Tuesday, 6 October 2015

Jogja Rolling Scoots

Sabtu malam langit berbintang
Waktunya tuk turun kejalan
Dan kuasai seluruh kota
Rapatkan barisan hey kawan
Jangan sampai kau ketinggalan
Jangan sampai kau kehilangan jalan…
     Petikan lirik lagunya Shaggy Dog yang berjudul Scooter Boys tersebut sepertinya tepat mengambarkan suasana sabtu malam 3 okt 2015 kemarin, untuk pertama kalinya saya ikut teman dikampung saya rolling pake Vespa keliling Kota Jogja dalam acara Jogja Rolling Scoots acara berkumpulnya anak-anak Vespa di Kota Jogja. Sebenernya ngak sengaja sih saya ikut, karena saya juga ngak tau jadwalnya juga, Cuma kebetulan kemarin pas ada pertemuan karang taruna dikampung teman saya bima tri dan bima ngobrol kalau mau rolling vespa gitu, karena penasaran saya pun ikut.
     Rapat belum ditutup dan kamipun mbolos duluan karena mau rolling vespa, kebetulan juga saya dapet sms dari teman saya yang mau datang kerumah mbahas piknik karena keesokan harinya saya ada jadwal piknik ke kebumen, walaupun pada akhirnya saya ndak jadi ikut piknik hehehe lha baru sekitar 3 minggu yang lalu saya berkunjung di tempat yang sama. Setelah urusan dengan teman saya beres saya bergegas untuk keluar rumah karena sudah ditunggu saya teman saya Tri Sartono. Kamipun melaju kearah utara untuk nyamperin Bimo dan Imam yang sudah menunggu di pertigaan diujung kampung saya. Tanpa basa-basi kitapun melaju membelah kemacetan sabtu malam di kota Jogja.
     Setelah isi bensin di SPBU jl. Tamansiswa kita langsung menuju Balai Kota, disana sudah berkumpul ratusan atau bahkan ribuan motor vespa dengan berbagai type dan aliran modifikasi semua kumpul menjadi satu. Setelah nongkrong beberapa saat, satu per satu rombongan mulai jalan untuk rolling tak lama berselang teman sekampung saya yang berangkat duluan ke balkot nya yaitu Endro bergabung juga dengan kita, jadi ada 3 vespa yang dalam rombongan saya, setelah itu kamipun ikut rolling membaur dengan rombongan yang lain. Rute rolling malem itu dari balkot keselatan melewati jalan Kusumanegara ketimur sampai perempatan Gedong Kuning ke utara melewati depan JEC sampai perempatan blok O ke utara melewati fly over janti terus kebarat melewati jalan Laksda Adi Sutjipto kebarat terus melewati pertigaan UIN terus menuju jalan Urip Sumoharjo dan masih lurus terus kebarat menuju Jalan Jenderal Sudirman hingga sampai perempatan Tugu Jogja, belok kiri menuju jalan Margo Utomo sampai sini rombongan sudah mulai terpecah ada sebagian yang mampir nongkrong ada juga yang langsung pulang, sepanjang perjalanan tadi juga banyak bertemu dengan rombongan rolling dari komunitas sepeda motor lain, karena mungkin malem minggu ya jadi banyak juga komunitas-komunitas sepeda motor yang lain yang juga mempunyai agenda yang sama yaitu kumpul dan rolling.
suasana di Balkot sebelum rolling

     Oke lanjut lagi perjalanannya tadi, dari jalan Margo Utomo melewati jembatan Kleringan dan menuju Jalan Malioboro, sebenarnya pengen mampir nongkrong di Jalan Malioboro, namun karena ngak ada tempat yang strategis untuk nongkrong maka kamipun jalan terus, rencananya pengen nongkrong di Alkid, namun sebelum nongkrong di alkid pengen cari minum dulu, akhirnya mampir Indonmart di jalan Brigjen Katamso, sambil istirahat dan minum, hingga tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 01.30 pagi, dan kami pun melanjutkan perjalanan pulang dan ngak jadi nongkrong di Alkid. Itulah pengalaman pertama saya ikut jogja rolling scoots. 

Thursday, 1 October 2015

Bibis Enduro Race!

     Beberapa bulan terakhir ini Puncak Bibis menjadi salah satu tempat favorit para Goweser di Jogja dan sekitarnya, hampir setiap akhir pekan warung bubur bu Yati yang dijadikan tempat berisitirahat selalu rame dikunjungi para goweser setelah melahap tanjakan Bibis, ya walaupun puncak Bibis relatif cukup dekat dari rumah saya tapi saya malah belum pernah sama sekali mampir ke warung bubur nya bu Yati, hingga tadi pagi Ahad 27 September 2015 saya bersama teman SMP saya dulu Agus mampir ke warung tersebut. Sebenernya tujuan utama saya bukan untuk mencoba bubur nya Bu Yati, namun pengen mencoba track Bibis Enduro ya sebuah ajang balapan ketahanan fisik dengan rute blusukan di daerah Bibis dan juga daerah Pajangan. Lomba itu sendiri rencananya akan di laksanakan besok tanggal 3-4 Oktober 2015, dengan berbagai katagori kelas, namun karena saya masih pemula jadi ya belum berniat untuk ikut lomba tersebut.
     Rencana untuk mencoba track tersebut sebenernya sudah dari beberapa waktu yang lalu, namun karena belum pernah nyoba dan waktu itu juga petunjuk arahnya juga belum jelas dan juga waktu luang yang belum ada maka belum terwujudlah keinginan untuk mencoba track tersebut, hingga minggu kemarin waktu ikut jelajah Sepeda Tahura di rest area hutan Bunder Gunung Kidul yang kebetulan juga bareng sama si Agus maka saya ajak dia untuk mencoba track Bibis enduro, kebetulan rumah Agus ini juga daerah Pajangan yang dilalui jalur blusukannya dan dia juga sudah beberapa kali mencoba jadi aman deh ngak akan nyasar. Singkat cerita sabtu pagi kemarin saya wasapp Agus ngajakin untuk mencoba track tersebut karena kemarin janjinya sehabis Lebaran Idul Adha, namun karena sabtu kemarin Agus lagi ada acara di Gunung Kidul maka dia ngajak Ahad pagi, oke karena saya juga ngak ada acara maka saya iya kan saja.
     Pagi itu pukul 06.00 pagi saya berangkat menuju ke Gapura perbatasan Desa Wisata Krebet yang menjadi meet point saya untuk bertemu dengan Agus, dengan penuh semangat saya kayuh sepeda menuju kesana dan sampai sana Agus sudah menunggu, saya kira dia bersama teman-teman yang lain, ternyata dia juga cuma sendiri alhasil kita gowes Cuma berdua, setelah say hello kita lanjutkan gowes ke titik start Bibis Enduro yaitu di depan warung bubur bu Yati, sekalian sarapan bubur terlebih dahulu, karena jarak dari Krebet menuju Bibis tidak terlalu jauh maka tak sampai 15 menit sampailah kita di warung bubur bu Yati, sampai sana sudah banyak para Goweser yang sudah tiba disana lebih dulu. Ya walaupun tadi dari rumah belum sarapan, tapi saya memilih untuk tidak makan bubur takut ntar muntah kalo dipake blusukan dengan rute yang naik turun, untung warung bu Yati tersebut juga menyediakan Telo godok dan gedang godok wah cocok banget ini salah satu makanan favorit saya plus minumnya teh gulo batu, maka nikmat Tuhan mu manakah yang kamu dustakan hehehe, pagi itu ternyata panitia Bibis Enduro Race melakukan uji coba penghitungan waktu untuk persiapan lomba, namun saya sama Agus tidak ikut, kita memilih untuk start duluan dan gowes sak tekane, setelah menghabisan makanan dan istirahat sejenak sekitar pukul 07.00 pagi kami memulai gowes untuk menelusuri rute Bibis Enduro, rute yang kita lewati sangat beragam, mulai jalan aspal, jalan cor blok, jalanan tanah hingga jalanan berbatu, tanjakan dengan kemiringan yang lumayan jahanam hingga turunan yang curam juga ada, dan saya yakin walaupun sudah ada petunjuk jalannya, kalau saya kemarin ngak sama Agus pasti saya kesasar. Singkat cerita karena ini baru pengalaman pertama saya mencoba rute tersebut, kami memutuskan untuk potong kompas dan tidak full mengikuti jalur Bibis Enduro hehehe, dari total jarak keseuluruhan sekitar 20 Km an, kami kemarin cuma menempuh jarak 11,8 Km tapi itu juga sudah lumayan untuk mengencangkan kaki. Mungkin itu dulu cerita tentang pengalaman saya mencoba track Bibis Enduro yang sakira belum bisa memberi gambaran karena memang susah untuk digambarkan dan lebih assik untuk dicoba :D  




       

Sunday, 27 September 2015

Affandi Alive!

