita kalau didaerah ketep ada kebun strowbery yang
bisa memetik sendiri buahnya, saya tau kalau didaerah situ ada kebun strowbery
juga pas kebetulan lewat sepulang dari mendaki Gunung Andong beberapa bulan
yang lalu, nah pertengahan bulan puasa kemarin tata ngajak buat main kesana,
namun karena waktu itu saya pas ada kegiatan jadi saya ngak bisa, menjelang
lebaran ganian saya yang ngajak dan tata yang ngak bisa dan kita pending sampai setelah lebaran. Dan akhirnya
kemarin Rabu 22 Juni 2015 saya berangkat ke ketep untuk mengunjungi kebun
strowbery tersebut, namun sebelum ke ketep kami berkunjung ke daerah selatan
candi Borobudur, tepatnya di Desa Majaksingi, kecamatan Borobudur. Didaerah tersebut
terdapat berupa bangunan yang berbentuk kamera DSLR, ya karena penasaran dengan
bangunan tersebut, dan sebelum kesana juga sempet browsing dan membaca dari
berbagai blog akhirnya ketemu juga tempat tersebut.
pose apalah ini hahaha |
Perjalanan kesana dari
Jogja saya mengambil rute lewat daerah sayegan, terus kearah jembatan gantung
kali progo, dan sempet bingung di daerah sayegan hahaha saya memang bukan
penghafal jalan yang baik. Kemarin juga sengaja ngak lewat jl utama Jogja –
Magelang selain menghindari macet juga jarak tempuh juga lebih jauh, setelah
menyeberangi kali progo dan ketemu Jl. Nanggulan – Mendut, ikuti aja jalan
tersebut hingga ketemu pertigaan sebelum jembatan Progo ambil arah kiri dikit
dan pertigaan kanan lagi, itu merupakan Jalan alternatif Nanggulan-Borobudur,
saya juga baru pertama kali melewati jalan tersebut, pemandangannya cukup keren
karena jalan berada disisi barat kali progo dan sepertinya cukup oke sebagai
rute gowes. Ngak berapa lama sudah sampai aja di deket kawasan Candi Borobudur.
Sampai di kawasan Candi Borobudur sudah terdapat papan kecil sebagai petunjuk
ke arah Camera House, kami pun mengikuti arah tersebut walaupun sempet agak
binggun dan ada pengendara sepeda motor yang berbaik hati memberikan petunjuk
ke arah Camera House tersebut.
Sampai Camera House
ternyata cukup ramai juga pengunjungnya, setelah memarkir motor saya menuju ke
tempat penjualan tiket masuk, di tempat yang menurut saya tidak terlalu besar
tersebut ternyata ada 4 macam tiket vroh dan karena penasaran sayapun membeli
ke 4 tiket tersebut atau 1 paket dengan harga 50.000 rupiah, yang pertama tiket
seharga 5000 rupiah untuk masuk ke galeri dan naik ke roof top atau ujung dari
Lensa kamera, dari atas tempat tersebut kita bisa memandang barisan bukit
Menoreh di sisi selatan, dan area persawahan, di bagian bawh atau gallery
tersebut terpajang beberapa lukisan namun saya tidak sempat mengamati detail
lukisan tersebut karena memang waktu yang terbatas dan memang tujuan utama saya
bukan ketempat tersebut. Turun dari roof top, kita beralih ke ruang Trick Art
Photo 3 Dimensi dengan tiket seharga 15.000 rupiah untuk lantai dasar, dan
setelah masuk saya Cuma ketawa-ketawa sendiri apalah ini, mau foto juga malah
geli sendiri, namun karena sudah bayar akhirnya saya foto dengan background
foto ala presiden RI kali aja besok bisa jadi presiden RI yang ke-10 amin
hahaha.
