Butuh waktu kurang lebih dua jam
perjalanan yang saya lakukan untuk mencapai tempat ini dari kota Jogja, bukit
gantole atau paralayang yang terletak di dekat Waduk Gajah Mungkur Wonogiri
Jawa Tengah. Sebenarnya kalau Cuma mau liat landasan gantole tidak perlu
jauh-jauh sampai Gajah Mungkur Wonogiri, di daerah Parangtritis juga ada. Berhubung
saya sudah pernah mengunjungi yang di Parangtritis maka saya mencoba mengunjungi
yang di Wonogiri, owh iya di Puncak gunung Telomoyo Magelang juga ada landasan
buat lepas landas Gantolle. Oke kembali kita bahas gantole yang saya kunjungi
kemarin yang ada di Wonogiri, kemarin saya berangkat dari Jogja sekitar pukul 2
siang sengaja berangkat siang hari biar pas dilokasi dapet momen menjelang
sunset dan cahaya matahari sudah cukup redup dan bagus buat foto-foto. Perjalanan
berangkat saya via jalan Jogja-Wonosari dan belok kiri di pertigaan sambipitu
mengikuti jalan arah ke Ngawen jalan relatif sepi dan cukup mulus hingga sampai
daerah Semin saya sempat kesasar, mengandalkan GPS di Hp ternyata susah sinyal
akhirnya pake GPS manual, Gunakan Penduduk Setempat akhirnya dapat pencerahan
dan kembali saya temukan jalan yang benar untuk menuju Waduk Gajah Mungkur.
Setelah kurang lebih dua jam perjalanan
dengan jarak tempuh sekitar 100 kilometeran dan membuat bokong dan pundak cukup
pegel akhirnya terlihat juga air waduk gajah mungkur, untuk mencapai puncak
landasan gantole tersebut kita tinggal mengikuti jalan di pinggir waduk
tersebut, dan melewati gerbang kawasan wisata waduk gajah mungkur hingga nanti
disebelah kiri jalan ada Gapura yang bertuliskan Menara Filter Gantolle, kita
tinggal masuk aja kejalan tersebut, sebelum kesana pastikan kondisi kendaraan
anda dalam kondisi prima jika tidak mau menanggung malu lantaran ngak kuat
nanjak dan pasangan anda dengan terpaksa harus turun dari kendaraan dan jalan
kaki atau bahkan mendorong kendaraan anda. Karena tanjakannya cukup curam saya
kira lebih dari 70 derajat tingkat kemiringannya, berbeda ketika kita menaiki
puncak gunung Telomoyo, kalau disana kan jalannya dibuat melingkari gunung jadi
tanjakannya tidak cukup curam, kalau disini jalannya bener-bener curam, kemarin
aja sebenarnya kondisi motor saya sudah tidak terlalu fit, karena dijalan
beberapa kali rantai motor saya sempet lompat-lompat untung aja ngak sampai
lepas.
Setelah melewati tanjakan yang cukup
biadab akhirnya sampai juga di area parkir, ternyata sampai sana sudah cukup
banyak motor ya walaupun saya kesana pas weekday mungkin kalau weekend bisa
lebih rame lagi. Setelah memarkir kendaraan saya berjalan menyusuri tangga
untuk mencapai landasan yang ternyata aset milik TNI AU ini, dari atas landasan
kita disuguhkan landscape yang cukup ciamik namun sayang agak sedikit mendung
namun bentang waduk gajah mungkur masih dapat terlihat jelas, saya kira kalau
pas cerah gunung lawu pun akan terlihat dari sini. Sebenarnya didaerah waduk
gajah mungkur ini ada dua tempat landasan Gantolle, dan tempatnya lebih keren
yang satunya, namun karena sudah sore kami ngak sempet mengunjungi tempat yang
satunya. Setelah puas menikmati pemandangan dari atas landasan dan foto sana
sini dengan berbagai sudut pandang sayapun kembali turun, karena memang aturan
kunjungan di landasan gantolle ini hanya sampai pukul enam petang dan benar
saja sampai parkiran saya sudah terdengar adzan maghrib, dan tukang parkir udah
triak-triak memberi isyarat agar para pengunjung untuk segera turun. Mengunjungi
landasan Gantolle ini kita tidak dimintai restribusi biaya masuk, Cuma parkir
motor doang dua ribu rupiah sangat murah bukan?
view dari atas landasan Gantolle |
Setelah meninggalkan tempat parkir saya
baru sadar kalau jalan yang saya lalui itu gelap gulita dan kebetulan ndak ada
barengan waktu turun horotoyoh nek yo horror to, apalagi pas turunan tajam
tersebut ternyata ada kuburan juga, partner saya Novi udah ketakutan pengen
buruan sampai bawah, saya sebenernya juga takut, tapi saya mencoba tenang dan
tidak panik, saya lihat dari belakang juga ngak ada motor sama sekali, dan
akhirnya ketemu juga pemukiman warga dan membat hati cukup lega. Perjalanan pulang
saya tidak lewat Gunung Kidul, dan mencoba lewat Klaten dan kembali saya
dihadapkan dengan jalanan yang belum saya kenali bahkan hampir saja saya
menabrak tugu ditengah jalan, karena memang penerangan jalan yang cukup
terbatas, hingga akhirnya didaerah Klaten saya ketemu jalan yang dulu waktu
pulang dari Gedangsari Village melewati jalan tersebut. Akhirnya kita kembali
sampai Jogja dengan selamat kesimpulannya lewat Klaten sepertinya lebih dekat
dan lebih cepat, main disore hari memang lebih menyenangkan, namun perlu
diinggat jika kita mainnya kedaerah yang belum kita kenali medannya dan juga
jaraknya yang cukup jauh harus lebih berhati-hati lagi so tempat ini bisa kamu
jadikan untuk menghabiskan waktu sambil menunggu buka puasa atau agenda liburan
setelah libur lebaran nanti. salam aspal gronjal lur hehehe