Setelah selesai nonton Taher Ujian Tugas Akhir Karya Seni dan sebagian teman-teman yang datang juga sudah pada pulang, saya ngajak habib yang kebetulan tadi datangnya telat untuk melihat Gramedia book fair di Lippo Plaza Jogja sekalian liat-liat mall baru tersebut, karena memang belum pernah kesana,setelah membelah kemacetan demangan akhirnya sampai juga di Mall baru tersebut, ya bangunan ex. Saphir square tersebut kini telah berganti nama menjadi Lippo Plaza Jogja, setelah memarkir sepeda motor hal ini terulang lagi setiap kali datang mall baru, yups bingung mencari lift buat masuk, dan akhirnya saya naik lewat tangga darurat dan masuk lewat pintu sebelah barat, ketika masuk mall tersebut menurut saya interiornya cukup bagus, dan seingat saya memang berubah drastis dari bangunan interior jaman Saphir Square dulu. Oke sesuai tujuan saya tadi yaitu pengen liat-liat buku di gramedia maka langkah kaki saya tujukan ke area gramedia book fair tersebut, setelah cukup lama melihat-lihat buku dan belum ada yang membuat saya khilaf untuk membelinya maka saya putuskan untuk berkeliling mall terlebih dahulu sekalian meliha-lihat ada apa aja di dalam mall tersebut.
Setelah berkeliling dan sempat berhenti di depan bioskop untuk melihat-lihat karena teman saya habibi tersebut termasuk orang yang maniak film, setelah itu kami kembali turun dan baru teringat kalau di dalam mall tersebut ada suatu tempat untuk menaruh karya Affandi, karena binggung tempatnya disebelah mana maka saya suruh habibi untuk tanya ke security mall dan akhirnya mendapat penjelasan tentang dimana tempat itu berada, tempat tersebut bernama Affandi Alive! Karena ngak tau si habibi mau langsung masuk aja, ternyata masuknya pake tiket hehehe setelah tanya HTM nya yang ternyata hanya Rp. 10.000 cukup murah untuk melihat karya-karya salah satu Maestro seniman lukis di Indonesia, setelah mengisi nama dan alamat pada tiket dan saya juga sempat bertanya pada bapak yang menjual tiket tersebut apakah lukisan yang di dalam tersebut merupakan lukisan asli dari Affandi atau Cuma replika? Dan si bapak tersebutpun menjawab bahwa lukisan tersebut asli dan merupakan lukisan koleksi si pemilik Lippo bahkan lukisan tersebut ada yang di datangkan dari Brasil karena sudah dimiliki oleh kolektor di Brasil, karena saya kira lukisan-lukisan tersebut diambil dari koleksi museum Affandi yang berada di Jogja ternyata tidak.
Selesai mengisi biodata di tiket kami pun masuk, didalam museum tersebut terdapat karya Affandi dan juga istrinya Maryati, museum tersebut menyimpan karya lukisan Affandi sebanyak 26 buah lukisan yang terbagi menjadi 3 tema besar yaitu potret diri, topeng serta Affandi dan keluarga. Tata ruang museum tersebut juga cukup bagus dengan pencahayaan yang bagus juga, ya ngak perlu dipertanyakan yang punya mall merupakan grup pengusaha properti yang cukup kondang di Negeri ini dan juga kolektor seni maka dalam membuat suatu ruangan untuk menaruh koleksi yang harganya milyaran ya pastilah dibuatkan tempat yang well, namun cukup disayangkan untuk karya sekelas Affandi caption keterangan lukisan yang ada di dalam museum tersebut Cuma kertas HVS biasa yang diprint keterangan judul karya, ukuran, media dan tahun lukisan tersebut dibuat, untuk informasinya sih cukup oke, namun alangkah lebih bagusnya lagi kalo kertas nya ngak cuma HVS putih biasa, mbok di bikin yang lebih mewah sedikit, oh iya walaupun diluar ada tanda kamera disilang yang berarti tidak boleh memotret tapi ternyata kami kemarin diperbolehkan untuk foto didalam ruang museum tersebut, ya memang kadang dibeberapa museum ada yang tidak memperbolehkan pengunjung untuk mengambil gambar yang menjadi koleksi di museum tersebut. Dilobby museum tersebut juga terdapat beberapa kursi dan buku bacaan sepertinya untuk ruang tunggu pengunjung jika pengunjung terlalu banyak, namun saya juga kurang tau pasti berapa batasan maksimal orang yang ada didalam ruangan museum tersebut.

Secara keseluruhan hadirnya museum didalam mall ini merupakan terobosan yang bagus dan layak untuk di apresiasi, jadi kita ke mall bukan hanya untuk sekedar jalan-jalan atau nonton di bioskop namun juga dapat mengunjungi dan menyaksikan karya-karya dari salah satu seniman besar yang pernah ada di Indonesia yaitu Affandi, semoga juga keamanan museum tersebut juga terjamin aman, sehingga tidak ada lagi pencurian-pencurian karya seni. Oh iya alangkah lebih baiknya lagi kalau mall tersebut juga menyediakan ruang gallery sebagai tempat para seniman untuk berpameran kan keren tuh kita nonton pembukaan pameran di dalam mall hehehe.   
suasana di dalam museum Affandi Alive!

Salah satu karya Affandi yang ada di Affandi Alive

Wednesday, 23 September 2015

Street Art Jogja

     Pagi ini Kamis, 24 September 2015 yang juga bertepatan dengan libur Hari Raya Idul Adha 1436H yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, namun karena saya sholat Ied nya kemarin sesuai dengan Maklumat Muhammadiyah maka pagi ini tadi saya putuskan untuk Gowes, semalem sih rencananya pengen liat Grebeg Idul Adha di Alun-alun Utara, namun karena sampai alun-alun tadi pagi baru sekitar pukul 07.15 saya pikir terlalu lama jika harus nunggu sampai jam 10.00 pagidan nanti pulang juga sudah terlalu panas di jalan, maka tujuan sayapun bergeser untuk berburu grafiti yang ada di tembok-tembok di pinggir jalan kota Jogja ini. Dari alun-alun utara laju sepeda saya arahkan ke TBY, karena di gang depan TBY banyak terdapat Grafiti dan juga di sepanjang jalan Mayjend Suryotomo sampai jalan Mataram, begitu banyak grafiti dari berbagai boomber yang ada di Jogja ini.

Bagi sebagian orang gambar-gambar grafiti tersebut menganggu dan merusak sehingga disebut sebagai sebuah Vandalisme, ya kalau tidak ada ijin dari sipemilik tembok dan merusak vasilitas umum itu merupakan bentuk sebuah vandalisme kalau menurut saya, namaun kalau si pemilik tembok sudah mengijinkan makan gambar grafiti tersebut menjadi sebuah karya streetart yang enak dipandang, coba bayangkan jika tembok-tembok tersebut Cuma di cat dengan warna polos putih gitu aja pasti Cuma jadi biasa aja ngak ada seninya dan ngak ada orang yang mau sejenak berhenti untuk menatap tembok tersebut. Dari jalan Mataram laju sepeda saya arahkan ke seputaran Stadion Kridosono, karena tembok yang mengililingi stadion tersebut juga dihiasi oleh gambar grafiti dan selama ini kalo lewat jalan tersebut pengen berhenti dan berfoto dengan background gambar-gambar grafiti tersebut, namun setelah saya amati grafiti yang ada di stadion Kridosono ini merupakan grafiti hasil lomba, itu terlihat dari tulisan yang hampir sama dan sepertinya menjadi tema dalam lomba tersebut. Setelah mengitari stadion kridosono perjalanan kembali saya lanjutkan menuju jembatan kali code, ini juga untuk kali pertama saya mampir berhenti dan berfoto diatas jembatan kali code tersebut, setelah memotret kawasan kampung code yang di cat warna-warni oleh salah satu perusahan rokok perjalanan saya lanjutkan kembali dan tujuan selanjutnya adalah rumah karena matahari juga semakin terik dan memang sudah tidak ada tujuan lain lagi maka saya putuskan untuk kembali kerumah, dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam saya bisa menikmati gowes plus grafiti yang ngak bisa saya nikmati ketika saya membawa motor. Dibawah ini ada beberapa gambar grafiti dari jepretan kamera Hp saya, dan tentu saja masih banyak grafiti lain di kota Jogja ini yang ngak kalah bagusnya dari grafiti yang saya foto tersebut. 