Dari lantai dasar kita
naik ke lantai 2 dengan harga tiket yang sama 15.000 rupiah, konsepnya masih
sama dengan lantai dasar tadi yaitu Trick Art Photo 3 Dimensi, ya sepertinya
hampir sama kayak yang di Xt-Square gitu karena saya juga belum pernah masuk
yang di Xt-Square, dilantai 2 ini ada beberapa view untuk foto, seperti foto di
depan lukisan Monalisa, foto melewati jembatan dengan background air terjun,
terus ada juga tembok besar Cina, ada juga seolah kita terbang diatas kota
dengan Sajadah, yup sajadah terbang vroh bukan karpet terbang hahaha. Masih dalam
satu lantai dengan tempat ini namun beda lantai terdapat ruangan yang bernama
Infinity Istana Kaca, dengan tiket masuk 15.000 rupiah dan harus antri karena
ruanganya cukup kecil macam kotak foto box gitu, kemarin cukup kesel juga udah
buru-buru mau ketep, pas ngantri malah disrobot kata penjaganya sih yang
nyrobot tersebut masih saudaranya ownernya. Ruangan yang penuh dengan kaca pada
bagian, samping kiri, kanan, depan, belakang, atas, dan bawah ini saya rasa bagus
buat merenung bukan buat selfie, eh buat selfie juga boleh juga ding hahaha
dari dua ruang sebelumnya kalo menurut saya yang paling keren ya ruang kaca ini.
Bangunan yang mulai
beroperasi kurang lebih 2 bulan ini memang masih dalam proses pembangunan dan
belum 100% jadi, so maklum aja kalau kalian kesana masih agak ngak nyaman,
terus untuk ukuran harga tiket saya kira cukup mahal dan tak sebanding dengan
fasilitas yang diberikan, misalnya saja tempat itu tujuan utamanya kan untuk berfoto
ria, apalagi bentuk bangunannya juga berupa Kamera DSLR, dan nama tempatnya
juga Camera House, harusnya pencahayaan dalam ruangan untuk berfoto ria
tersebut lebih diperhatikan, masak iya sakelar lampu neon dengan lampu tembak
jadi satu kan hasil fotonya jadi kurang maksimal hahaha. Ya smoga kedepannya
menjadi lebih baik lagi dan bisa menjadi wisata alternatif setelah mengunjungi
Candi Borobudur, dan sebelum pergi dari tempat tersebut, saya sempatkan foto di
depan Camera House tersebut biar ikut kekinian hahaha
Perjalanan kami
lanjutkan ketujuan utama kami yaitu kebun buah strowbery di daerah ketep pass,
waktu sudah hampir jam 5 sore tanpa babibu langsung aja tancap gas ke arah
ketep, sampai pertigaan museum Haji Widayat ternyata ngak boleh langsung belok
kanan, akhirnya jalur yang ditempuh memutari kota mungkid, hingga tembus Jl. Magelang-jogja,
terus ambil kiri pertigaan blabak. Sepanjang perjalanan naik keatas cuaca cukup
cerah gunung merapi pun terlihat cukup jelas, namun sayang menjelang sampai
ketep kabut sudah mulai turun dan Gunung kembar merapi dan merbabu pun tak
tampak lagi. Walapun sudah sore namun parkiran kawasan Ketep Pass masih cukup
ramai kendaraan wisatawan yang berkunjung kesana, namun kita ngak ngampir
karena kebun buah strowbery nya bukan berada disitu namun berada didaerah timur
laut kawasan ketep pass, perkebunan strowbery tersebut ada beberapa tempat di
kiri-kanan jalan alternatif menuju ke Kopeng. Karena kemarin saya sempet tanya
sama temen saya yang hampir tiap pekan lewat jalan tersebut, maka sayapun
langsung menuju ke kebun strowbery yang telah direkomendasikan oleh temen saya
tersebut, namun sayang ditempat tersebut buah yang masih di pohonnya sudah habis
jadi ngak bisa memetik secara langsung, akhirnya kita coba cari tempat yang
lain, namun sama saja kebanyakan sudah habis, ya maklum lah kita datang sudah
terlalu sore, pas musim libur lebaran pula, pasti dari pagi sudah amat banyak
pengunjung yang membeli dan memetik buah strowbery tersebut secara langsung, ya
sebagai obat kecewa kita pun membeli buah strowbery yang sudah dipetik oleh
petaninya, dan sempet juga jalan ke kebun nya untuk sekedar berfoto dan memang
buahnya yang siap dimakan sudah ludes tak bersisa. Owh iya selama ini gambaran
saya tentang rasa strowbery itu asem banget, karena dulu pernah makan dan
memang asem, namun buah strowbery yang di ketep ini rasanya manis ya walaupun
buahnya tidak terlalu besar tapi rasanya bener-bener manis, kalo ngak percaya
silahkan buktikan, kata ibu penjualnya kalau sedang musim seperti sekarang ini,
2 hari sekali buah bisa di panen.
inilah yang tersisa... |