Sunday, 21 February 2016

Festival Dolanan Anak

Keseruan Festival Kegiatan Anak
Dalam rangka menyambut HUT Remaja Wijaya Kusuma yang ke-40 organisasi pemuda di lingkup Padukuhan Kalirandu ini mengadakan Festival Dolanan Anak, dalam kegiatan tersebut anak-anak diajak untuk kembali bermain dengan berbagai permainan tradisional diantaranya ada gobak sodor, jlong jling, petak umpet, boynan, bermain klereng, dakon, bas-basan dll yang dulu sempat ngehits di era sebelum tahun 2000, atau di generasi anak tahun 90an. Nah untuk kembali mengenalkan berbagai permainan tradisional tersebut kepada anak-anak maka diadakanlah Festival Dolanan Anak tersebut. Ya memang ngak heran anak jaman sekarang dari kecil mainannya adalah gadget jadi kebanyakan dari mereka ngak tau dengan yang namanya boynan atau gobak sodor, alhasil sebelum bermain anak-anak diberitahu terlebih dulu tata cara bermainnya.

     Berbagai permainan tradisional tersebut sebenarnya banyak manfaatnya selain untuk berkumpul bersama teman-teman sebaya, berbagai permainan tersebut juga untuk melatih berbagai sensor motorik pada anak yang sedang berkembang. dari pada seharian bermain game di gadget yang mereka miliki. Bagi kami kegiatan tersebut juga sebagai moment untuk bernostalgia pada masa kecil dulu yang ketika tiap sore atau bahkan sepulang sekolah terus berkumpul bersama teman-teman yang lain untuk bermain dengan berbagai permainan tradisional tersebut.