Sunday, 30 August 2015

Pemburu Quiz

     Pemburu Hadiah, atau Pemburu Quiz? Emm keduanya memang ngak ada yang tepat sepertinya, karena semua hanya kebetulan dan beruntung, ya kali ini saya akan membahas beberapa Quiz berhadiah yang pernah saya dapatkan, bukane pamer ya Cuma share aja kali aja ada pengen ikutan, saya mengenal quiz dulu kurang lebih bersamaan pada saat awal mengenal twitter sekitar Tahun 2010an ya sekitar 5 tahun yang lalu, apa sudah 5 tahun? Kok followernya ngak nambah-nambah? Ya maklumlah sa kan bukan selebtwit hehehe. Dulu awalnya ikutan Quiz dari @PlatJogja kalo ngak salah, hadiahnya pun cukup sederhana pulsa 10rb bro ngambilnya di Jakal sana, tapi waktu itu sekalian ngampus sih jadi ya lumayanlah, dari akun tersebut saya sudah dapat sekitar 3x kalo nga salah. Dan selanjutnya pemasok hadiah paling banyak yaitu dari dua akun twitter dua stasiun radio di Jogja, ada Geronimo FM dan juga JIZ FM, saya cukup sering dapet hadiah dari kedua stasiun Radio tersebut karena memang sering mengadakan Quiz sih ya, Mulai dari tiket nonton, kaos dari sponsor, paket godiebag, voucer distro, hoodie, dll. Selain itu saya juga pernah dapet hape, iye hape bro, dari @EsiaJogja kalo itu, waktu itu juga pertanyaannya juga simple dan saya jawabnya juga asal aja, eh alhamdulillah dapet kalo emang udah rejeki ngak bakal kemana ya.
     Terus saya juga pernah dapet hadiah buku dari bang @pandji itu juga pas dia interview di Radio Geronimo dan saya beruntung mendapatkan buku Merdeka Dalam Bercanda walaupun kini buku nya sudah tak kasih sama mantan calon gebetan duh,. Terus juga pernah dapet sepatu dari dezle waktu itu yang ngadain quiznya mas @anangbatas dan @SelosoSelo akun stand up comedy, waktu itu pertanyaan nya seputar Ngayogjazz dan alhamdulillah sa beruntung dapet sepatu tersebut, terus juga pernah dapet Kaos merchendaise band, dari band SeuriueS dan juga Jamphe Jhonson, seneng banget tu waktu dapet kaos nya SeuriueS Tidak Bubar, secara sa ngefans juga sama itu band, Jamphe Jhonson lagu-lagu nya juga asik lho, eh ada satu lagi ding hadiah kaos band, kalo ini sa dapet dari radio Jiz Fm, ngak langsung dari band nya, kalo yang ini sa malu make nya hahaha lha dari band Vaget*z hehehe.
     Selanjutnya dari mana lagi ya, owh iya yang belum lama ini ya, selain dari radio Geronimo Fm dan juga JIZ Fm, kemarin juga dapet dari Bantul Radio dan juga Radio Q, kalo yang dari Bantul Radio sudah saya ceritakan kemarin dapet voucer mobil dari Aselia yang sa pake buat mbolang ke Sikunir, nah kalo dari Radio Q ini baru pertama kalinya saya dapet, karena baru pertama kali dapet saya sempet binggung nyari kantornya, namun kebetulan ada temen saya yang juga dapet dari radio tersebut, dan saya tanya ancer-ancernya dan akhirnya ketemu juga dan lumayan dapat voucer 100rb dari batik Terang Bulan. Kurang lebih seperti itu beberapa hadiah yang pernah saya dapet, namun sepertinya lebih deh karena cukup banyak, dan jangka waktu sekitar 5 tahunan ini kan ya cukup lama, oke sekarang saya mau kasih tips ini buat dapet hadiah ala pemburu hadiah hehehe
1. Bagi kalian penguna twitter followlah akun-akun twitter radio di kota anda, karena biasanya stasiun radio tersebut sering ngadain Quiz, ya walaupun ngak semua sih
2. Nah ketika salah satu akun tersebut ngadain Quiz, pantaulah kalau sekiranya peraturannya ngak ribet dan yang ikut ngak banyak, maka ikutlah karena peluang menangnya besar, walaupun hadiahnya kecil ngak masalah yang penting dapet hadiah dan ngak ribet
3. Berusaha dan berdo’a, nah setelah berusaha dengan mengikuti aturan yang diadakan oleh penyelengara maka tugas kita tinggal berdo’a mudah-mudahan kita yang dapet tuh hadiah, kalo memang belum beruntung ya anggep saja belum rejeki kita bro

Ya mungkin itu saja tipsnya, selamat mencoba dan berburu semoga keberuntungan selalu menyertai kita amin, dan terimakasih buat semua yang pernah memberi kepada saya hadiah :)    

Thursday, 27 August 2015

Jembatan Cinta Kali Progo

Karena dari kemarin kepengen gowes dan ngak ada teman yang mau saya ajak gowes, maka tadi pagi kamis, 27 Agustus 2015 saya berangkat sendiri sekalian untuk melampiaskan rasa kecewa saya setelah hari minggu kemarin gagal mengikuti event Nglanggeran Mountain Bike karena ahsudahlah… Berangkat dari rumah sekitar pukul 07.00 wib dengan mengambil rute melewati desa wisata Krebet terus keselatan perempatan Beji keselatan dan melewati turunan yang cukup curam namun mengasikan sampai ketemu jalur alternatif Sedayu-Pandak, terus belok kanan karena tujuan saya ingin mengunjungi sesek atau jembatan dari bambu yang membentang diatas aliran kali Progo di daerah Mangir, Pajangan. Karena cuma sendiri maka kayuhan sepeda saya juga Cuma sante sak tekane, toh hari ini juga selo.
setelah melewati polsek Pajangan saya ambil kiri masuk jalan kampung menuju Desa Mangir, saya sudah cukup hafal dengan jalur ini karena dulu sudah pernah gowes sampai daerah sini, kalau dulu tujuannya ke Ngancar yaitu tempuran antara kali Bedog dengan kali Progo, selain itu juga mengunjungi petilasan Ki Ageng Mangir Wonoboyo. Oke setelah melewati lika liku jalan kampung yang cukup ngronjal akhirnya sampai juga di jembatan penyeberangan yang terbuat dari bambu tersebut, untuk menemukan jembatan tersebut juga cukup mudah karena ada papan petunjuk untuk menuju Kulon Progo, niat awalnya sih Cuma pengen motret terus putar balik lagi, namun setelah bertanya pada bapak yang menjaga sesek tersebut untuk menuju sesek yang tembus didaerah dekat lapangan sendangsari jauh tidak, dan kata bapaknya tidak jauh maka kuputuskan untuk menyeberangi jembatan tersebut dan melanjutkan gowes di daerah Kulon Progo, dengan membayar Rp.2000 untuk sekali lewat, saya sebrangi jembatan tersebut, namun karena tidak ingin melewatkan moment, dan kebetulan ditengah jembatan juga ada tempat yang sepertinya dipake buat transit kalo berpapasan di atas jembatan, maka saya berhenti sejenak disitu untuk sekedar berfoto, kebetulan juga ada seorang bapak yang sedang merapikan potongan-potongan bambu yang disusun menjadi jembatan tersebut, sambil basa-basi dengan bapak tersebut saya minta tolong untuk difotoin oleh bapak tersebut hehehe, dan dari hasil basa-basi tersebut saya juga jadi tau kalau ternyata jembatan sesek tersebut ternyata milik pribadi, bisa dibayangkan to berapa penghasilan yang di dapat setiap harinya karena orang yang lewat juga cukup banyak.
Seorang ibu yang sedang menyeberangi Jembatan Sesek Mangir
Setelah menyeberangi kali Progo saya sudah berada di Kabupaten Kulon Progo ini, dengan melewati jalanan kampung yang cukup teduh dan juga aktifitas warga di pagi hari cukup membuat pikiran ini tenang, setelah melewati jalanan kampung, akhirnya ketemu juga jalan aspal walaupun dulu pernah main bola di daerah sini, namun saya lupa jalan untuk menuju jembatan sesek nya sebelah mana? Akhirnya saya bertanya pada bapak-bapak paruh baya yang sedang nongkrong dipinggir jalan, dan setelah mendapat info dari GPS (Gunakan Penduduk Setempat) tersebut saya lanjutkan perjalanan, dan sampailah ke jembatan sesek yang kedua, oh iya sekedar info jadi jembatan sesek di wilayah Pajangan ini terletak di beberapa titik, setau saya ada 3 yang pertama di daerah Ngantru, atau belakang Gereja Pajangan / Selatan Sabo Dam Pajangan, yang kedua ada di selatan Lapangan Kamijoro ini, dan yang ketiga ada di Desa Mangir tadi. Jembatan ini sangat vital bagi warga yang tinggal di daerah Kulon Progo ataupun Bantul, dengan adanya jembatan sesek ini warga tidak perlu menempuh jarak yang cukup jauh yakni menuju Jembatan Srandakan ataupun Jembatan Bantar yang ada di Jalan Wates. Di jembatan sesek sendangsari ini lalulintasnya relatif lebih ramai dibanding jembatan sesek yang di mangir tadi, kanan kiri jembatan juga banyak penambang pasir yang beraktivitas, terus akses menuju jalan aspal juga tidak sejauh yang di mangir tadi.
sebagai jalan alternatif, jembatan sesek Sendangsari ini cukup penting keberadaannya

Setelah memotret aktivitas di jembatan dan disekitar jembatan saya melanjutkan perjalanan kali ini saya memilih utuk melewati tanjakan Kamijoro, walaupun panjang, namun saya kira lebih manusiawi dibanding lewat jalur makam sewu tadi, setelah kurang lebih 2jam perjalanan akhirnya sampai rumah kembali, sebuah perjalanan yang menyenangkan, dan membuat ketagihan untuk kembali menyusuri pinggir kali Progo. Salam Gowes!        

Wednesday, 26 August 2015

Pasar Kangen Jogja 2015

    Alhamdulillah laptop ku rasido mati,setelah kemarin sempet panik karena laptop tiba-tiba mati saat saya pake buat ngambar, dan sempet saya bawa ketempet temen saya dan dibongkar oleh dia katanya yang sakit chipsetnya, dan dia tidak bisa membetulkan maka pasrahlah saya, namun tak disangka ini tadi sebelum saya bawa ketempat service yang lebih mumpuni laptop coba saya nyalakan dan Alhamdulillah bisa menyela kembali hehehe mungkin laptop saya lelah dan butuh istirahat total.
suasana Pasar Kangen Jogja
   Oke ada beberapa hal yang ingin saya share ni, yang pertama tentang salah satu agenda tahunan yang diadakan di D.I.Yogyakarta yaitu Festival Kesenian Yogyakarta (FKY27)event yang mulai dibuka pada 25 Agustus 2015 kemarin, namun karena saya belum sempat mengunjungi event tersebut jadi saya belum bisa memberikan review nya, lho lha terus? Saya mau menceritakan event yang ngak kalah seru dari FKY yaitu Pasar Kangen Jogja, event yang juga rutin digelar tiap tahun ini juga menarik untuk kalian kunjungi. Namun walaupun acara pasar kangen Jogja ini rutin digelar setiap tahunnya tadi malam itu merupakan kali pertama saya mengunjungi event tersebut hehehe (kemane aje lu dab?). Oke sesuai dengan namanya Pasar Kangen Jogja ini menawarkan dagangan tempo doloe yang ngak mungkin sudah mulai langka dan tidak bisa kita jumpai setiap hari.

