Jogja
Bike Heritage 2015, sebuah event bersepeda yang diselengarakan oleh Dinas
Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, entah ini event yang keberapa
kalinya yang diadakan oleh Dinas pemerintah tersebut, yang pasti ini pertama
kalinya saya mengikuti event JBH tersebut. Event yang dilaksanakan pada hari
Ahad 31 Mei 2015 yang mengambil tempat start dan finish di area parkir
Sendratari Ballet Ramayana Prambanan ini pertama kali saya mengetahui info
tersebut dari Dp BBM salah satu teman saya, langsung saja saya cari tau tentang
info pendatarannya, setelah mengetahui infonya, saya ajak beberapa teman untuk
ikut event tersebut, karena ngak mungkin juga to saya ikut sendirian, lagi pula
tempat start dan finish nya cukup jauh dari rumah saya. Beberapa hari setelah
itu saya sempatkan mampir ke kantor Dinas Pariwisata DIY yang terletak di Jl
Malioboro, karena biaya cukup murah Rp. 20.000 saya spekulasi aja daftar 5
sekalian, waktu itu masih dapet nomer 0195an dan saya tanya sama petugasnya
katanya kuotanya 1000 jadi saya pikir masih cukup banyaklah kalau nanti ada
teman saya yang lain pengen ikut.
Waktu daftar tersebut saya belum
dapet jerseynya karena katanya belum jadi, terus dibilang ngambil hari Rabu,
pikir saya kalau diambil setelah hari rabu kan ya ngapapa, toh sudah masuk
dalam hitungan, nah saya datang ke kantor Dinas Pariwisata itu hari apa saya
lupa, tapi yang pasti sesudah hari rabu sesuai yang dijanjikan, namun ternyata
sampai sana Jersey belum jadi dan disuruh ngambil hari Jum’at, oke ngakpapa
saya pulang dengan tangan kosong, nah Hari Kamis saya dapat sms dari panitia
bahwa Kamis pagi jersey sudah dapat diambil, oke sebelum masuk kerja saya
sempatkan menuju ke Kantor DinPar lagi, dan apa yang saya temui kantor kosong,
hanya tinggal ada 2 orang, katanya yang lain lagi ada kunjungan ke daerah
Gunung Kidul, padahal sebelum berangkat sudah saya pastikan lagi dengan
mengirim sms ke no panitia tersebut, dan dibalas dengan penuh keyakinan bahwa
jersey bisa diambil, namun yang terjadi lagi-lagi saya di PHP, dan akhirnya
hari Jum’at siang saya kembali lagi ke Dinpar untuk yang ke 4x nya, dan
akhirnya saya dapatkan Jersey tersebut.
Akhirnya hari yang ditunggu itupun
tiba juga, Ahad 31 Mei 2015, namun karena rumah saya jauh dan ngak ada temen
rumah yang ikut acara tersebut, saya berangkat dari rumah sabtu malam, bukan
malam minggu ya mblo, hahaha karena ada undangan acara dirumah temen yang
kebetulan tetangga juga maka ngak enak kalo ngak datang, setelah acara selesai
sekitar jam 23.00an bergegaslah saya packing masukin beberapa barang ke tas,
karena sebagian barang Sleeping bag dan bantal sudah saya anter ke kos temen
saya sore tadi, *ribet banget kayak orang mau naik gunung aja ya, oke setelah
sepertinya semua keperluan yang saya butuhkan masuk ke tas maka saya berangkat
menuju Iromejan daerah jalan Urip Sumoharjo untuk transit dikos temen saya,
namun setelah berjalan sekitar 2kilometeran terbesit dipikiran saya seperti ada
yang tertinggal setelah saya pikir2 oh sh*t jersey yang mau saya pakai buat
besok pagi tertinggal, dengan berat hati akhirnya saya kembali lagi kerumah
dengan jalan yang sedikit menanjak, maklum rumah di ngunung.