Friday, 19 February 2016

Melihat Waduk Sermo dari Puncak Dipowono Canting Mas

Melihat waduk sermo dari jauh
Puncak Dipowono Canting Mas merupakan salah satu tempat untuk menikmati landscape kota Jogja dan laut selatan dari ketinggian yang terletak diperbukitan Menoreh Kabupaten Kulon Progo. Tempat wisata yang masih dalam proses dirintis ini mungkin belum banyak dikenal seperti Kali Biru yang letaknya tidak terlalu jauh dari tempat ini. Rute untuk menuju tempat ini hampir sama dengan rute menuju Kali Biru, kalau kita dari arah Jogja melalui jalan wates, kita belok kanan di pertigaan pasar sentolo, ikuti aja jalan tersebut, nanti belok kanan lagi setelah ketemu pertigaan arah Clereng, setelah itu ikut terus jalan tersebut nanti setelah ketemu jembatan dan ada papan nama petunjuk jalan ke arah Kali biru silahkan ikuti jalan tersebut niscaya itu berada di jalan yang benar.
     Sampai didaerah tersebut kita disuguhkan hamparan persawahan yang membentang cukup luas, setelah itu jalan mulai menanjak pastikan kondisi kendaraan anda prima, jangan sampai ketika anda ngajak gebetan terus si gebetan disuruh turun dan mendorong kendaraan anda kan ngak assik banget bro, semakin lama tanjakan semakin berat bro kayak hidup ini hahaha. Setelah pemanasan dengan tanjakan yang lumayan, kita ketemu pertigaan dikawasan hutan rakyat, nah disitu ada pertigaan kalau lurus kearah kali biru, kalau ke kanan ke arah puncak dipowono canting mas. Sebenarnya teman saya pengen ke Kali Biru, tapi ngak ada salahnya juga saya ajak ke Puncak Canting Mas dulu, oleh karena itu saya ambil ke kanan, dan jalan semakin menanjak. Ikuti terus jalan tersebut, sampai nanti ketemu petunjuk arah untuk ambil ke kiri dan jalan berubah menjadi cor blok, dan sebelum sampai lokasi jalannya menurun cukup curam jadi hati-hati kalau ngak mau jatuh kepleset.
     Sampai lokasi kita ditarik uang restribusi sebesar Rp. 12000 untuk parkir dan tiket tanda masuk, dulu waktu saya pertama kali kesini belum ada restribusi tiket masuk, Cuma parkir doang. Pada saat saya kesana kemarin sampai lokasi tidak banyak pengunjung dan relatif sepi, ya maklum pas week day bukan hari libur jadi bisa nyante dan menikmati pemandangan sepuasnya.
perbukitan Menoreh
     Untuk fasilitas belum banyak berubah dari saya pertama kesana, ya maklum masih dalam tahap berkembang, setelah puas ngobrol dan menikmati pemandangan disana, kami pindah ke destinasi selanjutnya yaitu Kalibiru tempat yang sudah pernah saya review dulu diblog ini dan masih menempati urutan pertama yang paling banyak dibaca diblog saya. Dari Puncak Cantingmas menuju kalibiru tidaklah jauh, kita tinggal menyusuri jalan menurun karena memang letak puncak dipowono atau cantingmas ini lebih tinggi dari pada kalibiru, sampai parkiran saya cukup kaget diluar perkiraan saya karena parkiran juga penuh berbanding terbalik dengan puncak dipowono tadi. Setelah parkir saya beli minum diwarung tempat kami parkir, dan saya juga sempat tanya pada bapak yang jaga parkir, “rame juga ya pak?”, tanya ku. “iya mas, brati promosi wisatanya berhasil kalau rame” kata si bapak. Setelah itu saya berlalu begitu saja dan naik keatas dan bayar restribusi masuk sebesar Rp.5000 untuk 1 orang kalau bersama pasangan ya berarti Rp.10000 karena sudah memasuki waktu Dzuhur, maka kami beristirahat sejenak dan sholat Dzuhur di Mushola yang berada di kalibiru tersebut, sebenarnya di dipowono tadi juga sudah tersedia Mushola.
     Setelah selesai ibadah kami mulai jalan dan memasuki kawasan wisata alam tersebut, saya cukup tercengan ternyata banyak juga orang yang mempunyai waktu luang pas weekday hahaha dan ternyata sekarang kalibiru sudah berubah menjadi studio alam, dengan membayar entah berapa puluh ribu kalian bisa ikut trip outbond, dengan beberapa rintangan dan juga bisa narsis karena sudah ada fotografer yang selalu siap mengabadikan setiap moment anda. Bahkan disalah satu spot foto sudah dilengkapi dengan dua buah lampu blizt eksternal, dan dispot lain sudah perlengkapan lain lagi layaknya disebuah studio, jadi kalian tinggal berpose aja layaknya seorang model, setelah itu tinggal upload di sosial media pastilah mendapat like yang banyak hahaha.

     Keberhasilan masyarakat setempat dalam mengembangkan potensi wisata alam dikalibiru tentu saja mengangkat perekonomian didaerah tersebut, smoga wisata alam kalibiru bisa lebih baik lagi, walaupun banyak tempat sampah yang sudah tersedia diberbagai sudut, namun cukup disayangkan karena disamping toilet ada seperti tempat pembuangan akhir sampah dan dibakar ditempat tersebut, kan cukup disayangkan. Ya smoga puncak Dipowono yang menjadi kunjungan pertama saya tadi bisa berkembang juga seperti Kalibiru ini.    