    Dagangan yang di jual di event Pasar Kangen Jogja ini sangat bervariasi mulai dari kuliner hingga barang klithikan, bahkan ada juga dagangan yang saat ini lagi ngetrend apalagi kalo bukan batu akik. Event yang digelar di Halaman Taman Budaya Yogyakarta ini masih akan berlangsung hingga 30 Agustus 2015 nanti, dan buka mulai pukul 10.00-22.00 wib, selamat berkunjung dan jangan lupa jajan ya bawa sangu duit yang banyak.  

Monday, 17 August 2015

Puncak Sikunir Dieng Plateau

     Perjalanan ini berawal dari keisengan saya mengikuti kuis di Facebook Bantul Radio sekitar akhir bulan puasa kemarin, dan tak disangka keberuntungan kembali saya dapat, ya rejeki anak yang tidak begitu sholeh kali ya, saya berhasil menang di acara kuis tersebut dan mendapat voucer rental mobil dari Aselia sebuah perusahaan rental mobil di Bantul. Entah ini keberuntungan saya yang keberapa kalinya dalam mengikuti kuis, nanti coba saya bahas tentang beberapa hadiah kuis yang pernah saya dapat di cerita selanjutnya. Oke singkat cerita voucer tersebut saya ambil setelah lebaran kemarin di kantor Bantul Radio di Jl. Parangtritis depan Pasar Seni Gabusan, setelah voucer saya ambil saya pun mulai berkoordinasi dengan teman-teman dikampung saya untuk memanfaatkan mobil gratisan tersebut, kalau saya sih dari awal pengennya ke Puncak Sikunir kawasan Dieng Plateau, dan ternyata teman saya juga pada mau, oke sekarang tinggal menentukan jadwal teman saya yang bisa bawa mobil, karena saya juga belum bisa bawa mobil.
     Rabu 12 agustus 2015, setelah sebelumnya saya telpon dulu rental mobil tersebut untuk menanyakan persyaratan apa saja untuk menukar voucer tersebut, setelah paham dengan persyaratan yang saya kira tidak begitu ribet saya dan badrun ke Aselia untuk mengambil mobil, setelah kunci mobil kita dapat, dan motor saya sebagai jaminan untuk rental mobil tersebut, kita kembali pulang karena Badrun juga harus masuk kerja terlebih dahulu. Rabu malam sekitar pukul 22.00 wib kita mulai persiapan untuk berangkat, awalnya kita mau berangkat berlima, saya, badrun, gotrek, godok dan dwik, namun sayang juga sisa kursinya kalau ngak di isi, akhirnya tambah 3 orang lagi yaitu gembur, mbah wong dan mbombob dan kami semua adalah para pekerja, oleh karena Buruh juga butuh piknik maka mbolos adalah pilihan hehehe eh kalau saya emang pas jadwal libur ding. Sekitar pukul 22.30 kami berangkat dengan mengambil rute lewat temanggung karena saya rasa jalur tersebut lebih nyaman dari pada lewat jalur kepil, ya walaupun lebih jauh jaraknya. Dari rumah sampai temanggung mobil dibawa oleh badrun yang baru pulang dari kerja, setelah mampir di alf*mart di daerah Temanggung kursi kemudi diambil alih oleh godod, sampai Temanggung sekitar jam 1 dini hari, dengan kondisi jalan yang berkelok dan naik turun di tambah kabut yang cukup menghalangi jarak pandang di daerah kaki gunung Sindoro dan Sumbing dan juga jam terbang godod yang belum setinggi badrun dalam membawa mobil jadi agak sedikit horor dan itu justru yang membuat kami tidak ngantuk. Pelan tapi pasti akhirnya kami memasuki kota Wonosobo setelah melewati alun-alun Wonosobo kita mengikuti jalan ke arah Dieng karena dini hari dan juga ngak pas akhir pekan atau liburan jadi jalan sangat sepi.
     Setelah melewati jalan yang berliku-liku dan tanjakan yang cukup terjal akhirnya kami sampai di kawasan dieng plateau sekitar pukul 2 dini hari, dan merasakan udara yang cukup dingin dari kawasan telaga warna untuk menuju Desa Sembungan yang merupakan Desa tertinggi di Pulau Jawa dan menjadi pintu masuk untuk menuju puncak sikunir ini masih cukup jauh dan jalannya cukup gronjal-ngronjal. Setelah melewati Gapura Desa Sembungan nanti ada TPR dengan biaya masuk Rp. 10.000/orang, setalah membayar kita melanjutkan perjalanan menuju parkiran di tepi telaga Cebong, jalan untuk menuju telaga Cebong ini cukup sempit, tidak bisa dibayangkan kalau pas akhir pekan pasti jalannya penuh sesak dan cukup sulit untuk dua mobil yang berpapasan. Sampai di parkiran memang tidak terlalu banyak mobil yang parkir tidak lebih dari 20 kayaknya, motor pun juga tidak terlalu banyak, setelah memarkir mobil sayapun langsung menuju ke toilet karena daritadi memang sudah ngampet.
     Menjelang pagi pengunjung terus bertambah, ada rombongan yang naik 3 micro bus, dan juga beberapa mobil dan motor. Sekitar pukul 4 pagi saya dan teman-teman mulai pendakian, track untuk naik kepuncak Sikunir ini lumayan buat ngos-ngosan bagi orang yang jarang berolah raga seperti saya, ditambah debu yang berterbangan membuat nafas tambas sesek kalau ngak pake masker, untung saya pake buff. Tidak sampai 1 jam perjalanan akhirnya sampai juga di puncak Sikunir, dan dipuncak tersebut sudah cukup banyak manusia lain yang menunggu munculnya sang fajar.
Semburat ungu mulai nampak di ufuk timur, dan para manusia tersebut mulai berpose dengan berbagai gaya di depan kameranya seolah tidak mau ketinggalan moment latar belakang warna lagit lagit yang menawan, tak terkecuali bagi saya yang turut melakukan hal serupa hahaha. Menjelang 6 pagi sang surya yang dinanti kedatangannya pun mulai nampak di ufuk timur dengan sinar yang orange kemerahan yang memanjakan mata untuk memandangnya, namun sayang samudera awan yang biasanya turut menemani kehadiran sang fajar tersebut tidak ikut hadir, mungkin dia sedang lelah hehehe. Setelah hari semakin terang saya dan teman-teman pun pindak ke sisi puncak yang lain untuk melihat keindahan ciptaan Tuhan dari sisi lain.
Buruh Juga Butuh Piknik!
Setelah puas menikmati bentang keindahan alam ciptaan sang Maha kuasa kamipun turun kembali, perjalanan turun lebih cepat daripada saat naik tadi, sampai bawah kita duduk sebentar sambil berjemur di tepi telaga Cebong yang airnya mulai surut karena banyak petani yang menyedot air dari telaga tersebut untuk menyirami tanamannya. Di tepi telaga ada beberapa tenda yang didirikan oleh wisatawan yang ngecamp sebelum naik ke puncak sikunir, karena memang diatas tidak diperbolehkan untuk ngecamp. Setelah beberapa saat akhirnya kamipun berkemas untuk kembali pulang, namun sebelum pulang kami membeli gorengan mendoan untuk ganjel perut. Perjalanan pulang cukup santai dan juga sambil menahan kantuk yang mulai melanda. Sampai kota Wonosobo kami mampir disalah satu toko oleh-oleh untuk membeli manisan Carica, ya carica merupakan buah khas dieng, yang bentuk buah dan pohon nya mirip dengan pepaya namun buah nya lebih kecil rasa dan tekstur daging buahnya pun berbeda.
     Lewat tengah hari akhirnya kami sampai rumah juga, setelah tadi perjalanan pulang lewat jalur kepil dan tembus daerah Borobudur, dan dari Borobudur lewat jalur alternatif lagi tembus daerah sebelum sendangsono, jadi lebih cepat. Sampai rumah setelah teman-teman saya turun dari mobil saya dan badrun langsung menuju Aselia untuk mengembalikan mobil, sebuah perjalanan yang cukup menyenangkan dan melelahkan. Terimakasih teman-teman, terimakasih bantul radio dan juga Rental Mobil Aselia.