Setelah
ambil jersey mulai lagi start dari rumah, ku kayuh secara pelan tapi pasti
sepeda saya, dalam hati entah demi apa ini saya sepeda tengah malam, ditemani
sinar sang rembulan yang malam itu memang cukup terlihat bersinar terang dan
juga hembus angin malam yang cukup dingin, diiringi lantunan lagu-lagu klasik
rock yang terdengar ditelingga saya melalui headset menambah syahdu perjalanan
sabtu malam itu. Sekitar 45 menit berlalu sampailah saya di angkringan Pak Min
Iromejan, saya pesen jahe panas untuk melepas rasa haus sekaligus menghangatkan
badan, sambil menunggu Giri dan Taher teman saya yang masih ada acara di Masjid
kampung tersebut.
Menunggu dan menunggu kedua sosok
manusia tersebut tak kunjung muncul ke angkringan, saya hubungi dengan berbagai
cara juga ngak di gubris, akhirnya hampir pukul 2 pagi kedua sosok mahluk
manusia tersebut baru muncul, kemudian kami menuju kos Taher dan keinginan saya
untuk istirahat dengan cukup gagal, karena jam 2 lebih baru bisa tidur itupun
ngak bisa nyenyak, bahkan Taher ngak sempet tidur sampai pagi gila memang, mau
berolahraga tapi semalaman ngak tidur, namun ya Alhamdulillah Taher bisa kuat
bersepeda ngak tepar dijalan karena ngantuk hehehe. Sekitar 05.30 pagi Oos,
satu satunya teman cewek dalam rombongan saya datang dengan sepeda Fixie nya,
ya walaupun sepeda fixie tidak direkomendasikan oleh panitia untuk ikut dalam
acara ini karena memang medan jalan tanjakan dan turunan yang cukup terjal
namun Oos tetep nekat bawa si Elmo sepeda kesayangannya.
Jam hampir menunjukan pukul 06.00
pagi, kami pun mulai bergegas meninggalkan kos Taher, berhubung sepeda yang biasa
dipakai Taher bocor, maka terpaksa mencari pinjeman sepeda ke temen
kontrakannya Giri, nah karena saya juga masi merasa lelah hasil gowes tadi
malam, maka saya mbonceng Giri naik sepeda motor ke kontrakannya didaerah timur
bandara untuk mengambil sepeda dan Taher memakai sepeda saya gowes dari kos nya
bersama Oos. Disisi lain teman saya Choirul yang berangkat dari rumahnya sudah
tiba di TKP, lama saya menunggu Giri, saya putuskan untuk saya tunggu di jalan
Solo sambil ngadang Taher dan Oos, namun bukan Taher dan Oos yang saya dapat
melainkan malah Fatkun, teman kos baru nya Taher, dan ternyata Taher dan Oos
sudah berada jauh didepan, akhirnya saya meninggalkan Giri dan menyusul Taher
dan Oos bersama Fatkun.
Foto bersama sebelum Gowes mumpung masih seger :) |
Akhirnya tiba juga di tempat start
dan Finish di area parkiran Ramayana Ballet Prambanan, setelah menunggu
beberapa saat, ketemu juga dengan Choirul bersama temannya, dan Giri yang saya
tinggal tadi, setelah beberapa kata sambutan dari panitia akhirnya bendera
start dikibarkan dan jam menunjukan sekitar pukul 07.20 perlahan-lahan saya dan
rombongan kecil saya ikut bergabung dengan rombongan yang lain, menyeberang
jalan Jogja-Solo dan melewati Jalan Prambanan-Piyungan, jalan cukup rame dan
dilewati beberapa Bus Pariwisata karena memang jalan alternatif menuju ke
Wonosari, setelah melewati area Parkir Bus Candi Boko kita ketemu pertigaan
arah MBS *skolahnya Muhammadiyah, para peserta diarahkan ke kiri mengikuti
jalan tersebut untuk menuju bukit breksi, jalan masih datar dengan pemandangan
area persawahan, dan dikejauhan terlihat bukit dimana Candi Ijo terletak.