Tuesday, 9 February 2016

Green Village Gedangsari

Sebuah tempat wisata baru di Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul. Tempat wisata ini menyuguhkan pemandangan alam yang cukup indah, bentang sawah didaerah Kabupaten Klaten dan juga waduk rowo jombor terlihat jelas dari tempat ini. Saya berkempatan mengunjungi tempat tersebut beberapa bulan yang lalu tepatnya hari Rabu, 23 Desember 2015, saya kesana karena diajak rekan kerja saya yang ingin main kesana bersama gank jaman kuliahnya dulu. Saya berangkat dari perempatan ringroad jalan Wonosari yang menjadi meet point kami sekitar pukul 9 pagi, setelah bertemu teman saya atun kami bergegas menuju Blok O untuk bertemu dengan gank kuliah atun si Dya dan Dwi. Setelah bertemu kami langsung bergegas menuju TKP melewati jalur berbah terus tembus piyungan dan naik menuju jalan wonosari.
Karena dari kami berempat belum pernah ada yang kesana praktis kami hanya mengandalkan google maps sebagai penunjuk jalan. Selain itu ini juga kali pertama saya main dengan gank nya atun dan disinilah kredibilitas saya sebagai bolang dipertaruhkan hahaha. Setelah naik sampai patuk kita masih lurus menuju arah kota wonosari, sampai dengan pertigaan sambipitu kita belok kiri menuju arah Glipar dan Gendangsari atau sama dengan jalan menuju Embung Batara Sriten, sebuah embung tertinggi di Gunung Kidul yang view nya juga keren namun dibutuh perjuangan untuk mencapai lokasi tersebut karena memang jalannya yang tidak begitu bagus. Kita lanjut lagi cerita perjalanannya, setelah mengikuti jalan sambipitu tadi, kita dipertemukan pertigaan menuju Gedangsari, kita ambil kiri mengikuti arah ke Gedangsari tersebut, wilayah Gedangsari ini berbatasan langsung dengan wilayah Klaten, Jawa Tengah jadi selain via Jalan Wonosari menuju ke Gedangsari ini juga bisa ditempuh via Jalan Jogja-Solo. *nanti saya ceritakan diperjalanan pulang. Memasuki wilayah Gedangsari kami mulai buta arah dan beberapa kali saya menyuru atun untuk membuka GPS di hape saya untuk memastikan kita berada dijalur yang benar.
Setelah melewati lebih dari 1 jam perjalanan dan melewati jalan yang cukup gronjal gronjal dan mulai bingung dengan jalan yang kita lewati kita putuskan untuk istirahat terlebih dahulu dan membuka bekal yang kita beli diperjalanan tadi. Sambil minum dan makan roti serta melihat pemandangan yang cukup indah di bawah sana menambah nikmat rasanya walaupun panas matahari cukup terik siang itu. Setelah sejenak beristirahat kita kembali melanjutkan perjalanan, dan agak ragu dengan jalan yang kita lalui karena sepertinya jalannya tidak lazim untuk menuju kesebuah tempat wisata, setalah naik turun bukit dan menyusuri jalan yang berkelok-kelok dengan kondisi jalan yang bermacam-macam akhirnya kita samapai jalan yang benar untuk menuju Green Village Gedangsari setelah tanya dengan adik yang baru pulang dari sekolah, karena sudah yakin dengan akses jalan untuk menuju tempat tersebut, kita putar balik kebawah untuk mampir ke Masjid, ada sebuah Masjid dengan bangunan yang cukup megah ditempat yang cukup jauh dari Kota tersebut.
urip mung mampir ngombe
Setelah menjalankan Ibadah kita langsung menuju ke Green Village Gedangsari yang jarak nya tidak terlalu jauh dari Masjid tersebut. Sampai TKP kita langsung memarkir sepeda motor, tidak ada restribusi tiket masuk untuk datang ketempat tersebut, cukup dengan membayar ongkos parkir sepeda motor dengan tarif Rp. 3000 kalau tidak salah. Setelah parkir kita langsung bergegas menikmati bentang alam dari tempat yang lagi ngehitz di Instagram tersebut, walaupun dibawah terik matahari atun and the gank tetep tidak peduli dan sibuk berfoto ria biar ikut ngehits, alhasil saya yang jadi korban untuk menjadi fotografer dadakan. Namun saya juga ngak mau kalah dengan mereka untuk ikut berfoto ria. Pada saat saya kesana pengunjung cukup banyak walaupun pas weekday, mungkin karena pas liburan semester. Ditempat tersebut juga sudah terdapat fasilitas beberapa Gazebo untuk berteduh dari terik panas matahari dan juga untuk menikmati pemandangan alam ditempat tersebut, selain itu juga terdapat bangunan rumah limasan serta toilet. Melihat ada salah satu Gazebo yang kosong kita bergegas untuk memakai gazebo tersebut untuk beristirahat dan kembali menikmati bekala yang kami bawa tadi, namun sayang tidak lama kemudian terlihat awan mendung mulai mengelayut dan Dya temennya atun mulai panik dan mengajak pulang akhirnya kami bergegas untuk pulang, namun sebelum pulang kami kembali foto dibawah tulisan Green Village Gedangsari. Selain itu kita juga tanya dengan penjaga parkir untuk akses jalan yang lebih mudah, dan kita disarankan untuk lurus naik keatas nanti setelah ketemu pertigaan disuruh ambil kiri untuk lewat Klaten.
Belum terlalu lama setelah kami meninggalkan Green Village Gedangsari ternyata hujan benar benar turun dan cukup deras, kami segera mengambil mantol yang ada di bagasi motor untuk kami pakai, dibawah guyuran hujan yang cukup deras dan kami juga masih buta dengan jalan yang kami lalui akhirnya ketemu juga dengan jalan mulus untuk menuju wilayah klaten, namun setelah ketemu jalan mulus tersebut saya juga sempat berdebar-debar karena kita langsung disuguhkan turunan tajam, dan saya juga belum mengetahui medan jalan tersebut, sayapun sempat hampir terjatuh ketika menuruni jalan tersebut, karena jalanan yang licin dan ketika motor saya rem dan membuat ban selip hingga kami hampir aja jatuh, namun Alhamdulillah saya masih bisa mengendalikan motor hingga akhirnya kami selamat melewati turunan tajam tersebut. Sampai bawah kita sudah memasuki wilayah Klaten, karena masih hujan saya pun tidak mengeluarkan Hape untuk melihat GPS, sehingga saya hanya main felling aja, dan akhirnya ketemu jalan utama Jogja-Solo dan disambut kemacetan panjang dan guyuran hujan lebat di daerah Prambanan. Itulah tadi cerita saya tentang Green Village Gedangasari, sebuah tempat yang cukup bagus untuk dikembangkan sebagai tempat tujuan wisata, namun alangkah lebih baiknya kalau dikasih papan petunjuk arah untuk sampai kelokasi tersebut yang lebih banyak, agar memudakan para pengunjung untuk sampai ketempat tersebut.