           

Friday, 24 July 2015

Rumah Kamera Magelang

   Perjalanan ini bermula ketika salah satu teman saya Tata mengejak saya ke kebun strowbery didaerah Ketep, karena saya pernah cerita kalau didaerah ketep ada kebun strowbery yang bisa memetik sendiri buahnya, saya tau kalau didaerah situ ada kebun strowbery juga pas kebetulan lewat sepulang dari mendaki Gunung Andong beberapa bulan yang lalu, nah pertengahan bulan puasa kemarin tata ngajak buat main kesana, namun karena waktu itu saya pas ada kegiatan jadi saya ngak bisa, menjelang lebaran ganian saya yang ngajak dan tata yang ngak bisa dan kita  pending sampai setelah lebaran. Dan akhirnya kemarin Rabu 22 Juni 2015 saya berangkat ke ketep untuk mengunjungi kebun strowbery tersebut, namun sebelum ke ketep kami berkunjung ke daerah selatan candi Borobudur, tepatnya di Desa Majaksingi, kecamatan Borobudur. Didaerah tersebut terdapat berupa bangunan yang berbentuk kamera DSLR, ya karena penasaran dengan bangunan tersebut, dan sebelum kesana juga sempet browsing dan membaca dari berbagai blog akhirnya ketemu juga tempat tersebut.
pose apalah ini hahaha
   Perjalanan kesana dari Jogja saya mengambil rute lewat daerah sayegan, terus kearah jembatan gantung kali progo, dan sempet bingung di daerah sayegan hahaha saya memang bukan penghafal jalan yang baik. Kemarin juga sengaja ngak lewat jl utama Jogja – Magelang selain menghindari macet juga jarak tempuh juga lebih jauh, setelah menyeberangi kali progo dan ketemu Jl. Nanggulan – Mendut, ikuti aja jalan tersebut hingga ketemu pertigaan sebelum jembatan Progo ambil arah kiri dikit dan pertigaan kanan lagi, itu merupakan Jalan alternatif Nanggulan-Borobudur, saya juga baru pertama kali melewati jalan tersebut, pemandangannya cukup keren karena jalan berada disisi barat kali progo dan sepertinya cukup oke sebagai rute gowes. Ngak berapa lama sudah sampai aja di deket kawasan Candi Borobudur. Sampai di kawasan Candi Borobudur sudah terdapat papan kecil sebagai petunjuk ke arah Camera House, kami pun mengikuti arah tersebut walaupun sempet agak binggun dan ada pengendara sepeda motor yang berbaik hati memberikan petunjuk ke arah Camera House tersebut.
  Sampai Camera House ternyata cukup ramai juga pengunjungnya, setelah memarkir motor saya menuju ke tempat penjualan tiket masuk, di tempat yang menurut saya tidak terlalu besar tersebut ternyata ada 4 macam tiket vroh dan karena penasaran sayapun membeli ke 4 tiket tersebut atau 1 paket dengan harga 50.000 rupiah, yang pertama tiket seharga 5000 rupiah untuk masuk ke galeri dan naik ke roof top atau ujung dari Lensa kamera, dari atas tempat tersebut kita bisa memandang barisan bukit Menoreh di sisi selatan, dan area persawahan, di bagian bawh atau gallery tersebut terpajang beberapa lukisan namun saya tidak sempat mengamati detail lukisan tersebut karena memang waktu yang terbatas dan memang tujuan utama saya bukan ketempat tersebut. Turun dari roof top, kita beralih ke ruang Trick Art Photo 3 Dimensi dengan tiket seharga 15.000 rupiah untuk lantai dasar, dan setelah masuk saya Cuma ketawa-ketawa sendiri apalah ini, mau foto juga malah geli sendiri, namun karena sudah bayar akhirnya saya foto dengan background foto ala presiden RI kali aja besok bisa jadi presiden RI yang ke-10 amin hahaha.
    Dari lantai dasar kita naik ke lantai 2 dengan harga tiket yang sama 15.000 rupiah, konsepnya masih sama dengan lantai dasar tadi yaitu Trick Art Photo 3 Dimensi, ya sepertinya hampir sama kayak yang di Xt-Square gitu karena saya juga belum pernah masuk yang di Xt-Square, dilantai 2 ini ada beberapa view untuk foto, seperti foto di depan lukisan Monalisa, foto melewati jembatan dengan background air terjun, terus ada juga tembok besar Cina, ada juga seolah kita terbang diatas kota dengan Sajadah, yup sajadah terbang vroh bukan karpet terbang hahaha. Masih dalam satu lantai dengan tempat ini namun beda lantai terdapat ruangan yang bernama Infinity Istana Kaca, dengan tiket masuk 15.000 rupiah dan harus antri karena ruanganya cukup kecil macam kotak foto box gitu, kemarin cukup kesel juga udah buru-buru mau ketep, pas ngantri malah disrobot kata penjaganya sih yang nyrobot tersebut masih saudaranya ownernya. Ruangan yang penuh dengan kaca pada bagian, samping kiri, kanan, depan, belakang, atas, dan bawah ini saya rasa bagus buat merenung bukan buat selfie, eh buat selfie juga boleh juga ding hahaha dari dua ruang sebelumnya kalo menurut saya yang paling keren ya ruang kaca ini.
    Bangunan yang mulai beroperasi kurang lebih 2 bulan ini memang masih dalam proses pembangunan dan belum 100% jadi, so maklum aja kalau kalian kesana masih agak ngak nyaman, terus untuk ukuran harga tiket saya kira cukup mahal dan tak sebanding dengan fasilitas yang diberikan, misalnya saja tempat itu tujuan utamanya kan untuk berfoto ria, apalagi bentuk bangunannya juga berupa Kamera DSLR, dan nama tempatnya juga Camera House, harusnya pencahayaan dalam ruangan untuk berfoto ria tersebut lebih diperhatikan, masak iya sakelar lampu neon dengan lampu tembak jadi satu kan hasil fotonya jadi kurang maksimal hahaha. Ya smoga kedepannya menjadi lebih baik lagi dan bisa menjadi wisata alternatif setelah mengunjungi Candi Borobudur, dan sebelum pergi dari tempat tersebut, saya sempatkan foto di depan Camera House tersebut biar ikut kekinian hahaha

    Perjalanan kami lanjutkan ketujuan utama kami yaitu kebun buah strowbery di daerah ketep pass, waktu sudah hampir jam 5 sore tanpa babibu langsung aja tancap gas ke arah ketep, sampai pertigaan museum Haji Widayat ternyata ngak boleh langsung belok kanan, akhirnya jalur yang ditempuh memutari kota mungkid, hingga tembus Jl. Magelang-jogja, terus ambil kiri pertigaan blabak. Sepanjang perjalanan naik keatas cuaca cukup cerah gunung merapi pun terlihat cukup jelas, namun sayang menjelang sampai ketep kabut sudah mulai turun dan Gunung kembar merapi dan merbabu pun tak tampak lagi. Walapun sudah sore namun parkiran kawasan Ketep Pass masih cukup ramai kendaraan wisatawan yang berkunjung kesana, namun kita ngak ngampir karena kebun buah strowbery nya bukan berada disitu namun berada didaerah timur laut kawasan ketep pass, perkebunan strowbery tersebut ada beberapa tempat di kiri-kanan jalan alternatif menuju ke Kopeng. Karena kemarin saya sempet tanya sama temen saya yang hampir tiap pekan lewat jalan tersebut, maka sayapun langsung menuju ke kebun strowbery yang telah direkomendasikan oleh temen saya tersebut, namun sayang ditempat tersebut buah yang masih di pohonnya sudah habis jadi ngak bisa memetik secara langsung, akhirnya kita coba cari tempat yang lain, namun sama saja kebanyakan sudah habis, ya maklum lah kita datang sudah terlalu sore, pas musim libur lebaran pula, pasti dari pagi sudah amat banyak pengunjung yang membeli dan memetik buah strowbery tersebut secara langsung, ya sebagai obat kecewa kita pun membeli buah strowbery yang sudah dipetik oleh petaninya, dan sempet juga jalan ke kebun nya untuk sekedar berfoto dan memang buahnya yang siap dimakan sudah ludes tak bersisa. Owh iya selama ini gambaran saya tentang rasa strowbery itu asem banget, karena dulu pernah makan dan memang asem, namun buah strowbery yang di ketep ini rasanya manis ya walaupun buahnya tidak terlalu besar tapi rasanya bener-bener manis, kalo ngak percaya silahkan buktikan, kata ibu penjualnya kalau sedang musim seperti sekarang ini, 2 hari sekali buah bisa di panen.
inilah yang tersisa...
      