Sehabis jembatan entah sungai apa yang
mengalir dibawahnya mulailah kita disambut dengan tanjakan Jahanam yang sepertinya
ngak ada ujung pangkalnya, dan mulailah satu persatu para peserta tumbang dan
harus TTB alias tuntun bike tak terkecuali beberapa teman saya, namun saya,
Giri dan Fatkun mencoba tegar dan kuat menghadapi tanjakan ini, lagi pula dulu
kan sudah pernah melewati tanjakan ini, bahkan bisa naik sampai Candi Ijo ya
walaupun campur TTB, dan akhirnya kemarin bisa sampai bukit breksi tanpa TTB
*hore-hore… ya walupun sempet beberapa kali istirahat untuk minum dan menghela
nafas. Sepertinya pemanasan gowes minggu lalu menjelajah Dlingo dan sekitarnya
membuahkan hasil untuk JBH 2015 ini.
Panorama di Bukit Breksi |
Sampai bukit Breksi kami sejenak
berisitirahat dan berfoto-foto, pagi itu bukit Breksi cukup meriah karena pas
berbarengan ada event Persami, dan malam harinya ternyata baru saja ada
peresmian Bukit Breksi sebagai tempat wisata geopark kalau ngak salah, yang di
resmikan secara langsung oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuono X, setelah
selesai beristirahat, perjalanan kami lajutkan menuju Candi Barong, rute kali
ini lebih menantang dari pada waktu naik tadi, dengan jalan cor blok dan banyak
jalan yang menurun, ya walau ada tanjakan juga sih, walaupun tak sejahanam
tadi, selain itu view pemandangannya juga cukup keren, setelah melewati jalan
yang berkelok dan naik turun juga melewati hutan jati yang teduh, serta
melewati sebuah embung akhirnya tiba juga kami di Candi Barong, ini untuk kali
pertama saya mengunjungi Candi Barong, walaupun ngak sempet naik ke selasar
candi, dan cuma foto dari bawah karena harus melanjutkan perjalanan lagi,
setelah dari Candi Barong perjalanan dilanjutkan ke Candi Ratu Boko, di Candi
Ratu Boko kami ngak mampir karena kami cuma lewat dijalan belakang candi, dari
belakang Candi Boko ini kembali jalan menurun hingga akhirnya kembali sampai bawah
dan menyusuri jalanan dengan kiri kanan terhampar sawah luas membentang.
Bentang alam yang terbentang setelah menuruni Bukit Breksi |
Setelah perjalanan selama 2 jam 30
menit, dan menempuh jarak 16,7 kilometer seperti yang tercatat di aplikasi
Edomondo yang saya gunakan akhirnya saya dan teman-teman sampai garis Finish di
area parkir Ramayana Ballet Prambanan tadi, setelah mendapat tempat untuk
istirahat akhirnya kamipun bisa slonjor dan minum *ohh betapa nikmat dan
segarrrnya, setelah itu langsung makan, karena dapat jatah makan siang juga
dari panita, betapa nikmatnya, Rp. 20.000 dapet Jersey bagus plus makan siang,
ya kalau beruntung bisa bawa pulang hadiahnya pula, sambil istirahat kita
nunggu undian hadiah, kali aja diantara kita ada yang beruntung dapet Hadiah,
namun ternyata sampai dipenghujung acara tak ada satupun dari kami yang
beruntung untuk membawa pulang hadiah, namun bagi saya bisa mengikut acara ini
sudah suatu keberuntungan #halah, tapi emang iya to, karena banyak yang ngak
bisa ikut karena memang kuota nya sudah penuh, saya juga lebih suka acara sepedaan
seperti ini dari pada funbike pada umumnya yang menyediakan hadiah utama rumah
ataupun mobil dengan peserta yang ikut jumlahnya ribuan, bagi saya itu sudah
terlalu mainstream, semoga tahun depan Dinas Pariwisata Provinsi DIY mengadakan
lagi event JBH semacam ini selain bersepeda kita juga dapat mengenal berbagai bangunan bersejarah yang ada di Jogja, semoga saya tidak ketinggalan informasi
pendaftarannya hehehe. Kurang lebih seperti itu cerita tentang Jogja Bike Heritage
2015, Salam Gowes! *kring..kring..kring…
0 comments:
Post a Comment