Monday, 8 February 2016

Membuka Lembaran Baru

Setelah sekitar 3 bulan vakum tidak menulis diblog, karena berbagai kesibukan dan kesoksibukan maka kini saya buka kembali lembaran baru dalam menulis diblog, karena sudah cukup banyak hal dan petualangan saya selama triwulan terakhir ini. Pertama saya berduka karena partner nulis saya yang sudah menemani saya sejak 3tahun yang lalu, hampir 4tahun sih sebenernya si Toshiba L645 saya meninggal sekitar sebulanan yang lalu karena VGA nya mati dan ini bukan hal yang mengejutkan bagi saya, karena memang sebelumnya sudah punya riwayat sakit tuh VGA, dan kalaupun saya service kata temen saya yang biasa nyervice laptop itu tidak akan menjamin bakal bertahan lama, dan bakal rusak lagi, alhasil saya istirahatkan saja itu L645. Praktis kegiatan menulis saya agak tersendat walaupun sebenernya bias pake hape, namun bagi saya kurang nyaman jadi ya saya pending dulu kegiatan menulis saya.

Dan kini setelah beberapa hari yang lalu searching dan hampir sekitar sebulan setelah meninggalnya L645 akhirnya saya menjatuhkan pilihan pada ASUS E202SA, sebuah netbook tipis, kecil, dan harga yang masih bersahabat dengan performa yang tidak terlalu mengecewakan. Saya memang cari yang agak kecil biar ringan buat dibawa kemana aja, toh pemakaian juga cuma buat office dan browsing doang. Smoga si asus e202sa ini bisa awet dan tahan lama, dan bisa menjadi partner jari saya dalam menulis dan melakukan kegiatan yang lain.  

statistics

dwitoro

sebagian kecil cerita hidup saya

Subscribe

Recent

Comment

Gallery

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Follow us on FaceBook

About

Powered by Blogger.

Popular Posts