Friday, 10 July 2015

Hal-Hal Ini Terjadi

Dimasa engkau terlahir hal-hal ini terjadi untuk mu aku bersaksi
Dimasa engkau terlahir orang-orang seakan berlarian terburu-buru kearah yang sama tapi bertabrak-tabrakan saling menginjak dan tidak menghiraukan arah yang tidak tertera dilambang mata angin arah yang juga tidak tertera di warisan kebijakan dan angin ingatan nasehat manapun arah yang ternyata tidak ada yang tau itu dimana, kau terlahir dimasa Maha Chaos.
Dimasa engkau terlahir orang-orang mempercayai Tuhan pencipta alam semesta sebagai mitos yang membuat orang menghentikan mesin-mesinnya, turun dari pelananya, tertegun, tersenyum, dan bahkan menangis ketika dongeng telah diceritakan. Ketika dongengnya usai mereka mulai lapar lagi, dan menyalakan mesin-mesinnya lagi, meloncat kepelananya lagi, lalu berputar gila dan mengerus rakus, kau terlahir dimasa Maha Tak Tau Malu.
Dimasa engkau terlahir orang-orang tidak bertegur sapa seperti manusia biasa, setiap mereka mempunyai wakil berupa angka atau kode yang dengannya setiap orang bisa menjadi siapa saja yang bukan dirinya, dan bertemu dengan siapa saja yang sebenarnya tidak ada, daging bertemu daging tidak lagi penting, hati bertemu hati tidak lagi menjadi, kau terlahir dimasa Maha Palsu.
Dimasa engkau terlahir orang-orang berlomba menuju masa depan yang cerah seakan berhak mengengam Dunianya yang luas tak berbatas dengan telapak tangan dan ujung-ujung jarinya, mereka kegirangan, yang lombanya “aaa Follower ku patangewu”, heran, lupa berkedip, lupa menoleh, lalu tidak sadar bahwa mereka hanya melihat satu titik kecil dan melupakan sisa luasnya semesta, melupakan sawah didepan selokan sana, melupakan bahwa mendorong motor ketika habis bensinnya itu menyenangkan, karena artinya kita tau kita berkeringat lagi, kau terlahir dimasa Maha Sempit.
Dimasa engkau terlahir orang-orang hidup dibawah matahari yang sama, matahari yang bersinar sempurna, sesempurna matahari mu sekarang, menerangi setiap himpit ruang yang kita jejaki, tapi tetap saja orang-orang itu menyampar dan menendang apa-apa yang mereka temui, sepertinya mereka sengaja memejamkan mata dan tidak mau terkaruniai dengan melihat lalu menghargai, kau terlahir dimasa Maha Gelap.
Dimasa engkau terlahir orang-orang dengan hidup sempurna tertata rapi dalam kotak diagonal ukuran dalam inchi, bercahaya dan bersuara, menangkap dan menyiarkan pesan-pesan yang beragam rupa dan cara yang pada akhrinya tersimpulkan beli, beli, beli, beli, beli, dan beli, jika tidak mampu mengikutinya maka terlemparlah kita diintimnya kasta yang berarti hina, kau terlahir dimasa Maha Beli.
Dimasa engkau terlahir orang-orang bersepakat ajaran terpopuler adalah ajaran membenci, ajaran ternorak adalah ajaran mencintai, batu, parang, peluru adalah jajanan yang laris manis, cium dan peluk adalah jualan yang tak laku lagi, semakin kau membenci semakin kau diakui, semakin kau mencintai semakin kau dijauhi, kau terlahir dimasa Maha Benci.
Dimasa engkau terlahir orang-orang tersediakan jalan dan jembatan yang dibangun panjang dan kokoh siap menghantarkan kemana saja, tapi ada satu jalan yang sangat diminati, berkumpulah orang-orang disitu, namanya jalan pintas, karena setapak demi setapak adalah buang-buang waktu bukan lagi proses, karena belokan dan tanjakan adalah kebingungan yang memutus asakan bukan lagi tantangan, kau terlahir dimasa Maha Pendek.
Dimasa engkau terlahir orang-orang berparas murung tapi berucap aku gembira, dimasa engkau terlahir menjadi bahagia sebegitu rumitnya, Dimasa engkau terlahir aku tertawa-tawa atas apa yang aku lihat, aku berjalan berlawanan arah, menantang arah orang-orang itu, dipersimpangan besar nan ramai yang slalu aku temui setiap beberapa meter langkah kaki ini aku bersengolan dengan orang-orang ini, dan kadang bahkan berjabat tangan, bahkan berpelukan dengan mereka, sesekali aku melihat orang lain yang aku jabat itu, yang aku peluk itu adalah aku sendiri, saya juga berada diantara kerumunan itu.
Anak ku kulihat diriku dijalan ramai diantara orang-orang itu
Anak ku pilihlah jalan sepi mu, sepi membuat mu punya waktu dan ruang cukup bagimu, tuk jadi bukan sepertiku.

     Sajak diatas merupakan sebuah lagu dari band FSTVLST yang liriknya ditulis oleh vokalisnya mas Farid Stevi Asta, sebuah lagu yang memberi makna cukup dalam, sebuah lagu yang meceritakan seorang bapak yang bercerita kepada anaknya tentang di masa anaknya tersebut terlahir, yang tak lain adalah saat ini, ya kalau kalian cermati lirik lagu tersebut ya memang menceritakan apa yang kita alami saat ini, dan saya sadar bahwa tidak dapat dipungkiri kalau saya terkadang juga berada diantara orang-orang tersebut. 

Sunday, 5 July 2015

OBROLAN ANGKRING TVRI JOGJA

Salah Satu Adegan dalam Obrolan Angkring TVRI Jogja
           Sebuah program acara unggulan yang dimiliki oleh TVRI Jogja, sesuai dengan nama acaranya Obrolan Angkring, acara tersebut mengambil latar belakang warung angkring yaitu tempat nongkrong khas Jogjakarta dengan menu utama sego kucing, bagi orang Jogja warung angkring selain sebagai tempat makan juga sebagai tempat nongkrong dengan berbagai obrolan dan guyonan dengan berbagai pembahasan, mulai dari yang serius hingga gojeg kere, nah hal inilah yang diangkat dalam acara Obrolan Angkring tersebut, dahulu pengisi acara obrolan angkring tersebut merupakan seniman-seniman lawak yang cukup tenar di kota ini mulai dari Wisben sebagai penjual angkringan, terus ada Jonet, Yu Beruk dan juga Dalijo yang setiap akhir pekan siap mengocok perut penontonnya.
            Senin  29/6/2015 hampir tengah hari ketika itu saya masih di SMK Muh Bangunjiwo tempat saya membagi ilmu, Bu Irma salah satu pegawai di sekolah tersebut menerima telp dari TVRI Jogja yang memberi kabar mengundang SMK Muh Bangunjiwo sebagai penonton dalam acara Obrolan Angkring yang akan dilaksanakan besok hari Jum’at 3/7/2015, ya karena sekolah kami masih sekolah baru, maka kami iyakan saja undangan tersebut itung-itung buat promosi sekolah. Jum’at 3/7/2015 sekitar pukul 10.30 wib rombongan SMK Muh Bangunjiwo yang terdiri dari siswa kelas X dan XI beserta Guru dan Karyawan berangkat menuju ke Jl. Magelang KM 4,5 dimana studio stasiun TVRI Jogja terletak, setelah membelah kemacetan kota Jogja ditengah teriknya matahari siang tersebut akhirnya kami serombongan tiba di stasiun TVRI Jogja, sambil menunggu waktu sholat Jum’at kami duduk di lobi gedung tersebut, beberapa saat kemudian muncul seorang sosok laki-laki yang mukanya sudah ngak asing lagi bagi saya, sosok tersebut mas Alit atau lebih dikenal dengan sebutan Alit-alit Jabang bayi, seorang MC kondang bagi dunia Pensi di kota ini, ya dari jaman saya masih duduk di bangku sekolah dulu mas alit ini sudah menjadi MC Favorit setiap ada pensi, selain pensi dia juga sebagai seorang Stand up Comedian atau Comic, selain itu juga sebagai penyiar radio di Geronimo dalam acara Kedai 24 dan kalau bulan puasa seperti sekarang ini juga mengisi acara Cemangad Caur di radio tersebut.
            Ya walaupun saya sebagai salah satu dari ribuan Follower twitternya namun rasanya masih canggung kalau mau menyapa secara langsung, lha gimana biasanya melihat dia diatas panggung kalau engak ya Cuma mendengarkan suaranya lewat radio, setelah beberapa saat dia duduk di kursi dekat dimana saya juga duduk, dan ketika Pak Kepala Sekolah beranjak pergi dan mengajak untuk ke Masjid untuk menunaikan sholat jum’at, ketika itu saya beranikan diri untuk menyamperin mas Alit, saya tanya “lho mas Alit to yang jadi bintang tamu di acara Obrolan Angkring nanti?”
“Iya e mas, jawabnya, saya disuruh sodara saya untuk ikut”. Ternyata itu juga kali pertama mas Alit ikut dalam acara Obrolan Angkring, dan sebelum berangkat ke masjid saya minta Foto bareng dulu sama dia, maklum moment langka juga ini hehehe.

            Saat berjalan menuju masjid kitapun ngobrol biasa dan sudah ngak ada rasa canggung lagi, oke cukup sampai disitu cerita tentang mas Alit, selanjutnya setelah sholat Jum’at, rombongan kita diarahkan untuk masuk ke studio dimana shooting Obrolan Angkring tersebut dilakukan, sebelum shooting para penonton diberi arahan oleh salah satu koordinator tentang bagaimana tatacara menjadi penonton Al4y yang baik dan benar hehehe, hampir jam 14.00 wib acara shootingpun dimulai, untuk yang sesi pertama ini mengambil judul “Koperasi Aja di manipulasi” ya sepertinya tema pesanan karena dalam acara tersebut juga ada bintang tamu dari perhimpunan Koperasi Kota Jogja yang mensosialisasikan tentang koperasi, dan untuk sesi yang ke dua mengambil judul “Tumpuk Undhung” yang menceritakan tentang kebutuhan hidup yang begitu banyak seperti kebutuhan untuk biaya sekolah yang sekarang ini semakin mahal ditambah lagi kebutuhan menjelang Hari Raya Idul Fitri dan semua itu dikemas dengan guyon khas Obrolan Angkring. FYI sekarang ini mayoritas pemain dalam Obrolan Angkring ini murapakan tampang-tampang baru dan yang tersisa tinggal lah Dalijo, sedangkan Wisben, Jonet Dkk sudah pindah ke TV lokal sebelah. Owh iya sekarang di Obrolan Angkring ini juga ada Home band nya yang membawakan lagu-lagu yang dicover cukup asik. Dan itulah pengalaman saya menyaksikan acara tapping Obrolan Angkring di TVRI Jogja. 

Tuesday, 30 June 2015

MINIONS

         Beberapa minggu yang  lalu saya kembali berutung mendapatkan tiket nonton gratis di bioskop, tiket tersebut saya dapat dari radio Geronimo Fm setelah mengikuti kuis disalah satu program acaranya yaitu GScren sebuah acara yang membahas film-film yang baru tayang atau baru akan  rilis dibioskop, ini bukan pertama kalinya saya mendapatkan tiket nonton film gratisan, sebelumnya sudah beberapa kali juga dapet, namun kalau sebelumnya tiket tersebut bersifat tiket promo dari film yang tayang,tersebut jadi ya nontonnya film tersebut ngak bisa milih film yang lain.
Beberapa hari setelah dapet mention dari akun @gerenimofm bahwa saya termasuk orang yang beruntung mendapat tiket nonton gratis tersebut, maka saya datang langsung ke kantor Geronimo Fm Jl. Gayam No. 24 karena sudah hafal maka saya ngak telp untuk konfirmasi terlebih dulu, modal bawa fotocopy ID aja, ya karena seminggu sebelumnya saya juga dapet Hadiah yang lumayan juga dari Geronimo, kalau waktu itu pas ultahnya Geronimo, emang tu Radio baik banget kok, ultah  ngak minta hadiah tapi malah bagi-bagi Hadiah hehehe. Setelah voucer tiket nonton saya ambil sepertinya ada yang berbeda ini ngak seperti voucer  nonton yang sebelumnya, saya lihat tidak ada jam, hari atau judul filmnya, Cuma ada batas masa akhir voucer tersebut sampai tanggal 31 Juli 2015, pikir saya wah ini bebas pilih film nih hahaha. Maklum kali ini sponsornya sebuah bioskop baru disebuah mall baru juga yang ada di Jogja ini.
Ya beruntunglah kalian bagi para pengemar film karena munculnya bioskop baru ini, jadi ada pilihan lain lagi untuk menonton film kesayangan anda dan juga tidak lagi di monopoli oleh satu jaringan bioskop yang selama ini berada di Jogja, namun bagi saya mah biasa aja karena memang saya bukan maniak film, dan juga ngak terlalu suka ngemall, semoga dengan bertambahnya jumlah mall dan bioskop ini tidak merubah image Kota Jogja menjadi kota Mall atau kota Bioskop ya maklum Mall yang katanya terbesar di Kota ini sebentar lagi juga bakal beroperasi hehehe.
Setelah bingung mau ngajak siapa buat nonton, maklum jomblo hahaha akhirnya dapet temen juga buat diajak nonton, dialah de’ Aza yang kemarin ikut nemeni nyari buku dibentara, setelah de’ aza pulang kampung akhir pekan kemarin, kita janjian nonton hari selasa 30/6/2015, selasa siang sekitar pukul 13.30an saya menuju kost de’ Aza, setelah sa jemput langsung saja kita menuju ke mall baru tersebut didaerah babarsari, ya walaupun bioskop itu sudah di lauching sejak beberapa hari yang lalu, namun dari luar bangunan mall tersebut masih seperti proyek pembangunan yang belum kelar, masih banyak pekerja bangunan yang sedang bekerja, dan banyak debu dimana-mana. Setelah memarkir motor kita pun naik ke lantai 3 dimana bioskop tersebut berada, karena belum tau tempat liftnya maka kitapun naik lewat tangga, dan setelah melihat dalemnya ya memang Mall in belum jadi, belum ada satupun outlet yang buka, dan sama seperti diluar masih banyak pekerja bangunan yang bekerja melakukan pembangunan Mall tersebut.
Setelah sampai lantai 3 dan menjadi satu-satunya tempat kerumunan pengunjung sayapun mengambil antrian untuk menukarkan voucer yang saya bawa, dan benar saja tiket tersebut bisa ditukar dengan film apa aja dan bebas juga mau 2 Dimensi atau 3 Dimensi huahahaha bener2 manteb nih voucer, ya karena memang de’ Aza pengen nonton film Minions, maka saya pilihlah film tersebut Minions 3D, ya walaupun jujur karena saya bukan maniak film maka saya juga ngak begitu mengerti tentang cerita minions yang sebelum-sebelumnya hahaha *ndeso banget yo. Setelah tiket didapat, kitapun duduk sambil ngobrol, karena jadwal tayang masih sekitar 1.5 jam, sambil melihat setting interior bioskop tersebut yang menurut saya cukup keren,  setelah ngobrol cukup lama dan bosen juga karena masih cukup sepi, akhirnya kita putuskan untuk sholat ashar terlebih dahulu, karena mau jalan-jalan didalam Mall juga ngak mungkin karena belum ada apa-apa selain para pekerja bangunan yang sibuk bekerja. Setelah bertanya pada security Mall kita dikasih tau kalau mushola terletak dilantai Basement 1, oke kita pun turun ke basemaent 1 kali ini sudah tidak lagi lewat tangga, namun naik lift, dengan ukuran yang tidak begitu besar dan hanya itulah satu-satunya lift yang bisa digunakan, setelah sampai di basement 1 kita pun mengikuti petunjuk arah menuju mushola tersebut, seperti anak pramuka sedang melakukan jelajah alam, setelah hampir tersesat akhirnya ada salah satu bapak pekerja yang baik hati memberi tahu letak mushola tersebut., dengan ukuran yang tak lebih besar dari kamar saya, setelah ambil air wudhu, ternyata didalam mushola tersebut tidak ada mukena, untung aja ada mbak-mbak yang baik hati mau meminjamkan mukena buat de’ Aza, selesai sholat sekitar 15 menit lagi film tayang, kita pun naik lagi ke lantai 3 dan langsung menuju ke pintu theater 3.  

 Ya walaupun judul dari postingan ini Minions tapi saya tidak akan membahas lebih jauh tentang isi cerita monster kecil warna kuning yang sudah mulai tayang beberapa hari yang lalu dibioskop, jika penasaran pada cerita kejahatan yang dibuat mengemaskan dan lucu langsung aja datang kebioskop, kalau mau ke bioskop baru ini ya saya sarankan bawa masker karena masih banyak sekali debunya. Sekali lagi terimakasih pada Geronimo Fm, dan juga CGV Blitz J-Walk Mall, kali aja besok mau ngasih voucer gratis lagi hehehe, terimakasih juga de’ Aza yang ude mau nemeni walaupun lagi sakit sampai ngak puasa juga hahaha.

Saturday, 27 June 2015

PESTA BUKU 50 TAHUN KOMPAS

            
    Engak tau kenapa saya menjadi tertarik untuk mengunjungi bentara budaya ketika melihat poster tentang Pesta Buku 50 Tahun Kompas yang di posting di dinding Facebook Bentara Budaya Yogyakarta, padahal sebelumnya saya belum pernah tertarik ataupun mengunjungi acara bazar buku yang sering diadakan di Kota Jogja ini, ya saya memang bukan orang gemar membaca buku, apalagi membeli buku, kemarin waktu mengerjakan tugas akhir skripsi saja sangat jarang sekali membeli buku untuk bahan referensi, lebih banyak pinjem diperpus, itupun sangat males untuk membacanya. Tapi ini entah maghnet apa yang menarik ku untuk mengunjungi acara tersebut, kalau makan-makan seperti pada pembukaan pameran jelas ngak mungkin, karena ini bulan puasa, acaranya juga ngak sampai malam.
       Ketika saya membuka twitter melihat di timeline ada foto buku kumpulan cerpen pilihan harian kompas tahun 2014 yang ikut dijual di acara Pesta Buku 50 Tahun Kompas tersebut, hal ini membuat rasa penasaran saya untuk segera mampir ke Bentara, saya penasaran dengan isi pemenang cerpen tersebut dengan judul Di Tubuh Tarra, dalam Rahim Pohon karya Faisal Oddang seorang anak muda dari Wajo, Cerpen tersebut sebelumnya pernah di bahas di Sapa Indonesia salah satu program acaranya Kompas Tv, dan juga dipentaskan oleh Papermoon Puppet pada rangkaian acara ulang tahun Kompas yang ke 50th.
Jum’at 27/6/2015 pagi, sekitar setengah sepuluh saya bangun setelah tidur sehabis sahur tadi, melihat hape ada pesan di line dari teman saya de’ Aza, sambil menghimpun nyawa saya balas line tersebut, dan ngobrol hingga tercetus mengajaknya ke bentara, pikir dia mau nonton pameran diapun bilang ayok aja, namun setelah saya kasih tau mau liat bazar buku, diapun bilang kalau ngak suka baca buku, namun okelah ngakpapa saya temeni ke bentara kata dia, sambil pamit kalau mau mandi dulu. Saya pun langsung bergegas bangkit dari tempat tidur dan menuju kamar mandi untuk cuci muka, ngak perlu mandi, mandi nya ntar sebelum sholat Jum’at skalian aja, setelah slesai cuci muka terus saya otw kedaerah jl. Magelang untuk menjemput de’ Aza.
Setelah menunggu beberapa saat de’ Aza pun keluar, kamipun langsung meluncur ke bentara, sampai disana niatnya sih cuma mau membeli buku tentang kumpulan cerpen pilihan kompas tadi, ya maklum selama ini saya hanya bisa melihat ilustrasinya saja ketika di pamerkan di bentara dan belum pernah sama sekali membaca cerpen-cerpennya, namun ketika sampai didalam sayapun menjadi kalap ketika melihat beberapa judul buku yang cukup menarik bagi saya, salah satunya buku Pak Beye, ada tiga judul Pak Beye dan Politiknya, Pak Beye dan Kerabatnya, serta Pak Beye dan Keluarganya karangan Wisnu Nugroho, saya bukanya tertarik dengan sosok pak SBY sebagai mantan Presiden RI, tapi saya penasaran dengan penulisnya yaitu mas Wisnu Nugroho, saya tau beliau ketika ada acara Kompas Kampus di UGM beberapa bulan yang lalu, ketika itu mas @beginu menjadi salah satu pembicaranya, dan menurut saya pemaparan beliau ketika menjadi seorang pembicara sangat menarik sehingga saya ingin melihat bagaimana tulisan mas Wisnu tentang pak beye tersebut.
Karena tujuan awal saya untuk membeli kumpulan cerpen pilihan kompas, maka saya cuma ambil bukunya mas Wisnu yang berjudul Pak Beye dan Politiknya, setelah dapat 2 buku itu justru menambah keinginan saya untuk membeli buku lagi, akhirnya buku tentang Jejak Pembaharuan Sosial dan Kemanusiaan KH. Ahmad Dahlan, trus Hamba Sebut Paduka Ramadewa, dan kalimat Jurnalistik menjadi buku penutup yang saya pilih. Setelah membayar ternyata masih dapat bonus satu buku lagi tentang biografi Matori Abdul Djalil. Setelah selesai membeli buku kamipun bergegas untuk kembali pulang karena waktu yang semakin mempet dengan waktu sholat Jum’at.

Setelah sampai rumah masih saja terngiang tentang bukunya mas wisnu tadi, walaupun yang saya beli tadi juga belum sempet saya buka dan saya baca, namun tetap saja rasanya menganjal dihati pengen beli dua bukunya lagi. Akhirnya Sabtu 27/6/2015 pagi setelah nyervice motor, saya kembali kebentara budaya untuk membeli buku Pak Beye dan Kerabatnya serta Pak Beye dan Keluarganya, pikir saya kapan lagi dapet murah kayak gini, duit habis ngakpapa toh ntar juga ada pemasukan lagi, namun sampai bentara saya kalap lagi, niat awal Cuma mau beli 2 buku malah jadinya dapet 5 buku plus 1 buku bonus. Ini adalah pengeluaran terbesar saya selama ini dalam membeli buku, tapi ya ngakpapa karena saya yakin nilai ilmu yang terkandung dalam buku tersebut lebih jauh bernilai dari pada rupiah yang saya keluarkan untuk membeli buku tersebut, untuk kalian yang ingin membeli buku-buku berkualitas dengan harga murah besok Ahad 28/6/2015 adalah hari terakhir Pesta Buku 50 Tahun Kompas di Bentara Budaya Yogyakarta, Jl. Suroto Kotabaru.    

Tuesday, 23 June 2015

Museum Kereta Api Ambarawa & Cimory on the Valley

            Halo sob gimana puasanya? Masih lancarkan to? Alhamdulillah kalau masih lancar, berhubung diawal puasa ini belum sempet mbolang saya mau cerita tentang perjalanan saya beberapa bulan yang lalu ke sebuah museum di Ambarawa ya itung-itung bisa buat referensi liburan lebaran besok baik liburan sama keluarga atau pacar kamu sob, kira-kira sudah tau tempat yang mau saya ceritakan? Mesti tau lah orang udah baca judulnya hahaha…iya saya mau menceritakan kunjungan saya ke Museum Kereta Api Ambarawa dan Cimory On The Valley.
Oke yang pertama saya mau cerita tentang Museum Kereta Api Ambarawa, sebenarnya keinginan untuk mengunjungi museum tersebut sudah cukup lama, namun karena kesibukan saya maka belum terlaksana kunjungan tersebut, hingga akhirnya pada suatu hari sekitar tiga bulan yang lalu ada waktu luang dan ada teman yang mau nemeni juga untuk mengunjungi museum tersebut, oke tanpa babibu hampir jam 1 siang saya baru berangkat dari rumah, menuju Ambarawa pikir saya perjalanan dari rumah menuju Ambarawa paling juga cuma 2 Jam jadi sampai sana belum terlalu sorelah, menyusuri jalan Jogja Magelang yang cukup lenggang siang itu, dan kurang lebih 1 Jam saya sudah sampai di Kota Magelang, dan setelah melewati Kota Magelang rintik hujan mulai turun, akhirnya saya pun menepi untuk memakai mantol, dan kami lanjutkan lagi perjalanan, ternyata semakin keutara hujan turun semakin deras dan jarak pandang juga terbatas karena saking derasnya hujan, namun kalau mau menepi untuk berteduh juga tanggung, maka hujan badaipun tak menghalangi laju kami walapun kami sempat keluar dari aspal dan hampir terjatuh namun alhamdulillah saya masih bisa mengendalikan motor dan kamipun selamat.
Setelah melewati hujan badai dan jalan yang berlubang akhirnya kita sampai di Ambarawa, dipertigaan Museum Palagan Ambarawa kita ambil kanan menuju arah Lapangan Panglima Besar Jenderal Sudirman, karena ini kunjungan pertama saya maka saya pun sempat tersesat, dan sempat beberapa kali tanya, dan ternyata letak museum tersebut sebelum Lapangan Panglima Besar Jenderal Sudirman, tepat sebelum rel Kereta Api, Museum berada di sisi kanan jalan. Setelah memarkir kendaraan diseberang jalan, dan membeli tiket masuk sebesar Rp. 10.000 kami masuk ke museum tersebut. Rintik hujan masih terasa walaupun ngak sederas waktu dijalan tadi, saat saya berkunjung kesana museum tersebut sedang dalam masa renovasi, dan cukup sepi, maklum pas weekday dan juga sudah sore plus hujan pula, hanya orang selo yang mau mengunjungi museum pada keadaan seperti itu hahaha.
Bangunan utama Museum Kereta Api Ambarawa yang didirikan tahun 1873
Setelah melewati bangunan utama yang dijadikan pintu masuk tadi, kita menuju ke barat *kalau ngak salah arah, menuju bangunan utama museum yang juga dahulu menjadi Stasiun Ambarawa, sampai sekarangpun masih berfungsi sebagai stasiun karena masih ada kereta api wisata yang beroperasi di stasiun tersebut. Selain terdapat puluhan Lokomotif Uap Tua di museum ini juga menyimpan berbagai benda yang berhubungan dengan kereta api, seperti potongan rel bergerigi, nah kalau tidak salah di Dunia ini tinggal ada dua kereta api dengan rel bergerigi yang masih berfungsi, salah satunya ya yang ada di Ambarawa ini. Museum kereta api Ambarawa ini juga sering dipakai buat shooting film yang mengambil setting jaman dahulu, salah satunya dalam adegan Film Sang Pencerah ketika KH Ahmad Dahlan mau naik Haji.
Selain menyuguhkan koleksi benda-benda bersejarah, museum ini juga menyuguhkan pemandangan yang cukup indah, disisi selatan nampak Gunung Telomoyo, sepertinya pemandangan ketika menaiki kereta wisata dari stasiun tersebut akan jauh lebih menarik lagi, namun sayang waktu itu kereta wisata sedang tidak beroperasi, jadi ya hanya bisa foto-foto doang, eh baru asik foto-foto ternyata batre kamera saya Lowbatt, ya inilah efek negatif dari bepergian tanpa perencanaan yang matang *tepok jidat, alhasil sebagian hasil foto hanya mengandalkan kamera yang ada di Hape, setelah puas berfoto-foto dan juga waktu masuk sudah dikasih pesan sama pak satpam bahwa museum tutup jam 4 sore maka saya pun bergegas untuk keluar dari muesum tersebut dan melanjutkan ke tujuan selanjutnya.
Cimory On the Valley, ya setalah puas mengobati rasa penasaran saya tentang Museum Kereta Api Ambarawa saya melanjutkan perjalanan saya menuju daerah Bawen, Ungaran, Jawa tengah. Tujuan saya ini untuk mengisi perut karena memang sudah lapar, maka saya putuskan untuk mampir ke Cimory On the Valley, sebuah rumah makan berkonsep peternakan sapi yang terletak persis di tepi jalan Semarang-Bawen, ya memang sebelumnya saya sudah sempet baca-baca blog yang ngomongin tentang Cimory tersebut. Sampai di cimory saya pun langsung menuju ke restonya karena memang sudah lapar, melihat daftar menunya ya kebanyakan dari daging sapi ya, dengan harga yan cukup lumayan, berhubung lapar saya pesan nasi goreng, selain mengenyangkan juga dapet buat anget-anget weteng, porsi nya juga lumayan banyak, jadi cocoklah, maklum untuk balik ke Jogja jarak tempuhnya juga masih jauh, untuk minumnya pesen apa yawaktu itu lupa namanya tapi masih inget rasanya sob, yummy banget hahaha
ini nih, lupa namanya, tapi masih inget rasanya hahaha...
Cimory ini selain makanannya lumayan enak, dengan harga ya masih cukup terjangkaulah kalau di awal bulan, tempatnya juga assik, selain resto, terdapat juga minimarket yang menjual produknya cimory, selain itu juga terdapat beberapa sapi perah, walaupun saya tidak sempet kebawah untuk nonton tu sapi, Cuma liat patungnya doang hehehe…setelah selesai makan dan melihat-lihat taman di Cimory saya kembali melanjutkan perjalanan menuju ke Jogja, untuk rute pulang ini saya mencoba jalur baru yang sebelumnya saya juga belum pernah melewati, berbekal dengan GPS yang ada dihape, saya mencoba melewati jalur arah ke Salatiga-Kopeng-Magelang. Memang tepat kalau menjadi jalur alternatif, karena jalannya cukup legang tidak banyak truk pasir, view pemandangannya juga cukup cerah namun sampai di daerah kopeng cukup membuat badan mengigil karena memang sudah gelap dan sayapun tidak memakai jaket yang cukup tebal, dan akhirnya hampir jam delapan sayapun sampai rumah dengan selamat, sebuah perjalanan dadakan yang cukup menyenangkan, bisa jadi pertimbangan atau referensi untuk mengisi libur lebaran mu esok hari, selain mengunjungi kedua objek wisata tersebut kalian juga bisa mengunjungi, Benteng Ford William 1, Kampung Apung di Rawa Pening, atau bisa juga ke Bandungan, Candi Gedong Songo, dan Juga Umbul Sido Mukti, untuk rute pulang melewati Salatiga nanti bisa mampir di Kopeng, atau gardu pandang Ketep Pass, selamat mencoba, dan selamat berpetualang sob :)

statistics

dwitoro

sebagian kecil cerita hidup saya

Subscribe

Recent

Comment

Gallery

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Follow us on FaceBook

About

Powered by Blogger.

Popular Posts